Wall Street Turun Tajam Imbas Memanasnya Perang Tarif
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street turun tajam pada Selasa waktu setempat, setelah pejabat tinggi perdagangan AS mengindikasikan tarif lebih tinggi bagi barang-barang China pada akhir pekan ini. Hal ini membuat pedagang kecewa dengan kebijakan Presiden Donald Trump.
Melansir dari CNBC, Rabu (8/5/2019), indeks Dow Jones Industrial Average turun 473,39 poin, atau 1,79%, menjadi 25.965,09. Ini merupakan penurunan terbesar bagi Dow Jones sejak 3 Januari 2019. Sementara indeks S&P 500 turun 1,65% menjadi 2.884,05. Nasdaq turun 1,96% menjadi 7.963,76.
Memanasnya perang tarif membuat saham-saham perusahaan AS yang memiliki penjualan besar di luar negeri, seperti Caterpillar dan Boeing, masing-masing turun 2,26% dan 3,87%. Begitu pula saham teknologi dan produsen chip seperti Nvidia turun 3,75% dan Apple yang melemah 2,7%.
Sebelumnya, Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan bahwa AS akan meningkatkan retribusi impor China pada hari Jumat pekan ini.
Komentar Lighthizer soal "kemungkinan kenaikan tarif", ditengarai bakal berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global. Ahli strategi pasar modal dari UBS, Keith Parker, mengatakan perang tarif ini akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebesar 45 basis poin. Dan bisa memukul pertumbuhan ekonomi China hingga 1,5%.
"Kami melihat perang tarif ini memang masih kemungkinan, tapi bisa menimbulkan balasan dari China dan dapat memukul barang-barang konsumen AS. Bagaimanapun juga perang tarif akan memiliki dampak negatif yang besar," kata Keith.
Pernyataan Lighthizer merespon cuitan Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD200 miliar, dari saat ini 10% menjadi 25% pada Jumat pekan ini. Dan mengenakan retribusi tambahan 25% untuk barang-barang China senilai USD325 miliar lainnya.
Trump membuat pernyataan tersebut ditengarai untuk membuat China kembali ke meja perundingan. Delegasi China dikabarkan akan datang ke Washington untuk mengadakan pembicaraan. Dan para pedagang menyatakan cuitan Trump merupakan bagian dari taktik negosiasi.
Melansir dari CNBC, Rabu (8/5/2019), indeks Dow Jones Industrial Average turun 473,39 poin, atau 1,79%, menjadi 25.965,09. Ini merupakan penurunan terbesar bagi Dow Jones sejak 3 Januari 2019. Sementara indeks S&P 500 turun 1,65% menjadi 2.884,05. Nasdaq turun 1,96% menjadi 7.963,76.
Memanasnya perang tarif membuat saham-saham perusahaan AS yang memiliki penjualan besar di luar negeri, seperti Caterpillar dan Boeing, masing-masing turun 2,26% dan 3,87%. Begitu pula saham teknologi dan produsen chip seperti Nvidia turun 3,75% dan Apple yang melemah 2,7%.
Sebelumnya, Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan bahwa AS akan meningkatkan retribusi impor China pada hari Jumat pekan ini.
Komentar Lighthizer soal "kemungkinan kenaikan tarif", ditengarai bakal berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global. Ahli strategi pasar modal dari UBS, Keith Parker, mengatakan perang tarif ini akan mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebesar 45 basis poin. Dan bisa memukul pertumbuhan ekonomi China hingga 1,5%.
"Kami melihat perang tarif ini memang masih kemungkinan, tapi bisa menimbulkan balasan dari China dan dapat memukul barang-barang konsumen AS. Bagaimanapun juga perang tarif akan memiliki dampak negatif yang besar," kata Keith.
Pernyataan Lighthizer merespon cuitan Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD200 miliar, dari saat ini 10% menjadi 25% pada Jumat pekan ini. Dan mengenakan retribusi tambahan 25% untuk barang-barang China senilai USD325 miliar lainnya.
Trump membuat pernyataan tersebut ditengarai untuk membuat China kembali ke meja perundingan. Delegasi China dikabarkan akan datang ke Washington untuk mengadakan pembicaraan. Dan para pedagang menyatakan cuitan Trump merupakan bagian dari taktik negosiasi.
(ven)