Eco City Konsep Kota Unggulan
A
A
A
SEBUAH kota dan peradaban akan selalu berkaitan satu sama lain. Perkembangan yang pesat di berbagai sektor memunculkan pertanyaan bagaimana mewujudkan sebuah kota yang layak huni dan menyenangkan.
Selain itu, juga ramah terhadap penghuninya dan tentu menghadirkan lingkungan yang sehat. Gaya hidup ramah lingkungan (eco living) bukan hanya menjadi tren baru di dunia. Akan tetapi, gaya hidup ini sudah menjadi kebutuhan lantaran diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup. Bagi masyarakat urban, eco living adalah pilihan utama sebagai aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan keberlanjutan.
Di sisi lain, mereka juga menerima manfaat karena dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan bisa mencegah paparan polusi yang semakin meningkat. Praktisi Lingkungan dari Inner Cicrcle Management, Kadek Biantara menjelaskan, konsep eco living bisa diwujudkan melalui desain yang mengutamakan keseimbangan alam dan lingkungan.
“Tak kalah pentingnya adalah dalam pengelolaan sampah menganut konsep 4R, yaitu reuse, reduce, recycle dan replant. Konsep tersebut diterapkan bersama-sama dengan 4G, yaitu green city, green waste, green water, dan green energy,” ungkapnya.
Eco City atau biasa disebut dengan Green City merupakan konsep yang menawarkan kota sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Konsep ini mengajarkan untuk kembali ke alam dan menghemat energi, mendorong kota menghadirkan ruang terbuka hijau sebanyak mungkin, serta manajemen kota yang seimbang pada aspek lingkungan, ekonomi, sumber daya alam, dan manusianya sendiri. Eco City tak sekadar memperluas ruang hijau dan efisien akan energi, tetapi perilaku manusia di dalamnya juga menjadi perhatian.
Konsep ini memang rentan menghadapi tantangan sosial, dengan kebutuhan minimal ruang hijau sebesar tiga puluh persen, tentu ini berbenturan dengan pertumbuhan penduduk di masa kini sehingga menyebabkan sempitnya daerah urban.
Tokyo misalnya, menjadi salah satu contoh kota yang berhasil menerapkan konsep Eco City. Itu terlihat karena perilaku warganya yang propenghematan dan bahkan pengurangan emisi. Warga Tokyo mengganti alat transportasi mobil pribadi dengan sepeda atau melakukan car pooling. Namun, dengan kesadaran ingin mengembangkan tempat hidup yang nyaman berwawasan Eco City, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakatnya saling bahu membahu mewujudkannya.
Sebuah kerja bersama yang berbuah manis. Dengan konsep Eco City ini taraf hidup masyarakat perkotaan bisa meningkat. Seperti Singapura dengan konsep Garden City-nya, bahkan bukan hanya warganya yang lebih bahagia. Konsep Eco City sudah seharusnya diterapkan di berbagai kota di Indonesia, selain konsep Smart City dan Techno City yang relevan dengan perkembangan teknologi saat ini. Pengembangan Eco City kini menjadi perhatian banyak kalangan. Pabrikan mobil Toyota misalnya, mengembangkan kawasan Eco City.
Di dalamnya ada smart house mengacu pada rumah yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan energi dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengontrol peralatan yang digunakan sehingga menghasilkan energi.
Tak hanya itu, menggunakan Sistem Manajemen Energi Rumah memungkinkan penghuni memantau penggunaan energi di rumah dan melakukan optimalisasi pemanfaatan energi dengan mengintegrasikan berbagai jenis peralatan yang dipasang di rumah ke dalam jaringan teknologi informasi. Bahkan, tersedia pula stop kontak di dinding rumah untuk mengisi baterai mobil Plug In Hybrid.
Di beberapa kota yang dikembangkan perusahaan asal Jepang itu, kawasan didesain untuk penggunaan kendaraan berbahan bakar nonfosil. Kawasan Ecoful Town juga dilengkapi dengan Sistem Transportasi Cerdas. Sistem baru ini dirancang untuk menyelesaikan masalah lalu lintas jalan, termasuk kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas dengan menghubungkan orang, jalan, dan kendaraan melalui teknologi informasi terkini. Toyota Ecoful Town memberikan pengalaman langsung dari teknologi paling maju yang ditenagai oleh energi foto voltaik surya dan rendah karbon.
Bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pengembang teknologi lingkungan mutakhir, Toyota telah berupaya mempromosikan masyarakat rendah karbon yang berkelanjutan melalui beberapa proyek. Selain menyediakan teknologi rumah pintar dan Sistem Manajemen Data Energi, Toyota Ecoful Town juga menyediakan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen untuk kendaraan sel bahan bakar dan layanan berbagi mobil untuk EV kecil.
Saat ini 35 bisnis dan organisasi swasta berpartisipasi dalam proyek ini sehingga diharapkan generasi kota dan komunitas cerdas berikutnya akan datang dari teknologi dan produk inovatif yang dikembangkan ini. (Anton C)
Selain itu, juga ramah terhadap penghuninya dan tentu menghadirkan lingkungan yang sehat. Gaya hidup ramah lingkungan (eco living) bukan hanya menjadi tren baru di dunia. Akan tetapi, gaya hidup ini sudah menjadi kebutuhan lantaran diyakini mampu meningkatkan kualitas hidup. Bagi masyarakat urban, eco living adalah pilihan utama sebagai aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan keberlanjutan.
Di sisi lain, mereka juga menerima manfaat karena dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan bisa mencegah paparan polusi yang semakin meningkat. Praktisi Lingkungan dari Inner Cicrcle Management, Kadek Biantara menjelaskan, konsep eco living bisa diwujudkan melalui desain yang mengutamakan keseimbangan alam dan lingkungan.
“Tak kalah pentingnya adalah dalam pengelolaan sampah menganut konsep 4R, yaitu reuse, reduce, recycle dan replant. Konsep tersebut diterapkan bersama-sama dengan 4G, yaitu green city, green waste, green water, dan green energy,” ungkapnya.
Eco City atau biasa disebut dengan Green City merupakan konsep yang menawarkan kota sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Konsep ini mengajarkan untuk kembali ke alam dan menghemat energi, mendorong kota menghadirkan ruang terbuka hijau sebanyak mungkin, serta manajemen kota yang seimbang pada aspek lingkungan, ekonomi, sumber daya alam, dan manusianya sendiri. Eco City tak sekadar memperluas ruang hijau dan efisien akan energi, tetapi perilaku manusia di dalamnya juga menjadi perhatian.
Konsep ini memang rentan menghadapi tantangan sosial, dengan kebutuhan minimal ruang hijau sebesar tiga puluh persen, tentu ini berbenturan dengan pertumbuhan penduduk di masa kini sehingga menyebabkan sempitnya daerah urban.
Tokyo misalnya, menjadi salah satu contoh kota yang berhasil menerapkan konsep Eco City. Itu terlihat karena perilaku warganya yang propenghematan dan bahkan pengurangan emisi. Warga Tokyo mengganti alat transportasi mobil pribadi dengan sepeda atau melakukan car pooling. Namun, dengan kesadaran ingin mengembangkan tempat hidup yang nyaman berwawasan Eco City, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakatnya saling bahu membahu mewujudkannya.
Sebuah kerja bersama yang berbuah manis. Dengan konsep Eco City ini taraf hidup masyarakat perkotaan bisa meningkat. Seperti Singapura dengan konsep Garden City-nya, bahkan bukan hanya warganya yang lebih bahagia. Konsep Eco City sudah seharusnya diterapkan di berbagai kota di Indonesia, selain konsep Smart City dan Techno City yang relevan dengan perkembangan teknologi saat ini. Pengembangan Eco City kini menjadi perhatian banyak kalangan. Pabrikan mobil Toyota misalnya, mengembangkan kawasan Eco City.
Di dalamnya ada smart house mengacu pada rumah yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan energi dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengontrol peralatan yang digunakan sehingga menghasilkan energi.
Tak hanya itu, menggunakan Sistem Manajemen Energi Rumah memungkinkan penghuni memantau penggunaan energi di rumah dan melakukan optimalisasi pemanfaatan energi dengan mengintegrasikan berbagai jenis peralatan yang dipasang di rumah ke dalam jaringan teknologi informasi. Bahkan, tersedia pula stop kontak di dinding rumah untuk mengisi baterai mobil Plug In Hybrid.
Di beberapa kota yang dikembangkan perusahaan asal Jepang itu, kawasan didesain untuk penggunaan kendaraan berbahan bakar nonfosil. Kawasan Ecoful Town juga dilengkapi dengan Sistem Transportasi Cerdas. Sistem baru ini dirancang untuk menyelesaikan masalah lalu lintas jalan, termasuk kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas dengan menghubungkan orang, jalan, dan kendaraan melalui teknologi informasi terkini. Toyota Ecoful Town memberikan pengalaman langsung dari teknologi paling maju yang ditenagai oleh energi foto voltaik surya dan rendah karbon.
Bekerja sama dengan masyarakat lokal dan pengembang teknologi lingkungan mutakhir, Toyota telah berupaya mempromosikan masyarakat rendah karbon yang berkelanjutan melalui beberapa proyek. Selain menyediakan teknologi rumah pintar dan Sistem Manajemen Data Energi, Toyota Ecoful Town juga menyediakan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen untuk kendaraan sel bahan bakar dan layanan berbagi mobil untuk EV kecil.
Saat ini 35 bisnis dan organisasi swasta berpartisipasi dalam proyek ini sehingga diharapkan generasi kota dan komunitas cerdas berikutnya akan datang dari teknologi dan produk inovatif yang dikembangkan ini. (Anton C)
(nfl)