Pelabuhan Benoa Bali Genjot Kapasitas Gedung Terminal Kapal Pesiar
A
A
A
JAKARTA - Pelabuhan Benoa Bali menambah kapasitas gedung terminal penumpang yang semula hanya berkapasitas 900 orang ditingkatkan menjadi 3.500 orang pada bangunan seluas 5.600 meter persegi. Pembangunan gedung terminal BUMN pelabuhan di bawah pengelolaan PT Pelindo III diperuntukkan bagi penumpang kapal pesiar.
Chief Executive Regional Bali Nusa Tenggara Pelindo III Wayan Eka Saputra mengatakan, pembangunan gedung terminal Pelabuhan Benoa akan selesai pada semester II tahun ini. Hingga awal Juni, kemajuan pembangunan fisik bangunan telah mencapai 79,12%.
"Sebagai salah satu BUMN, Pelindo III memiliki kewajiban sebagai agen pembangunan untuk ikut membangun negara ini. Kami berharap, apa yang telah kami lakukan di Pelabuhan Benoa dapat memberikan inspirasi bagi institusi terkait lainnya dan masyarakat Bali untuk turut mendukung pengembangan dan pembangunan Pulau Bali," ujar Wayan Eka Saputra dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (14/6/2019).
Dia menjelaskan, jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada tahun 2018 melalui pelabuhan tersebut tercatat sebanyak 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik 5% dibanding tahun 2017 sebanyak 52.125 orang. Sementara hingga Mei 2019, imbuh dia, jumlah kapal pesiar yang datang sudah sebanyak 26 unit dengan total penumpang 24.418 orang.
"Target di tahun ini sebanyak 75 unit kapal pesiar. Semoga tidak lama lagi Pelabuhan Benoa bisa menjadi home port cruise dimana kapal pesiar tersebut nantinya tidak hanya transit," tambahnya.
Dengan menjadi home port cruise, Wayan Eka menegaskan, akan banyak dampak positif bagi perekonomian Bali. "Ini karena multiplier effect yang cukup besar. Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," ungkapnya.
Sementara itu, Vice Presiden Corporate Communication Pelindo III Wilis Aji mengatakan, seiring pengembangan zona marina untuk kapal wisata, Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan lain di antaranya penataan kembali zona perikanan di sisi barat pelabuhan dan zona BBM-Gas dengan Curah di sisi timur.
"Kami berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak internal maupun eksternal, terutama masyarakat Bali karena kami harus bisa menyandingkan antara industri sektor wisata dan industri perikanan, curah, dan gas, dimana itu semua untuk mendongkrak ekonomi Bali dan masyarakat Pulau Dewata," ujar Wilis. Perluasan zona perikanan di Pelabuhan Benoa diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentral produksi dan industri perikanan di Bali.
Di bagian lain, Pelindo III juga menegaskan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimana pada awal Januari lalu bersama institusi maritim Pelabuhan Benoa dan warga, mengadakan aksi pelestarian lingkungan berupa penanaman 50.000 bibit bakau di kawasan Pelabuhan Benoa.
"Demi menjaga kelestarian lingkungan, terutama perluasan habitat bakau, Pelindo III kembali mengadakan penanaman tanaman bakau secara bertahap di hutan pesisir kawasan Pelabuhan Benoa. Berikutnya juga akan dilakukan perawatan dan pengawasan, agar dapat tumbuh dengan baik," ujar Wayan.
Saat ini, sambung dia, juga tengah diproses pembuatan jalur kanal untuk akses kegiatan nelayan dan pengairan mangrove di sekitar dumping area sehingga nelayan bisa berlayar setiap waktu. Tak ketinggalan juga sedang disiapkan area parkir untuk nelayan,lengkap dengan base camp serta pembuatan area Melasti untuk kegiatan upacara proses penyucian Pratima (Melasti) dan tempat untuk melarung abu jenazah.
Pelindo III Benoa juga turut memberdayakan masyarakat melalui program kemitraan untuk UKM yang ada di Bali, tercatat hingga sekarang seratus lebih UKM telah menjadi mitra dan akan terus ditambah seiring pertumbuhan dan perkembangan Pelindo III.
Chief Executive Regional Bali Nusa Tenggara Pelindo III Wayan Eka Saputra mengatakan, pembangunan gedung terminal Pelabuhan Benoa akan selesai pada semester II tahun ini. Hingga awal Juni, kemajuan pembangunan fisik bangunan telah mencapai 79,12%.
"Sebagai salah satu BUMN, Pelindo III memiliki kewajiban sebagai agen pembangunan untuk ikut membangun negara ini. Kami berharap, apa yang telah kami lakukan di Pelabuhan Benoa dapat memberikan inspirasi bagi institusi terkait lainnya dan masyarakat Bali untuk turut mendukung pengembangan dan pembangunan Pulau Bali," ujar Wayan Eka Saputra dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (14/6/2019).
Dia menjelaskan, jumlah kunjungan penumpang kapal pesiar pada tahun 2018 melalui pelabuhan tersebut tercatat sebanyak 54.802 orang wisatawan mancanegara, naik 5% dibanding tahun 2017 sebanyak 52.125 orang. Sementara hingga Mei 2019, imbuh dia, jumlah kapal pesiar yang datang sudah sebanyak 26 unit dengan total penumpang 24.418 orang.
"Target di tahun ini sebanyak 75 unit kapal pesiar. Semoga tidak lama lagi Pelabuhan Benoa bisa menjadi home port cruise dimana kapal pesiar tersebut nantinya tidak hanya transit," tambahnya.
Dengan menjadi home port cruise, Wayan Eka menegaskan, akan banyak dampak positif bagi perekonomian Bali. "Ini karena multiplier effect yang cukup besar. Saat kapal pesiar bersandar di pelabuhan, maka tentunya bisa menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," ungkapnya.
Sementara itu, Vice Presiden Corporate Communication Pelindo III Wilis Aji mengatakan, seiring pengembangan zona marina untuk kapal wisata, Pelindo III juga sedang melakukan pengembangan lain di antaranya penataan kembali zona perikanan di sisi barat pelabuhan dan zona BBM-Gas dengan Curah di sisi timur.
"Kami berharap mendapatkan dukungan dari semua pihak internal maupun eksternal, terutama masyarakat Bali karena kami harus bisa menyandingkan antara industri sektor wisata dan industri perikanan, curah, dan gas, dimana itu semua untuk mendongkrak ekonomi Bali dan masyarakat Pulau Dewata," ujar Wilis. Perluasan zona perikanan di Pelabuhan Benoa diharapkan dapat menjadi simpul bagi sentral produksi dan industri perikanan di Bali.
Di bagian lain, Pelindo III juga menegaskan komitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimana pada awal Januari lalu bersama institusi maritim Pelabuhan Benoa dan warga, mengadakan aksi pelestarian lingkungan berupa penanaman 50.000 bibit bakau di kawasan Pelabuhan Benoa.
"Demi menjaga kelestarian lingkungan, terutama perluasan habitat bakau, Pelindo III kembali mengadakan penanaman tanaman bakau secara bertahap di hutan pesisir kawasan Pelabuhan Benoa. Berikutnya juga akan dilakukan perawatan dan pengawasan, agar dapat tumbuh dengan baik," ujar Wayan.
Saat ini, sambung dia, juga tengah diproses pembuatan jalur kanal untuk akses kegiatan nelayan dan pengairan mangrove di sekitar dumping area sehingga nelayan bisa berlayar setiap waktu. Tak ketinggalan juga sedang disiapkan area parkir untuk nelayan,lengkap dengan base camp serta pembuatan area Melasti untuk kegiatan upacara proses penyucian Pratima (Melasti) dan tempat untuk melarung abu jenazah.
Pelindo III Benoa juga turut memberdayakan masyarakat melalui program kemitraan untuk UKM yang ada di Bali, tercatat hingga sekarang seratus lebih UKM telah menjadi mitra dan akan terus ditambah seiring pertumbuhan dan perkembangan Pelindo III.
(fjo)