Petani Kapuas Manfaatkan Lahan Rawa untuk Embung
A
A
A
JAKARTA - Lahan rawa harus bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat untuk pertanian. Salah satunya di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, embung dan saluran irigasi tersier sangat diharapkan.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) setiap tahunnya mempersiapkan sarana pembangunan embung pertanian dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT).
Direktur Jenderal PSP Kementan, Sarwo Edhy, mengungkapkan selama tahun 2018, Ditjen PSP membangun 399 unit embung pertanian dan 134.475 hektar jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi.
"Dearah yang ingin membangun embung atau irigasi tersier, silakan ajukan ke Ditjen PSP. Bisa melalui Dinas Pertanian di wilayahnya masing-masing," ujar Sarwo Edhy, dalam keterangannya, Senin (11/3/2019).
Kasubdit Iklim Konservasi Air dan Lingkungan Hidup, Ditjen PSP, Andi Halu mengatakan, embung yang dibangun di lahan rawa di Desa Sei Asem, Kapuas Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah dapat meningkatkan indeks pertanaman padi. Embung ini dibangun oleh Kelompok Tani Berkat Sepakat.
"Embung yang dibangun ini dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali tanam dalam setahun menjadi dua kali tanam. Sebab embung dimanfaatkan saat musim kemarau," ujar Andi Halu.
Dia menjelaskan, air dari embung selain dimanfaatkan untuk pertanaman, juga membantu proses pencucian untuk mengurangi kadar kemasaman tanah sehingga dapat meningkatkan produktivitas padi.
Dia mengapresiasi embung yang sudah dibangun dirasakan manfaatnya di Kabupaten Kapuas. Tinggal, bagaimana masyarakat dan pengelola embung bisa merawat infrastruktur air ini agar bisa semakin optimal dalam pemanfaatannya untuk pertanian.
"Adanya embung terbukti bisa meningkatan produksi. Tolong infrastruktur ini dijaga bersama demi kesejahteraan petani," tuturnya.
Luas lahan sawah Desa Sei Asem seluruhnya 40 hektar. Sebagian lahan di tanami varietas lokal Siam Unus Lantik dan sebagian di tanami dengan varietas IPB 7R.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) setiap tahunnya mempersiapkan sarana pembangunan embung pertanian dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT).
Direktur Jenderal PSP Kementan, Sarwo Edhy, mengungkapkan selama tahun 2018, Ditjen PSP membangun 399 unit embung pertanian dan 134.475 hektar jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi.
"Dearah yang ingin membangun embung atau irigasi tersier, silakan ajukan ke Ditjen PSP. Bisa melalui Dinas Pertanian di wilayahnya masing-masing," ujar Sarwo Edhy, dalam keterangannya, Senin (11/3/2019).
Kasubdit Iklim Konservasi Air dan Lingkungan Hidup, Ditjen PSP, Andi Halu mengatakan, embung yang dibangun di lahan rawa di Desa Sei Asem, Kapuas Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah dapat meningkatkan indeks pertanaman padi. Embung ini dibangun oleh Kelompok Tani Berkat Sepakat.
"Embung yang dibangun ini dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali tanam dalam setahun menjadi dua kali tanam. Sebab embung dimanfaatkan saat musim kemarau," ujar Andi Halu.
Dia menjelaskan, air dari embung selain dimanfaatkan untuk pertanaman, juga membantu proses pencucian untuk mengurangi kadar kemasaman tanah sehingga dapat meningkatkan produktivitas padi.
Dia mengapresiasi embung yang sudah dibangun dirasakan manfaatnya di Kabupaten Kapuas. Tinggal, bagaimana masyarakat dan pengelola embung bisa merawat infrastruktur air ini agar bisa semakin optimal dalam pemanfaatannya untuk pertanian.
"Adanya embung terbukti bisa meningkatan produksi. Tolong infrastruktur ini dijaga bersama demi kesejahteraan petani," tuturnya.
Luas lahan sawah Desa Sei Asem seluruhnya 40 hektar. Sebagian lahan di tanami varietas lokal Siam Unus Lantik dan sebagian di tanami dengan varietas IPB 7R.
(ven)