4 Proyek Distop, Tol Cikampek Lancar

Selasa, 28 Mei 2019 - 08:04 WIB
4 Proyek Distop, Tol...
4 Proyek Distop, Tol Cikampek Lancar
A A A
PURWAKARTA - Lalu lintas di jalan tol Jakarta–Cikampek mulai lebih lancar seiring penghentian empat proyek infrastruktur di ruas ini. Para pemudik merespons baik penghentian ini karena waktu perjalanan menjadi lebih singkat.

Dari pantauan KORAN SINDO kemarin, kemacetan parah yang biasanya terjadi di ruas tol Cikampek mulai tidak banyak terlihat. Kendati pemudik mulai memadati ruas tol ini, secara umum lalu lintas pada H-9 Lebaran itu relatif lebih lancar. Pagi kemarin, ketersendatan hanya terlihat di kawasan Cikarang akibat penyempitan lajur.

Ferdian Andi, salah satu pemudik, mengaku tidak mengalami kemacetan berarti dalam perjalanannya kemarin. Pemudik dengan tujuan Jember, Jawa Timur, itu bertolak dari kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, sekitar pukul 06.00 WIB. Siang kemarin sekitar pukul 14.00 WIB dia telah sampai di Kota Semarang. “Dengan perjalanan santai, saya membutuhkan waktu delapan jam sampai Semarang. Lalu lintas setelah Cikarang sangat lancar,” ujar Ferdian.

Mulai Minggu (26/5), pemerintah memang telah menghentikan seluruh proyek di tol Cikampek. Ini dilakukan agar kemacetan parah yang biasa terjadi di ruas ini tidak makin menjadi lantaran meningkatnya kendaraan jelang Lebaran. Empat pekerjaan proyek yang dihentikan sementara itu adalah konstruksi tol Jakarta–Cikampek Elevated, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, light rail transit (LRT), dan tol Cibitung–Cilincing. Pada hari biasa, untuk menembus kemacetan di ruas ini rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 2–4 jam. Penghentian proyek ini rencananya dilakukan hingga 15 Juni mendatang.

Selain penghentian sementara empat proyek infrastruktur, pemerintah mulai Kamis (30/5) juga melarang truk atau angkutan barang dengan sumbu tiga ke atas melintasi ruas tol Cikampek. Pembatasan ini akan semakin efektif karena pengguna tol dari golongan ini sangat tinggi. Saat arus mudik, pembatasan truk dilakukan mulai 30 Mei hingga 2 Juni. Adapun untuk arus balik pada 8–10 Juni mendatang. Untuk memperlancar arus mudik, pada 30 Mei hingga 2 Juni nanti rencananya juga akan diberlakukan sistem satu arah (one way).

Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri mengakui pihaknya sejak awal mengusulkan beberapa kebijakan yang perlu diterapkan saat mudik di tol Cikampek. Rekayasa tersebut dilakukan demi memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019. “Semoga ini bermanfaat untuk pengguna jalan yang mau mudik dan balik Lebaran,” ujar Refdi saat memantau kesiapan mudik di Pos Pol Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin.

Mengenai pembatasan angkutan barang, kata Refdi, apabila terjadi permasalahan di lapangan, nantinya bisa diambil tindakan tertentu. Pihaknya juga memberikan perhatian pada titik rawan kemacetan di luar tol seperti pasar tumpah, kendaraan berhenti sembarangan, dan penggunaan jalan tidak untuk peruntukannya. “Titik-titik itu perlu ditertibkan," ungkapnya.

Menurut Refdi, penerapan kebijakan one way selama Lebaran tidak akan menghambat perjalanan dari arah sebaliknya. Sebab akan ada pengalihan arus yang disediakan bagi pengendara dari arah Brebes ke Jakarta selama arus mudik pada 30 Mei hingga 2 Juni. Pada saat arus mudik, pengendara dari Semarang akan dikeluarkan ke Brebes Barat. “Nanti kami alihkan ke pantura langsung menuju Cirebon Barat,” papar Refdi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai tingginya pergerakan dari arah Jakarta, terutama dari arah Jakarta ke Jawa Barat dan Jawa Tengah, perlu diantisipasi. Salah satunya dengan menghentikan sementara proyek-proyek di sekitar jalan tol Cikampek. Untuk penghentian ini, Kemenhub pun telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menhub juga menambahkan, selain pengerjaan konstruksi di sekitar jalan tol, penghentian sementara proyek konstruksi juga akan dilakukan pada jembatan timbang yang akan dihentikan sementara dari H-7 hingga H+7 angkutan Lebaran 2019.

Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan penghentian sementara proyek konstruksi yang ada di sekitar jalan tol sudah semestinya dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan minimum kepada masyarakat pemudik.

Menurut dia, langkah itu nantinya harus didukung semua pihak untuk menghindari adanya perlambatan atau kemacetan di sekitar jalan tol dari arah Jakarta ke Jawa Barat, Jawa Tengah hingga sebagian Jawa Timur. “Saya kira yang lebih penting memang berkoordinasi dengan stakeholder terkait, baik itu dari Kakorlantas, BPJT Kementerian PUPR maupun pemerintah daerah setempat,” ungkapnya.

Dia juga menambahkan bahwa salah satu yang perlu diantisipasi adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Sebab pemudik jalur darat tidak hanya memanfaatkan mobil pribadi, tetapi juga menggunakan kendaraan roda dua.

“Pemudik tahun ini diperkirakan meningkat 10,7% dari tahun lalu, yakni dari 6,1 juta (2018) menjadi 6,8 juta pemudik. Makanya solusi paling tepat mengantisipasi terjadinya kecelakaan adalah dengan memanfaatkan mudik gratis sepeda motor oleh Kementerian Perhubungan,” ungkapnya.

H-5 Puncak di Cikampek
Puncak peningkatan pemudik diperkirakan terjadi pada H-5 atau Jumat (31/5) mendatang. Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek memprediksi puncak arus mudik kendaraan yang akan melintasi tol Jakarta–Cikampek bakal mencapai 77.000 kendaraan lebih meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama.

General Manager Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman mengatakan jumlah ini naik sebesar 181% bila dibandingkan dengan lalu lintas harian (LHR) normal yang mencapai 27 ribu kendaraan.”Dengan adanya one way,kami prediksi puncak mudik dapat meningkat hingga mencapai 90.000 kendaraan,” katanya.

Raddy juga menjelaskan, ada perubahan kebijakan one way yang semula diterapkan mulai dari GT Cikarang Utama atau di Km 29. Jalur satu arah bakal diberlakukan mulai dari Km 70 tol Jakarta–Cikampek sampai dengan Km 263 tol Pejagan–Pemalang.

Sementara itu dari Km 29 sampai Km 61 Tol Jakarta-Cikampek bakal diberlakukan skenario contra-flow. Jadwal pemberlakuannya pada pukul 06.00–21.00 WIB."Contra-flow mulai O6.00 hingga 21.00, dari Km 29 sampai Km 61. Namun pemberlakuan itu melihat kondisi lapangan,” ujarnya. Tersambungnya jalan tol trans-Jawa akan membuat tol Jakarta–Cikampek meningkat hingga 15% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Puncak arus mudik Lebaran 2019 di jalur tol ruas Batang–Semarang juga diperkirakan terjadi pada H-5. Jasa Marga Semarang–Batang (JSB) pun terus melakukan percepatan penyiapan infrastruktur guna menyambut para pemudik yang melintasi jalur tersebut seperti menyiapkan 38 gardu di Gerbang Tol Kali Kangkung. Jumlah tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan gardu eksisting sebanyak 13 gardu.
(Abdullah M Surjaya/Hakim/Ichsan Amin/Ahmad Antoni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7225 seconds (0.1#10.140)