Warren Buffett Peringatkan Dampak Perang Dagang

Selasa, 07 Mei 2019 - 10:11 WIB
Warren Buffett Peringatkan...
Warren Buffett Peringatkan Dampak Perang Dagang
A A A
WASHINGTON - Miliarder Amerika Serikat (AS) Warren Buffett menyatakan perang dagang antara AS dan China berdampak buruk bagi seluruh dunia.

Buffett berbicara setelah Presiden AS Donald Trump mengunggah tweet pada Minggu (5/5) bahwa dia akan menaikkan tarif untuk USD200 miliar produk impor asal China hingga 25% dari 10% mulai Jumat (10/5) dan menerapkan tarif 25% pada USD325 miliar produk asal China yang belum terkena pajak.

Bursa saham global segera anjlok kemarin sebagai respon atas tweet Trump yang muncul menjelang perundingan dagang yang dijadwalkan pekan ini. “Itu respon rasional,” kata Buffett pada televisi CNBC.

Konglomerat Berkshire Hathaway Inc yang dipimpin Buffett memiliki atau berinvestasi di banyak perusahaan yang berbisnis di China, termasuk Apple Inc dengan saham senilai lebih dari USD50 miliar.

“Jika kita benar-benar memiliki perang dagang maka ini akan buruk bagi seluruh dunia,” tutur Buffett.

Menurut dia, perang dagang skala penuh mungkin tak akan terjadi tapi akan buruk bagi semua perusahaan yang dimiliki Berkshire. Buffett menjelaskan, tidak masuk akal bagi para investor untuk menjual saham berdasarkan berita utama di media massa dan isu AS-China tak akan mempengaruhi operasional perusahaannya.

“Kami akan membeli saham yang sama hari ini seperti yang kami beli pekan lalu,” papar Buffett.

Trump menjelaskan dalam tweet kemarin bahwa AS selama beberapa tahun kehilangan USD600 miliar hingga USD800 miliar per tahun dalam perdagangan. “Dengan China kita kehilangan USD500 miliar. Maaf kami tidak akan melakukan itu lagi!” tweet Trump.

Buffett menyatakan berbicara keras sebelum negosiasi dagang dapat dipahami. Menurut dia, “Bagi beberapa orang, teknik terbaik adalah bertindak setengah gila tapi itu tidak efektif untuk mengguncang kepala Anda pertama kali dan kemudian mengguncang jari Anda kemudian.”

Buffett menambahkan, ancaman Trump itu diarahkan pada Presiden China Xi Jinping. “Anda berbicara tentang dua kepribadian yang sangat terbiasa dengan cara mereka berpolitik dan berbicara tentang bagaimana mereka akan dipersepsi di negara mereka sendiri terkait perilaku mereka. Ini menjadi sangat rumit,” tutur dia.(Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0796 seconds (0.1#10.140)