PT Polowijo Gosari Miliki Cadangan Tambang Dolomit 500 Juta Ton

Senin, 27 Mei 2019 - 11:54 WIB
PT Polowijo Gosari Miliki...
PT Polowijo Gosari Miliki Cadangan Tambang Dolomit 500 Juta Ton
A A A
JAKARTA - PT Polowijo Gosari memiliki cadangan tambang dolomit sekitar 500 juta ton. Cadangan itu dalam bentuk gunung dolomit seluas sekitar 700 hektare (ha) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

”Dengan luas tersebut tentu sangat cukup untuk program pertanian. Jika setahun saja produksinya sebanyak 2 juta ton, cadangan itu bisa mencapai 250 tahun,” kata Chief Marketing Officer PT Polowijo Gosari Adhie Widihartho, di sela-sela silaturahmi dan buka puasa bersama di Jakarta, Sabtu (25/5).

Adhie mengatakan dolomit merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pupuk dolomit. Jenis pupuk ini dinilai sangat cocok untuk memperbaiki kondisi lahan pertanian di Indonesia saat ini yang telah banyak rusak akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan. ”Karena itu, dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan, perlu upaya memperbaiki kondisi lahan. Salah satunya dengan penggunaan dolomit,” katanya.

Sebenarnya semua tanah membutuhkan dolomit, termasuk di Jawa yang termasuk tidak masam. ”Karena sudah banyak terkena pupuk kimia, kesuburannya berkurang perlu dolomit,” katanya.

Adhie mencontohkan lahan pertanaman padi di Jawa yang telah menggunakan dolomit ternyata tanaman padinya lebih tahan terhadap hawa wereng batang cokelat. Jadi, dolomit bukan hanya memperbaiki kesuburan tanah, tapi juga meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama penyakit. Menurut Adhie, kemampuan dolomit memperbaiki kondisi tanah tidak dimiliki pupuk organik umumnya.

Bahkan, sebenarnya dolomit sudah bagian dari pupuk organik dan bukan pupuk kimia. ”Kelebihan dolomit karena mengandung Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Zat itu sangat dibutuhkan tanah yang rusak dan masam untuk meningkatkan kesuburan lahan,” ujarnya.

Adhie mengungkapkan, pemanfaatan dolomit untuk memperbaiki tanah sebenarnya sudah lama dan banyak digunakan pada perkebunan sawit. Biasanya perusahaan perkebunan sawit menggunakan pupuk NPK plus dolomit. Begitu juga penggunaan pada lahan hortikultura seperti di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. ”Dulu memang kita fokus pada perkebunan. Tapi, sekarang ini sudah diujicobakan pada tanaman pangan, termasuk dalam program Serasi untuk lahan rawa,” katanya.

Serasi adalah akronim dari Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani yang merupakan program Kementerian Pertanian (Kementan). Program ini tujuannya mengembangkan lahan rawa menjadi pertanian produktif.

Ke depan, Adhie memperkirakan kebutuhan dolomit akan semakin banyak. Apalagi, ada upaya pemerintah menggenjot produksi pangan di lahan rawa. Dolomit bermanfaat untuk menetralisasi lahan rawa yang masam. Dengan dolomit, lahan rawa bisa tanam dua kali dalam setahun dari biasanya yang hanya satu kali.

Saat ini produktivitas tanaman padi pada lahan rawa yang pernah tanam hanya sebesar 3 ton per ha, sedangkan yang belum pernah tanam 2 ton per ha. ”Dengan dolomit, kesuburan lahan rawa meningkat sehingga produktivitas naik,” katanya.

Namun demikian, dalam penggunaan dolomit, petani masih perlu bimbingan. Dengan edukasi, Adhie berharap petani mengenal manfaat dolomit dan membedakan dolomit yang asli dan palsu. Sebelum ada program Serasi lahan rawa, PT Polowijo sudah memasok untuk pasar perkebunan dan perikanan.

Dengan pengembangan lahan rawa, perusahaannya berencana menambah kapasitas produksi. ”Tahun ini kita mempersiapkan untuk memproduksi sebanyak 600.000 ton, naik dari sebelumnya 300.000 ton. Hingga 2020, kita mempersiapkan produksi 1 juta ton,” tuturnya. (Sudarsono)

(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0659 seconds (0.1#10.140)