IHSG Digempur Kecemasan Perang Dagang Segitiga

Selasa, 23 Maret 2021 - 18:32 WIB
loading...
IHSG Digempur Kecemasan Perang Dagang Segitiga
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona merah pada sesi terakhir perdagangan hari ini (23/3). IHSG ditutup turun 48,41 poin atau 0,77% ke 6.252.

Research Analyst MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan, pergerakan IHSG pada hari ini didorong oleh beberapa sentimen , terutama dari eksternal. Misalnya saja karena memanasnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

( Baca juga:Melemah Lagi, IHSG Ditutup Anjlok 48,41 Poin ke Level 6.252 )

“Kami melihat pergerakan IHSG hari ini didorong oleh beberapa sentimen. Salah satunya adalah sentimen dari bursa mengalami yang koreksi disebabkan tensi geopolotik antara AS, Uni Eropa, dan China,” ujarnya dalam acara 2ND Session Closing Market IDX Channel, Selasa (23/3/2021).

Menurut Aqil, baik Amerika Serikat maupun Uni Eropa dikabarkan akan memberikan sanksi kepada China karena tuduhan diskriminasi hak asasi manusia (HAM). Sanksi itu menjadi perhatian investor yang akan menginvestasikan uangnya.

Para investor masih menunggu dan khawatir akan ada balasan serangan yang dilakukan oleh China. Jika hal tersebut terjadi, akan ada perang dagang antara ketiga pihak tadi.

“Memang (Amerika dan Uni Eropa) dikabarkan akan mengeluarkan sanksi kepada China akibat tuduhan terhadap diskriminasi HAM. Keputusan itu berdampak pada perhatian dari investor yang memang nanti akan menjadi kekhawatiran, apakah akan dibalas oleh China atau bahkan akan terus berlanjut itu ke perang dagan selanjutnya. Kami melihat tensi geopolitik ini akan berlanjut,” jelasnya.

( Baca juga:Pengesahan KLB Moeldoko oleh Kemenkumham Dinilai Karma )

Selain tensi geopolitik, para investor juga masih menantik keputusan dari Bank Sentral Amerika Serikat The Fed terkait suku bunga acuan. Jika nantinya The Fed memutuskan untuk menaikan suku bunga, maka akan berdampak negatif bagi pasar keuangan di Indonesia.

“Kedua, sentimen dari The Fed masih menanti apakah suku bunga akan dinaikan atau tidak. Kalau terdapat sinyal untuk menaikan suku bunga dari The Fed, memang memberikan sentimen negatif untuk pasar keuangan di Indonesia sendiri,” jelas Aqil.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0918 seconds (0.1#10.140)