IHSG Turun Tajam ke Level 6.372, Bursa China Terperosok
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir perdagangan, Kamis (25/4/2019) ditutup turun tajam ke zona merah untuk mengiringi kejatuhan bursa utama Asia lainnya. IHSG berakhir melemah sangat dalam hingga 1.16% atau setara minus 75,10 poin ke posisi 6.372,79.
Di sisi lain pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG anjlok 1,01% atau 65,12 poin menjadi 6.382,77 untuk melanjutkan raihan negatif sejak pembukaan dimana mengalami penurunan 36,280 poin ke posisi 6.411,60. Sebelumnya kemarin, bursa sahan Tanah Air memerah di level 6.447,88 usai kehilangan 14,94 poin.
Sektor saham dalam negeri tanpa terkecuali bergerak melemah di perdagangan sore dipimpin kejatuhan terdalam sektor consumer sebesar 2,15%. Selain itu diikuti manufaktur serta properti yang masing-masing ambruk 1,92% serta 1,72%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp11,19 triliun dengan 14,39 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp783,57 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp4,27 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp3,49 triliun. Tercatat sebesar 136 saham menguat, 294 melemah dan 152 stagnan.
Saham di daratan China berjatuhan di tengah kekhawatiran terhadap ekonomi Korea Selatan yang secara tak terduga berkontraksi. Beijing dinilai berpeluang menarik kembali langkah-langkah stimulus mereka menyusul data ekonomi terbaru yang di luar prediksi.
Komposit Shanghai turun usai terperosok hingga 2,43% hingga ditutup menjadi 3.123,83 dan Komposit Shenzhen juga jatuh terkapar usai kehilangan 3,411% untuk menyentuh level 1.688,25. Secara umum saham-saham daratan China mengalami penurunan sepanjang pekan ini karena ada potensi pengurangan stimulus oleh pemerintah China untuk membebani investor.
Meskipun pada akhir sesi perdagangan, Kamis mengalami penurunan, Komposit Shanghai tetap lebih tinggi 25% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2018. Dalam periode waktu yang sama, baik komponen Shenzhen dan komposit Shenzhen masing-masing naik lebih dari 30%.
Indeks Hang Seng di Hong Kong tidak terkecuali juga tergelincir sekitar 0,86% hingga sesi sore usai saham raksasa teknologi asal China, Tencent ambruk melampaui 2%. Sedangkan Indeks MSCI Asia di luar Jepang secara luas menyusut 0,67% menjadi 537,72.
Berbanding terbalik, tren peningkatan justru terlihat pada indeks Nikkei Jepang lewat penguatan 0,48% untuk berada pada posisi 22.307,58. Sementara Indeks Topix juga mendapatkan tambahan 0,51% dan berakhir menjadi 1,620,28.
Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil hari ini dan mengatakan bermaksud mempertahankan suku bunga "sangat rendah" hingga setidaknya sampai 2020. Selanjutnya indeks Kospi, Korea Selatan merosot hingga 0,48% menjadi 2.190,50 hingga akhir sesi.
Di sisi lain pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG anjlok 1,01% atau 65,12 poin menjadi 6.382,77 untuk melanjutkan raihan negatif sejak pembukaan dimana mengalami penurunan 36,280 poin ke posisi 6.411,60. Sebelumnya kemarin, bursa sahan Tanah Air memerah di level 6.447,88 usai kehilangan 14,94 poin.
Sektor saham dalam negeri tanpa terkecuali bergerak melemah di perdagangan sore dipimpin kejatuhan terdalam sektor consumer sebesar 2,15%. Selain itu diikuti manufaktur serta properti yang masing-masing ambruk 1,92% serta 1,72%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp11,19 triliun dengan 14,39 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp783,57 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp4,27 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp3,49 triliun. Tercatat sebesar 136 saham menguat, 294 melemah dan 152 stagnan.
Saham di daratan China berjatuhan di tengah kekhawatiran terhadap ekonomi Korea Selatan yang secara tak terduga berkontraksi. Beijing dinilai berpeluang menarik kembali langkah-langkah stimulus mereka menyusul data ekonomi terbaru yang di luar prediksi.
Komposit Shanghai turun usai terperosok hingga 2,43% hingga ditutup menjadi 3.123,83 dan Komposit Shenzhen juga jatuh terkapar usai kehilangan 3,411% untuk menyentuh level 1.688,25. Secara umum saham-saham daratan China mengalami penurunan sepanjang pekan ini karena ada potensi pengurangan stimulus oleh pemerintah China untuk membebani investor.
Meskipun pada akhir sesi perdagangan, Kamis mengalami penurunan, Komposit Shanghai tetap lebih tinggi 25% dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2018. Dalam periode waktu yang sama, baik komponen Shenzhen dan komposit Shenzhen masing-masing naik lebih dari 30%.
Indeks Hang Seng di Hong Kong tidak terkecuali juga tergelincir sekitar 0,86% hingga sesi sore usai saham raksasa teknologi asal China, Tencent ambruk melampaui 2%. Sedangkan Indeks MSCI Asia di luar Jepang secara luas menyusut 0,67% menjadi 537,72.
Berbanding terbalik, tren peningkatan justru terlihat pada indeks Nikkei Jepang lewat penguatan 0,48% untuk berada pada posisi 22.307,58. Sementara Indeks Topix juga mendapatkan tambahan 0,51% dan berakhir menjadi 1,620,28.
Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter stabil hari ini dan mengatakan bermaksud mempertahankan suku bunga "sangat rendah" hingga setidaknya sampai 2020. Selanjutnya indeks Kospi, Korea Selatan merosot hingga 0,48% menjadi 2.190,50 hingga akhir sesi.
(akr)