PLTA Batangtoru Juga Berperan Menjaga Kelestarian Hutan
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara diyakini akan menjaga kelestarian hutan alam di daerah tersebut. Tak hanya itu, pembangunan PLTA ini juga tidak akan memutus perlintasan spesies langka orang utan dari blok barat ke blok timur dan blok selatan.
Justru PLTA saat ini berupaya membangun beberapa koridor dan sangat menjaga satu kanopi hutan yang dapat menghubungkan blok barat dan blok timur. “Juntaian dahan pohon itu berada di Dusun Sitandiang, Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan,” ujar Raja Luat Sipirok gelar Sutan Parlindungan Suangkupon, Edward Siregar dalam rilisnya, kemarin.
Jadi, kata Edward Siregar, tidak benar pembangunan PLTA Batangtoru dengan pembukaan jalan pembangunan bendungan dapat mengakibatkan koridor atau perlintasan spesies langka orang utan dari blok barat ke blok timur dan blok selatan terputus. Menurutnya, koridor itu sudah terputus secara alami karena Sungai Batangtoru yang lebar.
Edward Siregar juga menegaskan bahwa air Sungai Batangtoru tetap mengalir selama 24 jam walaupun PLTA ini dioperasikan. “Jadi tidak benar itu kalau dikatakan air Sungai Batangtoru hanya akan mengalir selama enam jam saja,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Edward Siregar meminta agar pihak-pihak yang menolak pembangunan PLTA ini tidak lagi menyebarkan informasi yang tidak benar ke masyarakat.
“Jangan lagi disebarkan informasi yang salah. Kalau tidak setuju, mari berdialog. Bertemu dengan masyarakat sini. Kita selalu terbuka. Datanglah. Jumpai kami di sini. Tapi jangan menyebarkan informasi yang salah,” kata Edward Siregar.
Sementara itu, tokoh adat Tawari Siregar mengatakan dua pihak yang berbeda pendapat terbuka lebar peluang duduk bersama untuk menyatukan persepsi tentang pembangunan proyek strategis nasional ini. Pengelola PLTA pun bersedia berdiskusi dan mengkaji berbagai aspek secara ilmiah. Jadi titik temunya ada.
“Pembangunan pembangkit listrik ini bukan untuk masyarakat Sipirok saja, atau Tapanuli Selatan saja, tapi untuk Indonesia. Manfaatnya bisa dirasakan seluruh masyarakat, hanya saja kebetulan dibangun di Sipirok ini. Sudahlah. Mari kita bersama untuk Indonesia ini,” katanya.
Justru PLTA saat ini berupaya membangun beberapa koridor dan sangat menjaga satu kanopi hutan yang dapat menghubungkan blok barat dan blok timur. “Juntaian dahan pohon itu berada di Dusun Sitandiang, Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan,” ujar Raja Luat Sipirok gelar Sutan Parlindungan Suangkupon, Edward Siregar dalam rilisnya, kemarin.
Jadi, kata Edward Siregar, tidak benar pembangunan PLTA Batangtoru dengan pembukaan jalan pembangunan bendungan dapat mengakibatkan koridor atau perlintasan spesies langka orang utan dari blok barat ke blok timur dan blok selatan terputus. Menurutnya, koridor itu sudah terputus secara alami karena Sungai Batangtoru yang lebar.
Edward Siregar juga menegaskan bahwa air Sungai Batangtoru tetap mengalir selama 24 jam walaupun PLTA ini dioperasikan. “Jadi tidak benar itu kalau dikatakan air Sungai Batangtoru hanya akan mengalir selama enam jam saja,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Edward Siregar meminta agar pihak-pihak yang menolak pembangunan PLTA ini tidak lagi menyebarkan informasi yang tidak benar ke masyarakat.
“Jangan lagi disebarkan informasi yang salah. Kalau tidak setuju, mari berdialog. Bertemu dengan masyarakat sini. Kita selalu terbuka. Datanglah. Jumpai kami di sini. Tapi jangan menyebarkan informasi yang salah,” kata Edward Siregar.
Sementara itu, tokoh adat Tawari Siregar mengatakan dua pihak yang berbeda pendapat terbuka lebar peluang duduk bersama untuk menyatukan persepsi tentang pembangunan proyek strategis nasional ini. Pengelola PLTA pun bersedia berdiskusi dan mengkaji berbagai aspek secara ilmiah. Jadi titik temunya ada.
“Pembangunan pembangkit listrik ini bukan untuk masyarakat Sipirok saja, atau Tapanuli Selatan saja, tapi untuk Indonesia. Manfaatnya bisa dirasakan seluruh masyarakat, hanya saja kebetulan dibangun di Sipirok ini. Sudahlah. Mari kita bersama untuk Indonesia ini,” katanya.
(don)