Anggota OPEC Hampir Sepakat Lanjutkan Pemangkasan Produksi
A
A
A
MONTREAL - Angggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) hampir mencapai kata sepakat soal perpanjangan pemangkasan produksi. Hal itu diungkapkan Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail bin Mohammed al-Mazroui di sebuah forum ekonomi internasional.
"Mengingat stok minyak saat ini pemangkasan output harus tetap berlanjut, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Jadi keputusan yang tepat adalah untuk melanjutkan (pemangkasan)," ujar al-Mazroui, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/6/2019).
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia tahun lalu sepakat memangkas produksi minyaknya mulai 1 Januari 2019 untuk menghindari kelebihan suplai di pasar. Kesepakatannya adalah mengurangi suplai hingga 1,2 juta barel per hari (bph) untuk enam bulan dengan menggunakan produksi pada bulan Oktober sebagai acuannya.
Namun, meski OPEC dan sekutunya mengurangi output, produksi shale oil Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Sementara, analis memprediksi pelemahan ekonomi global akan mengurangi permintaan. Menurut Energy Information Administration (EIA), produksi shale oil AS bakal bertambah 83.000 bph bulan ini, mencapai angka 8,49 juta bph.
OPEC dijadwalkan menggelar pertemuan pada 25 Juni mendatang, disusul pembicaraan dengan sekutu-sekutunya yang dipimpin Rusia pada 26 Juni 2019. Namun, Rusia mengusulkan pertemuan itu diundur ke tanggal 3-4 Juli, yang didukung oleh Riyadh.
Sementara, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh tak setuju dengan proposal penjadwalan ulang tersbut. "Kami masih mengusahakan kesepakatan soal tanggalnya," kata al-Mazroui. "Tapi bagi saya itu bukan masalah," imbuhnya.
Yang pasti, sambung dia, hal terpenting adalah OPEC dan anggotanya telah mengetahui apa yang harus dilakukan, yakni memperpanjang pemangkasan output. Terkait pasar, al-Mazroui mengatakan dirinya yakin permintaan akan tetap solid dan ketegangan perdagangan antara AS dan China juga akan segera menemukan penyelesaian.
"Mengingat stok minyak saat ini pemangkasan output harus tetap berlanjut, setidaknya hingga akhir tahun nanti. Jadi keputusan yang tepat adalah untuk melanjutkan (pemangkasan)," ujar al-Mazroui, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/6/2019).
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia tahun lalu sepakat memangkas produksi minyaknya mulai 1 Januari 2019 untuk menghindari kelebihan suplai di pasar. Kesepakatannya adalah mengurangi suplai hingga 1,2 juta barel per hari (bph) untuk enam bulan dengan menggunakan produksi pada bulan Oktober sebagai acuannya.
Namun, meski OPEC dan sekutunya mengurangi output, produksi shale oil Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Sementara, analis memprediksi pelemahan ekonomi global akan mengurangi permintaan. Menurut Energy Information Administration (EIA), produksi shale oil AS bakal bertambah 83.000 bph bulan ini, mencapai angka 8,49 juta bph.
OPEC dijadwalkan menggelar pertemuan pada 25 Juni mendatang, disusul pembicaraan dengan sekutu-sekutunya yang dipimpin Rusia pada 26 Juni 2019. Namun, Rusia mengusulkan pertemuan itu diundur ke tanggal 3-4 Juli, yang didukung oleh Riyadh.
Sementara, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh tak setuju dengan proposal penjadwalan ulang tersbut. "Kami masih mengusahakan kesepakatan soal tanggalnya," kata al-Mazroui. "Tapi bagi saya itu bukan masalah," imbuhnya.
Yang pasti, sambung dia, hal terpenting adalah OPEC dan anggotanya telah mengetahui apa yang harus dilakukan, yakni memperpanjang pemangkasan output. Terkait pasar, al-Mazroui mengatakan dirinya yakin permintaan akan tetap solid dan ketegangan perdagangan antara AS dan China juga akan segera menemukan penyelesaian.
(fjo)