Bulan Berkah Ramadan Kesempatan Tingkatkan Pendapatan

Minggu, 05 Mei 2019 - 07:27 WIB
Bulan Berkah Ramadan...
Bulan Berkah Ramadan Kesempatan Tingkatkan Pendapatan
A A A
Ramadan dan Lebaran, dua momen besar bagi umat Islam di Indonesia yang sudah mendekat, membawa banyak perubahan dalam perilaku warga dalam berbelanja, terutama mengonsumsi barang sehari-hari yang putarannya cepat (fast moving consumer goods/FMCG). Tak mengherankan jika produsen consumer goods lantas tersenyum lebar di bulan suci ini.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa memasuki Ramadan konsumsi masyarakat selalu mengalami peningkatan. Berbagai tradisi dan kebiasaan yang mewarnai bulan penuh berkah ini menjadi pemicu meningkatnya pengeluaran masyarakat selama waktu tersebut. Belum lagi harga barang yang cenderung naik juga menjadi faktor pendukung besarnya nilai pengeluaran seseorang di Ramadan ini.

Di sisi lain, kebutuhan sehari-hari yang tetap harus dipenuhi menyebabkan rumah tangga harus merogoh kocek lebih dalam di bulan puasa dibandingkan bulan lain karena banyak tradisi yang dilakukan seperti berbuka puasa bersama kerabat hingga menyiapkan hadiah untuk sanak saudara.

Data Nielsen pada 2018 mengungkapkan perilaku belanja online pada Ramadan. Konsumen lebih banyak membeli produk dari kategori makanan dan minuman, perabot rumah tangga, pakaian dan produk yang berhubungan dengan travelling menjelang Hari Raya. Kegunaan produk seperti penyegar mulut, kental manis, teh celup, kopi instan dan mi instan selama Ramadan menjadikan produk yang termasuk dalam kategori-kategori tersebut muncul di setiap daftar belanja konsumen.

Data Nielsen Advertising Intelligence (Ad Intel) menunjukkan, perubahan pola konsumsi dan perilaku dari konsumen selama Ramadan 2018 rupanya membuat para pengiklan dari kategori produk tertentu menangkap peluang tersebut dengan meningkatkan aktivitas beriklannya di media.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, untuk mengatasi lonjakan permintaan barang consumer goods saat puasa, pengusaha sudah mengantisipasinya sejak Maret 2019 lalu. Menurut dia, produsen makanan dan minuman umumnya langsung menggenjot.

Jumlah produksi dengan menambah shift untuk meningkatkan stok agar tetap tersedia di pasaran. “Mereka biasanya segera mendistribusikannya ke seluruh lokasi penjualan untuk mengantisipasi logistik,” ujar Adhi kepada KORAN SINDO, Jumat (3/5).

Adhi mengungkapkan, omzet penjualan industri pada Ramadan dan Lebaran tahun ini diprediksi tumbuh rata-rata 30%. Hal itu seiring dengan peningkatan konsumsi dan ekspansi produksi yang dilakukan pabrikan makanan dan minuman.

Bahkan, ada beberapa produk FMCG yang bisa meningkat lebih signifikan hingga 100%, terutama produk yang diperlukan saat buka puasa dan Lebaran, seperti minuman sirup, kolang-kaling, dan nata de coco. “Kenaikan tersebut karena memang kebutuhan sesuai tradisi saat Ramadan, biasanya berbuka dengan yang manis,” sebutnya.

Untuk Lebaran tahun ini diperkirakan permintaan barang consumer goods lebih bagus dibanding tahun lalu, mengingat daya beli masyarakat yang membaik dan pelaksanaan pemilu yang relatif berlangsung lancar. “Kalau tahun lalu memang realisasinya lebih kecil karena bersamaan dengan anak masuk sekolah sehingga pengeluaran masyarakat harus berbagi dengan kegiatan yang lain,” kata Adhi.

Lebih lanjut dia menuturkan, produsen makanan dan minuman juga biasanya mengadakan program promosi atau pemberian diskon saat Ramadan untuk menarik minat masyarakat sekaligus sebagai penghargaan atas loyalitas konsumen.

Berbicara mengenai bisnis parsel yang dapat menambah berkah bagi pengusaha consumer goods, Adhi menjelaskan, bingkisan hadiah saat momen spesial berisi beragam produk yang dibungkus cantik saat ini sudah semakin ditinggalkan dan tak menjadi favorit konsumen lagi.

“Parsel kini sudah semakin redup dan tidak jadi favorit lagi. Apalagi sekarang banyak instansi melarang pemberian parsel,” ujarnya. Sementara itu, OT Group memproyeksikan dapat meraup untung lebih banyak pada Ramadan tahun ini karena merupakan peak season penjualan. Harianus I Zebua, Head of Corporate Marketing and Communications OT Group menyampaikan, perusahaannya menargetkan bisa meningkatkan penjualan hingga 15% dibanding tahun lalu.

Untuk itu, OT Group sudah jauh-jauh hari meningkatkan produksi sesuai banyaknya permintaan. Salah satu caranya dengan memastikan bahan baku aman sehingga distribusi produk juga akan terpenuhi. “Untuk stok jualan pasti kami tambah, sudah sejak dua bulan lalu persiapannya untuk mengisi gerai modern trade seperti minimarket, supermarket dan hipermarket untuk Ramadan ini,” katanya.

Terkait produk favorit dibeli masyarakat di bulan puasa, Hari mengungkapkan, Wafer Tango dalam kaleng dengan beragam rasa seperti cokelat, vanila, dan keju masih jadi andalan. Selain itu, produk minuman seperti Teh Gelas dan air mineral Crystalline menyumbang pendapatan terbesar perusahaan di bulan suci.

“Produk Crystalline kami sediakan dengan ukuran galon, namun bentuknya kecil, yaitu enam liter, sehingga lebih ringkas. Bentuk diferensiasi ini cukup diminati pasar,” ujarnya. Dalam rangka mengerek penjualan, perusahaan FMCG yang sudah berusia 71 tahun ini juga mengambil momen Ramadan untuk meluncurkan inovasi baru.

Tahun ini OT Group merilis Tango Drink, minuman rasa cokelat dan Legit Kental, yaitu minuman teh yang menggunakan gula batu. Diharapkan, kedua produk baru ini dapat menemani konsumen saat berpuasa dan merayakan Lebaran. “Produk baru yang unik ini semoga bisa meningkatkan pendapatan OT Group di Ramadan ini. Sebelumnya kami juga punya CrunchCake Tango yang bisa dinikmati saat buka puasa bersama keluarga,” sebut Hari.

OT Group juga rajin memberikan promosi dan diskon yang bekerja sama dengan minimarket, supermarket dan hipermarket. Pada Ramadan tahun ini perusahaan juga kembali menghadirkan kegiatan OT Berbagi dengan membagikan takjil saat buka puasa di sejumlah titik seperti masjid, restoran, tempat wisata, dan lokasi ngabuburit di 16 kota besar Indonesia dengan target hingga 100.000 orang. Selain itu, pemberian takjil tahun ini juga akan bekerja sama dengan kereta bandara, Railink.

Berbeda dengan OT Group, penjualan produk food and beverages keluaran Garudafood justru menurun selama bulan puasa. Menurut Direktur Marketing PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk, Ferry Haryanto, hal itu kemungkinan terjadi karena saat berbuka puasa masyarakat cenderung langsung mengonsumsi makanan berat bukan makanan kecil atau snack.

“Untuk produk biskuit dan snack, memang turun penjualan kami saat Ramadan. Makanya, solusi tiap bulan puasa kami memproduksi produk dalam packaging kaleng yang lebih besar,” katanya. Produk dengan merk Gery dan Chocolatos dalam kaleng ini, lanjut dia, sudah diproduksi sejak beberapa bulan lalu untuk memenuhi kebutuhan bulan puasa dan Lebaran.

“Makanan dalam kaleng ini kami tambah produksinya sekitar 20% untuk tahun ini karena permintaan yang makin banyak tiap tahunnya. Produknya bisa untuk hantaran saat puasa maupun ketika silaturahmi Lebaran,” ujar Ferry. Produk spesial festive yang hanya ada di bulan Ramadan ini umumnya sudah diborong pembeli saat mendekati Idulfitri, atau setelah masyarakat mendapatkan tunjangan hari raya (THR).

Meski omzet turun, Garudafood tetap optimistis dengan penjualan di tahun ini melalui inovasi yang dilakukan untuk mengoptimalkan sistem produksi dan peningkatan kualitas produk. Selain itu, perusahaan juga terus mengimplementasikan inovasi di segala lini, mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk jadi.

Sementara itu, Marketing Director for Consumer Dairy Frisian Flag Indonesia, Felicia Julian, mengemukakan, dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran, perusahaannya berupaya menyediakan produk-produk sesuai kebutuhan pasar. “Peningkatan bervariasi dari tahun ke tahun. Tetapi yang pasti permintaan pasar memang selalu meningkat dari biasanya saat bulan puasa,” ujarnya.

Pada bulan penuh berkah ini memang pola konsumsi masyarakat berubah dan banyak momen-momen khas yang membutuhkan jamuan spesial. Maka, tutur Felicia, berbagai macam produk mulai dari susu cair hingga kental manis berperan memeriahkan momen tersebut.

“Setiap buka puasa, misalnya, ada penganan khusus seperti takjil dan menu pembuka lain yang wajib ada, dari rangkaian minuman es maupun camilan. Kebiasaan ini yang jarang kita temui di hari-hari biasa,” sebutnya.

Produsen susu ini optimistis tahun ini bisa melipatgandakan pendapatan karena produk-produk dairy yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan selera pasar yang sudah sangat variatif—baik dari segi rasa hingga kemasan.

“Konsumen tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. Varian rasa yang favorit pada bulan puasa adalah kental manis rasa cocopandan. Tapi kami juga punya kental manis rasa jahe sebagai pilihan lain,” tutur Felicia. Frisian Flag juga sudah menyiapkan promosi khusus spesial Ramadan, dari bundling dengan produk lain, diskon, atau bonus gimmick.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6755 seconds (0.1#10.140)