Terapkan Coal Switching, PJB Paiton Bersaing dengan PLTU Baru

Minggu, 24 Maret 2019 - 14:03 WIB
Terapkan Coal Switching, PJB Paiton Bersaing dengan PLTU Baru
Terapkan Coal Switching, PJB Paiton Bersaing dengan PLTU Baru
A A A
PROBOLINGGO - Kendati telah berusia seperempat abad, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Unit 1 dan 2 yang dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton (PJB Paiton) tetap mampu bersaing dengan pembangkit-pembangkit baru berteknologi terkini.

Pembangkit yang berlokasi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tersebut mengembangkan inovasi menurunkan kalori batu bara (coal switching) hingga mampu memproduksi listrik yang lebih murah namun tetap ramah lingkungan.

"Kita melakukan inovasi dan improvement sehingga daya saing tetap tinggi meski pada usia yang sudah 25 tahun ini," ungkap General Manager PJB Unit Pembangkitan Paiton 1-2 Mustofa Abdillah di acara redaktur media gathering di PLTU Paiton, Probolinggo, Jatim, akhir pekan ini.

Mustofa mengatakan, inovasi dan perbaikan yang dilakukan berfokus pada upaya menekan biaya pembangkitan listrik sehingga nilai rupiah per kWh dari pembangkit tersebut lebih murah. Inovasi coal switching yang dilakukan PJB Paiton sejak tahun 2017 hingga saat ini terbukti sukses menekan biaya operasi.

Biaya bahan bakar tercatat merupakan komponen terbesar dalam biaya pokok pembangkitan (BPP), yakni mencapai 70%. Sedangkan bauran energi yang digunakan sistem jawa bali adalah batu bara sebesar 65%. PLTU Paiton 1-2 merupakan salah satu unit PJB diharapkan berkontribusi terhadap penurunan BPP sistem Jawa-Bali.

PLTU Paiton 1-2 berkapasitas 2 x 400 MW yang berteknologi super critical didesain menggunakan bahan bakar batu bara berkalori medium-tinggi (medium/high rank coal) 5.100 kcal sampai 6.300 kcal. Namun, seiring tingginya harga batu bara berkalori tinggi, PJB Paiton berinovasi mengubah konsumsi batu bara dari kalori tinggi ke kalori rendah (low rank coal) berkalori 4.500 kcal.

Perubahan itu bisa diterapkan dengan mengoperasikan seluruh atau lima mesin penggiling batu bara (mill) di pembangkit tersebut. Umumnya, dari 5 mill, hanya 4 yang dioperasikan sehingga ada cadangan untuk mengantisipasi jika terjadi gangguan.
Dengan mengoperasikan seluruh penggilingan batu baranya, PJB Paiton pun mengadopsi metode prediktif dan preventif dalam perawatan mesin pembangkit, khususnya pada mesin penggiling batu bara. Satu mesin penggiling diistirahatkan pada akhir pekan saat beban pembangkit turun. Berkat metode tersebut, hingga saat ini tidak ada kendala yang mengganggu operasi pembangkit.
Mustofa mengatakan, di usianya yang telah 25 tahun, PLTU Paiton unit 1-2 menjadi salah satu pembangkit dengan tingkat gangguan terendah. "Pada tahun 2018 lalu, tingkat gangguan tercatat hanya 1,33% atau hanya terjadi selama tujuh hari dalam setahun," tuturnya.

Bukan hanya tidak mengganggu keandalan unit pembangkit, inovasi yang dilakukan terbukti juga tak mengganggu lingkungan. Emisi gas buang dari pembangkit ini pun tetap terkendali atau lebih rendah dari baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Komitmen dan keberhasilan PJB Paiton menjaga lingkungan sekitar dibuktikan dengan suksesnya meraih dua PROPER emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2017 dan 2018.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6644 seconds (0.1#10.140)