Kredit Perbankan dan DPK Tumbuh, LDR Perbankan Capai 93,27%
A
A
A
JAKARTA - Kredit perbankan hingga akhir Maret 2019 terpantau tumbuh positif mencapai 11,55% year on year (yoy) atau secara tahunan. Sementara, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,18% secara tahunan.
Adanya perbaikan pertumbuhan DPK pada periode Maret menurunkan gap pertumbuhan kredit dan DPK yang selanjutnya berdampak pada level LDR perbankan sebesar 93,27%.
"Masih adanya gap pertumhuhan ini menyebabkan presistensi tekanan likuiditas pada beberapa kelompok bank dalam upaya mendapatkan data tersebut," ungkap Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) Doddy Ariefianto di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Menurut Doddy, laju perbaikan pertumbuhan DPK diproyeksikan akan berlanjut meski terdapat potensi risiko, khususnya terkait perilaku deposan dalam mengelola dana cash pasca Lebaran. Di sisi lain, pertumbuhan kredit diproyeksikan masih akan tinggi sejalan dengan membaiknya persepsi dan sentimen debitur terhadap kepastian hasil pemilu.
Doddy menuturkan, pola ekspansi fiskal yang cukup agresif melalui belanja barang dan modal akan memberikan dampak positif terhadap laju pertumbuhan dana. Sampai dengan akhir tahun 2019, pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan akan mencapai masing-masing sebesar 12,0% dan 8,5%.
Rata-rata tingkat bunga deposito Rupiah (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir Mei 2018 mencapai 6,13%, turun 1 bps dari posisi akhir April 2018. Sementara, rata-rata suku bunga minimum naik 1 bps ke posisi 5,04% dan suku bunga maksimal turun 2 bps ke posisi 7,23%. Secara umum, tren kenaikan suku bunga simpanan terpantau sudah menunjukkan level yang stabil dan memiliki peluang untuk menurun.
"Tren kenaikan lanjutan pada suku bunga simpanan perbankan telah berakhir seiring berakhirnya kenaikan BI 7 day RR dan adanya perbaikan kondisi likuiditas yang selanjutnya memberikan ruang tambahan bagi perbankan. Sinyal penurunan suku bunga deposito untuk semua tenor dan kelompok diperkirakan berlanjut sejalan dengan upaya bank memperbaiki Net Interest Margin (NIM) yang cenderung menurun," tandasnya.
Doddy menjelaskan adanya kenaikan terbatas pada beberapa bank dan kelompok lebih bersifat penyesuaian dan temporer sehingga diperkirakan tren bunga antar bank lebih stabil.
Adanya perbaikan pertumbuhan DPK pada periode Maret menurunkan gap pertumbuhan kredit dan DPK yang selanjutnya berdampak pada level LDR perbankan sebesar 93,27%.
"Masih adanya gap pertumhuhan ini menyebabkan presistensi tekanan likuiditas pada beberapa kelompok bank dalam upaya mendapatkan data tersebut," ungkap Direktur Group Surveilans dan Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) Doddy Ariefianto di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Menurut Doddy, laju perbaikan pertumbuhan DPK diproyeksikan akan berlanjut meski terdapat potensi risiko, khususnya terkait perilaku deposan dalam mengelola dana cash pasca Lebaran. Di sisi lain, pertumbuhan kredit diproyeksikan masih akan tinggi sejalan dengan membaiknya persepsi dan sentimen debitur terhadap kepastian hasil pemilu.
Doddy menuturkan, pola ekspansi fiskal yang cukup agresif melalui belanja barang dan modal akan memberikan dampak positif terhadap laju pertumbuhan dana. Sampai dengan akhir tahun 2019, pertumbuhan kredit dan DPK diperkirakan akan mencapai masing-masing sebesar 12,0% dan 8,5%.
Rata-rata tingkat bunga deposito Rupiah (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir Mei 2018 mencapai 6,13%, turun 1 bps dari posisi akhir April 2018. Sementara, rata-rata suku bunga minimum naik 1 bps ke posisi 5,04% dan suku bunga maksimal turun 2 bps ke posisi 7,23%. Secara umum, tren kenaikan suku bunga simpanan terpantau sudah menunjukkan level yang stabil dan memiliki peluang untuk menurun.
"Tren kenaikan lanjutan pada suku bunga simpanan perbankan telah berakhir seiring berakhirnya kenaikan BI 7 day RR dan adanya perbaikan kondisi likuiditas yang selanjutnya memberikan ruang tambahan bagi perbankan. Sinyal penurunan suku bunga deposito untuk semua tenor dan kelompok diperkirakan berlanjut sejalan dengan upaya bank memperbaiki Net Interest Margin (NIM) yang cenderung menurun," tandasnya.
Doddy menjelaskan adanya kenaikan terbatas pada beberapa bank dan kelompok lebih bersifat penyesuaian dan temporer sehingga diperkirakan tren bunga antar bank lebih stabil.
(ven)