Stop Perang Tarif, Pemerintah Akan Tertibkan Promo Ojol
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam hal ini Direktorat Jendral Perhubungan Darat akan mengatur tarif promo yang diterapkan oleh aplikator ojek online (Ojol). Perang tarif promo saat ini diakui membuat persaingan bisnis ojol tidak merata.
Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiadi mengatakan, pihaknya berencana untuk memasukkan penetapan tarif promo ojol ini ke dalam regulasi yang nantinya akan dibuat oleh Kemenhub.
"Ini saya mau rapat. Jadi hari ini, menteri akan menerima presentasi yang pertama dari Litbang Kemenhub dan litbang independen yang melakukan survei beberapa hari ini. Mau dipaparkan, iya akan dibahas. Jadi kelanjutan dari ini akan dimasukkan ke dalam perubahan regulasi," ujar Budi di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Pemerintah menurutnya akan membatasi promo atau potongan harga yang diberikan para aplikator agar tidak terjadi perang harga. "Jadi dalam regulasi itu akan ada wording yang menyatakan bahwa menyangkut masalah diskon mungkin boleh, tapi waktunya dibatasi atau besarannaya," jelasnya.
Sebagai informasi, praktik predatory pricing berbungkus promo di industri transportasi online menuai kritik. Beberapa tarif promo yang diterapkan aplikator dinilai sudah di luar batas wajar.
Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiadi mengatakan, pihaknya berencana untuk memasukkan penetapan tarif promo ojol ini ke dalam regulasi yang nantinya akan dibuat oleh Kemenhub.
"Ini saya mau rapat. Jadi hari ini, menteri akan menerima presentasi yang pertama dari Litbang Kemenhub dan litbang independen yang melakukan survei beberapa hari ini. Mau dipaparkan, iya akan dibahas. Jadi kelanjutan dari ini akan dimasukkan ke dalam perubahan regulasi," ujar Budi di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Pemerintah menurutnya akan membatasi promo atau potongan harga yang diberikan para aplikator agar tidak terjadi perang harga. "Jadi dalam regulasi itu akan ada wording yang menyatakan bahwa menyangkut masalah diskon mungkin boleh, tapi waktunya dibatasi atau besarannaya," jelasnya.
Sebagai informasi, praktik predatory pricing berbungkus promo di industri transportasi online menuai kritik. Beberapa tarif promo yang diterapkan aplikator dinilai sudah di luar batas wajar.
(akr)