Harga Minyak Dunia Merosot Dihantam Peningkatan Pasokan AS
Kamis, 25 April 2019 - 10:59 WIB

Harga Minyak Dunia Merosot Dihantam Peningkatan Pasokan AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia merosot pada perdagangan, Kamis (25/4/2019) setelah rekor output AS dan meningkatnya stok minyak mentah mengurangi dampak kepada pasar setelah Amerika Serikat (AS) memperketat sanksi terhadap Iran. Sedangkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) terus mengurangi produksi mereka demi menopang harga.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada level USD74,53 per barel atau turun 4 sen dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS lebih rendah 14 sen yang setara 0,2% dari sesi penutupan sebelumnya untuk berada di posisi USD65,75 per barel.
Tercatat harga minyak mentah berjangka naik ke level tertinggi 2019 pada awal minggu setelah Amerika Serikat mengatakan akan mengakhiri semua pembebasan sanksi terhadap Iran. Kebijakan tersebut menuntut negara-negara lain untuk menghentikan impor minyak dari Teheran dan diberi batas waktu hingga Mei atau bakal menghadapi tindakan hukuman dari Washington.
"Mengikuti keputusan AS untuk memperketat sanksi terhadap Iran, kami telah merevisi perkiraan akhir tahun kami untuk minyak mentah Brent dari USD50 menjadi USD60 per barel," ucap Analis di Capital Economics mengatakan dalam sebuah catatan.
Sanksi AS terhadap Iran telah membatasi negara tersebut lebih dari USD10 miliar dalam pendapatan minyak sejak Presiden Donald Trump mengumumkan langkah itu. "Sebelum sanksi, Iran menghasilkan USD50 miliar setiap tahun dalam pendapatan minyak. Kami memperkirakan bahwa sanksi sudah mengurangi lebih dari USD10 miliar sejak Mei (2018),” kata Brian Hook, Perwakilan Khusus AS untuk Iran dan Penasihat Kebijakan Senior untuk Sekretaris Negara.
Di sisi pasokan, produksi minyak mentah A.S. telah meningkat lebih dari 2 juta barel per hari (bph) sejak awal 2018 hingga mencapai rekor 12,2 juta bph saat ini, untuk menjadikan Amerika Serikat produsen minyak terbesar dunia di depan Rusia dan Arab Saudi. Sebagian karena melonjaknya produksi dalam negeri, dimana persediaan minyak mentah komersial AS minggu lalu mencapai posisi tertinggi sejak Oktober 2017 dalam 460,63 juta barel.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan pada level USD74,53 per barel atau turun 4 sen dari penutupan terakhir. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS lebih rendah 14 sen yang setara 0,2% dari sesi penutupan sebelumnya untuk berada di posisi USD65,75 per barel.
Tercatat harga minyak mentah berjangka naik ke level tertinggi 2019 pada awal minggu setelah Amerika Serikat mengatakan akan mengakhiri semua pembebasan sanksi terhadap Iran. Kebijakan tersebut menuntut negara-negara lain untuk menghentikan impor minyak dari Teheran dan diberi batas waktu hingga Mei atau bakal menghadapi tindakan hukuman dari Washington.
"Mengikuti keputusan AS untuk memperketat sanksi terhadap Iran, kami telah merevisi perkiraan akhir tahun kami untuk minyak mentah Brent dari USD50 menjadi USD60 per barel," ucap Analis di Capital Economics mengatakan dalam sebuah catatan.
Sanksi AS terhadap Iran telah membatasi negara tersebut lebih dari USD10 miliar dalam pendapatan minyak sejak Presiden Donald Trump mengumumkan langkah itu. "Sebelum sanksi, Iran menghasilkan USD50 miliar setiap tahun dalam pendapatan minyak. Kami memperkirakan bahwa sanksi sudah mengurangi lebih dari USD10 miliar sejak Mei (2018),” kata Brian Hook, Perwakilan Khusus AS untuk Iran dan Penasihat Kebijakan Senior untuk Sekretaris Negara.
Di sisi pasokan, produksi minyak mentah A.S. telah meningkat lebih dari 2 juta barel per hari (bph) sejak awal 2018 hingga mencapai rekor 12,2 juta bph saat ini, untuk menjadikan Amerika Serikat produsen minyak terbesar dunia di depan Rusia dan Arab Saudi. Sebagian karena melonjaknya produksi dalam negeri, dimana persediaan minyak mentah komersial AS minggu lalu mencapai posisi tertinggi sejak Oktober 2017 dalam 460,63 juta barel.
(akr)