Raja Nikel Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia

Rabu, 24 April 2019 - 06:02 WIB
Raja Nikel Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia
Raja Nikel Vladimir Potanin, Orang Terkaya di Rusia
A A A
NEW YORK - Berbeda dengan di Amerika Serikat, pengusaha di Rusia jarang terekspos oleh media massa internasional, sehingga klasemen pengusaha terkaya di Rusia tidak banyak beredar luas. Melansir dari Business Insider, Selasa (23/4/2019) adalah Vladimir Potanin, pengusaha paling kaya di Rusia yang terdokumentasi saat ini.

Indeks Billionaire Bloomberg menaksir kekayaan Potanin mencapai USD22 miliar. Bila dikonversi ke rupiah setara Rp309,82 triliun (kurs Rp14.082 per USD). Mendaulat Potanin sebagai orang terkaya di Rusia. Untuk skala internasional, Potanin merupakan orang terkaya ke-37 di dunia.

Orang terkaya kedua di Rusia menurut Indeks Billionaire Bloomberg adalah Vladimir Lisin dengan kekayaan bersih USD21,5 miliar atau Rp302,78 triliun.

Namun, ada desas-desus yang beredar bahwa orang terkaya di Rusia adalah Presiden Vladimir Putin. The Washington Post pada 2015 pernah menulis dari laporan pemodal dan ekonom asal Inggris, Bill Browder, bahwa kekayaan bersih Putin mencapai USD200 miliar atau Rp2.816 triliun. Tapi namanya desas-desus, laporan tersebut belum terbukti hingga sekarang.

Kembali ke Potanin, lelaki berusia 58 tahun ini membangun kekayaannya dari industri nikel, saat ditunjuk menjadi Wakil Perdana Menteri I bidang energi dan ekonomi pada 1996 silam.

Potanin yang berlatar belakang pedagang, memanfaatkan "jabatannya" dengan program "pinjaman untuk saham" yang dinilai kontroversial. Saat ini, Potanin adalah Presiden Norilsk Nickel, produsen nikel olahan terbesar di dunia.

Potanin dikenal sebagai dermawan dan bergabung dalam organisasi amal, The Giving Pledge yang didirikan oleh Bill Gates dan Warren Buffett. Ia juga disebut-sebut sebagai donatur dari Putin dan mantan presiden Dmitry Medvedev.

Lantas seperti apa kehidupan Potanin? Berikut cerita singkat kehidupan dan kekayaan Potanin sebagaimana dilansir Business Insider. Vladimir Olegovich Potanin lahir 3 Januari 1961 di Moskow, dari ayah seorang diplomat dan ibu seorang dokter.

Ia menamatkan kuliah di jurusan hubungan internasional di Moscow State Institute dan kemudian menghabiskan delapan tahun bekerja di Kementerian Perdagangan Luar Negeri Uni Soviet.

Pada 1990, Potanin membentuk perusahaan bernama Interros, yang bergerak di industri logam dan pertambangan. Setahun berselang, Potanin bertemu Mikhail Prokhorov, dimana keduanya mendirikan perusahaan internasional bidang keuangan dan investasi. Keduanya lantas mendirikan Onexim Bank, yang menjadi bank swasta terbesar di Rusia setelah bubarnya Uni Soviet.

Potanin lantas menjadi presiden bank tersebut pada 1992 saat berusia 32 tahun. Pada 1996, setelah Boris Yeltsin terpilih kembali sebagai Presiden Rusia, Potanin ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri I yang bertanggung jawab atas masalah energi dan ekonomi.

Di sini, Potanin mengeluarkan program "pinjaman untuk saham", dimana pengusaha dan perbankan Rusia meminjamkan uang kepada pemerintah Rusia dengan imbalan saham di perusahaan sumber daya alam negara Beruang Merah.

Potanin lantas mendapat sebagian besar saham Norilsk Nickel. Perusahaan ini memproduksi 22% dari nikel di dunia dan 40% dari palladium (jenis logam mulia) di dunia. Dari sini, usahanya berekspansi ke real estat, pariwisata, industri olahraga dan farmasi.

Melalui program "pinjaman untuk saham", Potanin dan para pengusaha di Rusia telah menciptakan oligarki di Rusia, diantaranya Roman Abramovic yang memiliki kekayaan bersih USD16 miliar, yang juga salah satu pemegang saham di Norilsk Nickel.

Sebagai salah satu oligarki di Rusia, Potanin menjalin hubungan akrab dengan Kremlin, dibawah pimpinan Vladimir Putin dan Dmitry Medvedev. Bahkan, Departemen Keuangan Amerika Serikat mencantumkan nama Potanin sebagai "Daftar Putin", julukan untuk dokumen yang mencatat 210 nama orang Rusia terkemuka yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Putin.

Potanin disebut-sebut ikut mendanai Medvedev ketika menjadi presiden pada 2008 hingga 2012. Medvedev kini menjabat Perdana Menteri Rusia. Usai mendukung Medvedev, Potanin ikut mendanai kampanye Putin untuk kembali menjadi presiden. Ia juga salah satu dari miliarder Rusia yang menyumbangkan uang untuk penyelenggaraan Olimpiade musim dingin 2014 di Sochi. Menurut Forbes, Potanin menginvestasikan USD2,5 miliar untuk pembangunan fasilitas Olimpiade Sochi.

Seperti oligarki Rusia lainnya, Potanin merupakan kolektor kapal pesiar. Ia membeli kapal pesiar Anastasia setinggi 70 kaki pada 2008, dan melegonya sekitar USD84 juta pada 2017.

Kapal pesiar lainnya, Nirvana dibeli seharga USD140 juta pada 2012. Kapal pesiar ini memiliki tinggi 289 kaki, enam dek, 10 kolam dan satu helipad. Kedua kapal pesiarnya dibangun di Oceanco di Belanda. Pada 2018, Potanin membeli kapal pesiar baru setinggi 289 kaki bernama Barbara.

Selain mengoleksi kapal pesiar, Potanin juga hobi bermain hoki es bersama dengan Presiden Vladimir Putin. Ia membangun arena hoki es dan bermain dua kali setiap minggu. Dan Potanin termasuk pemain andal dalam olahraga ini.

Kendati sukses membangun kerajaan bisnis, kehidupan rumah tangga Potanin tidaklah mulus. Potanin yang telah menikahi Natalia Potanina selama 30 tahun, akhirnya bercerai pada 2014, ditengah perselisihan soal distribusi kekayaan.

Badan Informasi Hukum Rusia melaporkan bahwa Natalia menerima uang harta gono-gini sebesar USD6,8 juta, termasuk apartemen dan tiga bidang tanah di Moskow. Setelah bercerai, Potanin menikah dengan seorang guru dansa bernama Ekaterina pada 2018 di Prancis.

Pada 2013, Potanin bergabung dengan The Giving Pledge, sebuah organisasi amal dunia yang dibangun oleh Bill Gates dan investor terkemuka Warren Buffett. Terkait alasannya bergabung ke organisasi amal, ia mengatakan bawah kekayaan harus digunakan untuk kebaikan.

"Saya benar-benar percaya bahwa kekayaan harus digunakan untuk kebaikan masyarakat. Saya mencoba berkontribusi untuk dunia yang lebih baik, terutama untuk masa depan yang lebih baik bagi negara saya sendiri, Rusia," ujarnya dalam situs The Giving Pledge.

Bahkan, Potanin pernah mengatakan lebih suka menyumbangkan kekayaannya untuk amal ketimbang mewariskan kepada lima anaknya. "Saya lebih suka menyumbangkan kekayaan saya untuk amal daripada memberikannya kepada kelima anak saya. Karena itu dapat membantu anak-anak saya menghindari tekanan sebagai miliarder," tukasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6505 seconds (0.1#10.140)