Harga Minyak Menanjak Dipicu Sanksi Iran dan Penutupan Venezuela
A
A
A
TOKYO - Harga minyak hari ini naik ke level tertinggi baru untuk tahun ini dipicu sentimen pernyataan seorang pejabat AS bahwa Washington mempertimbangkan lebih banyak sanksi terhadap Iran. Terhentinya operasi di terminal ekspor utama Venezuela ikut mendongkrak harga minyak.
Harga minyak juga didukung oleh survei Reuters yang menunjukkan pasokan minyak OPEC merosot ke level terendah empat tahun terkahir pada bulan Maret lalu, serta data positif dari ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.
Pada perdagangan hari ini minyak mentah Brent naik USD26 sen, atau 0,4% menjadi USD69,27 per barel, setelah sebelumnya menyentuh USD69,29 yang menjadi level tertinggi baru untuk 2019.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) berjangka AS naik USD28 sen atau 0,5% menjadi USD61,87 per barel, sebelumnya mencapai USD61,89 yang juga level tertinggi baru untuk 2019. Tercatat, WTI ditutup naik 2,4% pada hari Senin (1/4) lalu.
Seorang pejabat senior pada pemerintahan Trump mengatakan bahwa Washington mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Iran, yang akan menargetkan wilayah ekonomi yang belum pernah terkena sanksi sebelumnya.
Pejabat itu juga menyarankan bahwa AS mungkin tidak memperpanjang keringanan dari sanksi terhadap ekspor minyak Iran ke kelompok delapan importir yang berakhir bulan depan. "Itu, saya pikir, adalah tujuan kita," kata pejabat itu Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/4/2019).
Sementara, terminal ekspor minyak mentah Jose Venezuela telah menghentikan operasinya karena kurangnya pasokan listrik. Kemudian, pemangkasan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantu menyebabkan pasokan kelompok ke level terendah empat tahun pada bulan Maret.
Eksportir terbesar dunia, Arab Saudi, mengirim lebih banyak pada pakta pemotongan pasokan kelompok itu sementara output Venezuela turun lebih jauh karena sanksi AS dan pemadaman listrik sebelumnya.
Pasar di awal pekan ini juga menguat setelah angka ekonomi optimis dari AS dan China meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Harga minyak juga didukung oleh survei Reuters yang menunjukkan pasokan minyak OPEC merosot ke level terendah empat tahun terkahir pada bulan Maret lalu, serta data positif dari ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.
Pada perdagangan hari ini minyak mentah Brent naik USD26 sen, atau 0,4% menjadi USD69,27 per barel, setelah sebelumnya menyentuh USD69,29 yang menjadi level tertinggi baru untuk 2019.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) berjangka AS naik USD28 sen atau 0,5% menjadi USD61,87 per barel, sebelumnya mencapai USD61,89 yang juga level tertinggi baru untuk 2019. Tercatat, WTI ditutup naik 2,4% pada hari Senin (1/4) lalu.
Seorang pejabat senior pada pemerintahan Trump mengatakan bahwa Washington mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Iran, yang akan menargetkan wilayah ekonomi yang belum pernah terkena sanksi sebelumnya.
Pejabat itu juga menyarankan bahwa AS mungkin tidak memperpanjang keringanan dari sanksi terhadap ekspor minyak Iran ke kelompok delapan importir yang berakhir bulan depan. "Itu, saya pikir, adalah tujuan kita," kata pejabat itu Seperti dilansir Reuters, Selasa (2/4/2019).
Sementara, terminal ekspor minyak mentah Jose Venezuela telah menghentikan operasinya karena kurangnya pasokan listrik. Kemudian, pemangkasan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantu menyebabkan pasokan kelompok ke level terendah empat tahun pada bulan Maret.
Eksportir terbesar dunia, Arab Saudi, mengirim lebih banyak pada pakta pemotongan pasokan kelompok itu sementara output Venezuela turun lebih jauh karena sanksi AS dan pemadaman listrik sebelumnya.
Pasar di awal pekan ini juga menguat setelah angka ekonomi optimis dari AS dan China meredakan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
(fjo)