Petani Cabai Ciwidey Terapkan Teknologi Solar Dryer Dome

Jum'at, 12 April 2019 - 01:13 WIB
Petani Cabai Ciwidey Terapkan Teknologi Solar Dryer Dome
Petani Cabai Ciwidey Terapkan Teknologi Solar Dryer Dome
A A A
BANDUNG - Pengembangan kawasan pertanian cabai terus dilakukan terutama pada sentra-sentra produksi utama yaitu di Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka dan Sukabumi. Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat telah memfasilitasi pembangunan Solar Dryer Dome (SDD) atau teknologi pengering cabai menggunakan cahaya matahari kepada Kelompok Tani Hataki di Desa Cobodas Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.

"Produksi cabai di Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan dari 2015 sebanyak 353.498 menjadi 409.221 ton pada 2017. Sejalan dengan pengembangan kawasan di kawasan tersebut juga dikembangkan olahan cabai untuk meningkatkan nilai tambah," ujar Kasi PPHH Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Cakrawati.

Keberhasilan pembangunan ini merupakan berkat kerja sama yang baik antara Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dengan Kelompok tani penerima. "Kerja sama ini juga disertai motivasi dan komitmen petani cabai yang tinggi. Kelompok tani ini sudah lama mendambakan teknologi SDD ini," tambah Cakrawati.

Teknologi SDD merupakan salah satu solusi pengeringan tradisional menggunakan sinar matahari. Keuntungannya, dapat mempersingkat waktu pengeringan cabai yang biasanya delapan hari menggunakan oven, menjadi empat hari menggunakan SDD.

Keuntungan lainnya, lanjut Cakrawati, produk menjadi lebih bersih, higienis, kualitas produksi jauh lebih baik dalam mempertahankan warna, kulit, dan rasa aslinya. Media ini memiliki suhu 60 C dan jumlah kapasitas pengeringan yang besar yaitu sampai 800 kg. Teknologi SDD untuk petani cabai Bandung merupakan langkah awal penerapan teknologi pengeringan cabai di Indonesia.

"Keberadaan teknologi pengering cabai ini menjadi solusi buat petani cabai pada saat panen raya dan harga cabai murah sehingga dapat dilakukan pengeringan secara dini dapat disimpan waktu lama," ucap Samsuardi, Kasi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman Obat.

Bandung merupakan daerah sentra produksi cabai kriting dan cabai rawit di Provinsi Jawa Barat. Daerah penghasil cabai berada di Kecamatan Pengalengan, Ciwidey, Pasir Jambu, Pacet, Ibun dan Paseh. Pada 2018 produksi cabai sebanyak 318.543 kuintal untuk cabai merah dan 131.481 kuintal untuk cabai rawit.

Felly Fitriani, Kasi Sayuran Dinas Pertanian Kab Bandung mengatakan, "Fasilitasi teknologi SDD sangat membantu petani cabai dikarenakan pada saat panen raya dan harga cabai murah maka petani tidak mau panen cabai karena biaya panen lebih tinggi dari biaya produksi. Berkat teknologi, petani tidak khawatir lagi datang saat panen raya."

Lebih lanjut Ia bercerita bahwa pernah harga cabai jatuh hingga Rp4 ribu per kg. Saat-saat seperti inilah, ujarnya kelompok tani bisa dapat langsung menerapkan teknologi ini untuk pengeringan, termasuk komoditas hortikultura lainnya.

Nandang, anggota Kelompok Tani Hataki Desa Cobodas, Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung merasa senang menerima bantuan ini. "Teknologi pengering ini dapat memperpanjang usaha kelompok di bidang pengolahan cabai karena selama ini masih terbatas pada budidaya. Kadang tidak tertolong pada saat harga cabai murah," ujar Nandang.

Cabai keriting yang telah dikeringkan masih menghasilkan bubuk cabai berkualitas. Warna cabai, kata Nandang, tetap merah dan tidak terjadi perubahan warna. Waktu simpan sampai enam bulan dengan tingkat penyusutan 70 persen dari cabai basah.

Nandang bercerita, produk bubuk cabai yang dihasilkan sementara ini masih dalam penjajakan masuk ke restoran Thailand di Jakarta melalui perantara mahasiswa ITB magang di sini dan sudah membawa sampelnya.

"Selain teknologi Solar Dryer Dome digunakan untuk pengeringan cabai, ke depan akan dimanfaatkan untuk pengeringan komoditas pertanian lainnya karena Ciwidey merupakan sentra hortikultura," ujar Diah Ismayaningrum, Kasubdit Pengolahan Hortikultura.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3612 seconds (0.1#10.140)