Maskapai di Luar Banyak Bangkrut, Industri Penerbangan RI Masih Kuat
A
A
A
JAKARTA - Industri penerbangan di berbagai dunia sedang menghadapi situasi sulit. Tantangan low season tahun ini semakin berat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini membuat maskapai penerbangan di beberapa negara mengalami kebangkrutan.
Yang terbaru adalah maskapai terbesar di India, Jet Airways, dikabarkan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan kegiatan operasional. Alhasil, kini 90% dari seluruh armada Jet Airways dikandangkan dan tidak dapat beroperasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan industri penerbangan di Indonesia masih kuat, meski kondisi persaingan sangat ketat.
"Maskapai kita tidak morat marit, karena industri penerbangan kita sangat kompetitif. Memang persaingan sangat ketat. Tapi industri penerbangan kita masih kuat," ujar Menhub di Jakarta, Minggu (14/4/2019).
Menurutnya, setiap negara memiliki maskapai penerbangan dengan harga kompetitif. Hal ini agar menarik konsumen sehingga jika maskapai tidak bisa bersaing kompetitif maka sulit untuk bertahan.
"Kita lihat Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar semuanya ingin eksis. Saat ingin eksis, penumpang sedikit, terjadilah perang harga. Karena perang harga, terjadilah yang namanya bangkrut," jelasnya.
Yang terbaru adalah maskapai terbesar di India, Jet Airways, dikabarkan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan kegiatan operasional. Alhasil, kini 90% dari seluruh armada Jet Airways dikandangkan dan tidak dapat beroperasi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan industri penerbangan di Indonesia masih kuat, meski kondisi persaingan sangat ketat.
"Maskapai kita tidak morat marit, karena industri penerbangan kita sangat kompetitif. Memang persaingan sangat ketat. Tapi industri penerbangan kita masih kuat," ujar Menhub di Jakarta, Minggu (14/4/2019).
Menurutnya, setiap negara memiliki maskapai penerbangan dengan harga kompetitif. Hal ini agar menarik konsumen sehingga jika maskapai tidak bisa bersaing kompetitif maka sulit untuk bertahan.
"Kita lihat Singapura, Malaysia, Thailand, Myanmar semuanya ingin eksis. Saat ingin eksis, penumpang sedikit, terjadilah perang harga. Karena perang harga, terjadilah yang namanya bangkrut," jelasnya.
(ven)