Meski Impor Bahan Baku dari China, Kimia Farma Pastikan Produknya Halal
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk menyatakan bahwa beberapa bahan bakunya masih mengandalkan dari impor, terutama dari China, India, hingga Eropa.
Kendati impor, Direktur Utama Kimia Farma, Honesty Bashir, mengatakan produk dari bahan baku impor tersebut tidak dilarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kita akui 90% bahan baku kami diimpor dari China, India, hingga Eropa. Namun pembuatan obat dari bahan baku tersebut, semuanya halal," ujar Honesty di Jakarta, Selasa (7/6/2019).
Terkait halal ini, saat ini 30% produk Kimia Farma telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, dan sisanya sedang dalam tahap proses.
Adapun, ketergantungan bahan baku impor ini memang menjadi kendala bagi industri farmasi. Meski demikian, kedepan, kata Honesty, Kimia Farma bertekad menekan impor bahan baku.
Salah satunya dengan keberadaan pabrik PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) yang mengoperasikan pabrik pembuat bahan baku obat di Cikarang, Jawa Barat.
Hanya saja, kata dia, industri farmasi di Indonesia tidak bisa menekan bahan baku impor hingga 0%. Pasalnya dukungan terhadap sektor hulu di farmasi Tanah Air masih sangat lemah.
Ia pun berharap dengan adanya pabrik bahan baku di Cikarang, jumlah impor bisa berkurang signifikan.
"Kita optimistis pada tahun 2021 nanti, perseroan dapat menekan impor bahan baku menjadi 75% dari yang awalnya sebesar 90%," jelasnya.
Kendati impor, Direktur Utama Kimia Farma, Honesty Bashir, mengatakan produk dari bahan baku impor tersebut tidak dilarang oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Kita akui 90% bahan baku kami diimpor dari China, India, hingga Eropa. Namun pembuatan obat dari bahan baku tersebut, semuanya halal," ujar Honesty di Jakarta, Selasa (7/6/2019).
Terkait halal ini, saat ini 30% produk Kimia Farma telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI, dan sisanya sedang dalam tahap proses.
Adapun, ketergantungan bahan baku impor ini memang menjadi kendala bagi industri farmasi. Meski demikian, kedepan, kata Honesty, Kimia Farma bertekad menekan impor bahan baku.
Salah satunya dengan keberadaan pabrik PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) yang mengoperasikan pabrik pembuat bahan baku obat di Cikarang, Jawa Barat.
Hanya saja, kata dia, industri farmasi di Indonesia tidak bisa menekan bahan baku impor hingga 0%. Pasalnya dukungan terhadap sektor hulu di farmasi Tanah Air masih sangat lemah.
Ia pun berharap dengan adanya pabrik bahan baku di Cikarang, jumlah impor bisa berkurang signifikan.
"Kita optimistis pada tahun 2021 nanti, perseroan dapat menekan impor bahan baku menjadi 75% dari yang awalnya sebesar 90%," jelasnya.
(ven)