Pembangunan Bandara Purbalingga Ditargetkan Rampung April 2020
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan pembangunan tahap pertama Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, selesai pada April 2020. "Administrasi akan kita selesaikan. Insha Allah pada April 2020 akan selesai, baik itu terminal maupun landasannya" ucap Menhub Budi Karya di Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Bandara Jenderal Besar Soedirman tahap pertama yang dibangun oleh PT Angkasa Pura II ini akan memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 1.600 meter yang bisa didarati pesawat jenis twin propeller seperti ATR 72-600, apron seluas 6.432 m2, taxiway 165 x 18 meter dan luas terminal 3.600 m2 yang mampu menampung kapasitas hingga 300.000 penumpang per tahunnya.
Kedepannya, runway bandara tersebut rencananya akan dikembangkan hingga 2.400 meter dan lebar 45 meter, yang bisa didarati oleh pesawat yang lebih besar seperti jenis Boeing 737. "Untuk pembebasan lahan sudah clear. Adanya bandara baru ini akan mempermudah masyarakat menuju daerah Purbalingga, Purwokerto dan sekitarnya. Tentunya itu akan meningkat konektivitas dan perekonomian di wilayah sekitar," ujarnya.
Budi menilai wilayah Purbalingga mempunyai potensi industri yang bagus. Untuk itu, dengan adanya bandara baru dapat meningkatkan potensi industri tersebut. Salah satunya industri bulu mata palsu yang merupakan terbesar kedua di dunia. Diharapkan adanya bandara ini, investasi dan industri di bidang lain juga akan bisa berkembang dengan cepat.
"Di sini ada industri yang bekerjasama dengam Korea seperti wig dan bulu mata. Itu yang saya minta kepada pemerintah daerah untuk segera dikembangkan sehingga nanti investasi dari investor lebih mudah untuk datang kesini," katanya.
Pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, dimulai saat Presiden Jokowi melakukan peninjauan di Kabupaten Purbalingga, pada April 2018. Bandara yang memiliki luas lahan sekitar 115 hektar tersebut, awalnya adalah Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba. Namun, sesuai Instruksi Presiden, awal 2016, statusnya berubah menjadi bandara yang melayani penerbangan sipil (komersial).
Nama "Jenderal Besar Soedirman" untuk bandara itu sendiri merupakan usul dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga kepada TNI Angkatan Udara. Sebab, Panglima Besar Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga.
Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun dalam rangka mempercepat pertumbuhan perekonomian, perdagangan, dan pariwisata serta melayani dan mempermudah aksesibilitas masyarakat di wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian barat, yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Tegal, dan Pemalang.
Bandara Jenderal Besar Soedirman tahap pertama yang dibangun oleh PT Angkasa Pura II ini akan memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 1.600 meter yang bisa didarati pesawat jenis twin propeller seperti ATR 72-600, apron seluas 6.432 m2, taxiway 165 x 18 meter dan luas terminal 3.600 m2 yang mampu menampung kapasitas hingga 300.000 penumpang per tahunnya.
Kedepannya, runway bandara tersebut rencananya akan dikembangkan hingga 2.400 meter dan lebar 45 meter, yang bisa didarati oleh pesawat yang lebih besar seperti jenis Boeing 737. "Untuk pembebasan lahan sudah clear. Adanya bandara baru ini akan mempermudah masyarakat menuju daerah Purbalingga, Purwokerto dan sekitarnya. Tentunya itu akan meningkat konektivitas dan perekonomian di wilayah sekitar," ujarnya.
Budi menilai wilayah Purbalingga mempunyai potensi industri yang bagus. Untuk itu, dengan adanya bandara baru dapat meningkatkan potensi industri tersebut. Salah satunya industri bulu mata palsu yang merupakan terbesar kedua di dunia. Diharapkan adanya bandara ini, investasi dan industri di bidang lain juga akan bisa berkembang dengan cepat.
"Di sini ada industri yang bekerjasama dengam Korea seperti wig dan bulu mata. Itu yang saya minta kepada pemerintah daerah untuk segera dikembangkan sehingga nanti investasi dari investor lebih mudah untuk datang kesini," katanya.
Pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga, dimulai saat Presiden Jokowi melakukan peninjauan di Kabupaten Purbalingga, pada April 2018. Bandara yang memiliki luas lahan sekitar 115 hektar tersebut, awalnya adalah Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba. Namun, sesuai Instruksi Presiden, awal 2016, statusnya berubah menjadi bandara yang melayani penerbangan sipil (komersial).
Nama "Jenderal Besar Soedirman" untuk bandara itu sendiri merupakan usul dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga kepada TNI Angkatan Udara. Sebab, Panglima Besar Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga.
Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun dalam rangka mempercepat pertumbuhan perekonomian, perdagangan, dan pariwisata serta melayani dan mempermudah aksesibilitas masyarakat di wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian barat, yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Tegal, dan Pemalang.
(ven)