Dolar Terbebani Prospek Pelonggaran Moneter Fed, Rupiah Dibuka Perkasa
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Selasa (25/6/2019) dibuka terus menanjak naik untuk semakin nyaman berdiri di zona hijau. Tren positif mata uang Garuda mengiringi dolar yang tertekan terhadap rival-rivalnya.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka perkasa ke posisi Rp14.138/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah balik melawan usai kinerja awal pekan kemarin berakhir di Rp14.165/USD.
Data Yahoo Finance justru menunjukkan perbaikan pada rupiah di sesi pagi perdagangan menjadi Rp14.130/USD dengan pergerakan harian Rp14.125 hingga Rp14.231/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal pemulihan rupiah dibandingkan sebelumnya Rp14.135/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga melompat lebih tinggi untuk menuju ke level Rp14.133/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.146/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.131-Rp14.144/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah bertahan di zona hijau untuk menanjak hingga ke posisi Rp14.180/USD dan terus membaik. Sebelumnya rupiah juga masih melaju positif untuk menjaga penguatan.
Di sisi lain laju dolar AS terbebani prospek pelonggaran moneter oleh Federal Reserve pada sesi perdagangan Selasa pagi, sedangkan mata uang safe-haven Swiss franc dan emas didukung oleh ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran.
Tercatat euro mencapai level tertinggi dalam tiga bulan saat menghadapi USD, yakni pada level 1,14065 di awal perdagangan Asia. Sementara itu dolar telah membaik 2,0% untuk bangkit dari level terendah dua minggu di 1,1181 dalam satu pekan terakhir.
Dolar terpantau telah kehilangan kekuatannya, dan berada dalam posisi defensif terhadap yen menjadi 107,35. Raihan tersebut sedikit di atas posisi terendah lima bulan pada Jumat, kemarin di posisi 107,045.
Indeks mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya jatuh ke level terendah dalam tiga bulan menjadi 95.953, setelah kehilangan 1,7% selama seminggu terakhir.
Penjualan dalam dolar dipercepat setelah Federal Reserve AS mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun seiring meningkatnya kekhawatiran tentang dampak dari perang tarif yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap China dan banyak mitra dagang lainnya.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka perkasa ke posisi Rp14.138/USD. Level tersebut memperlihatkan rupiah balik melawan usai kinerja awal pekan kemarin berakhir di Rp14.165/USD.
Data Yahoo Finance justru menunjukkan perbaikan pada rupiah di sesi pagi perdagangan menjadi Rp14.130/USD dengan pergerakan harian Rp14.125 hingga Rp14.231/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal pemulihan rupiah dibandingkan sebelumnya Rp14.135/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga melompat lebih tinggi untuk menuju ke level Rp14.133/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.146/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.131-Rp14.144/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah bertahan di zona hijau untuk menanjak hingga ke posisi Rp14.180/USD dan terus membaik. Sebelumnya rupiah juga masih melaju positif untuk menjaga penguatan.
Di sisi lain laju dolar AS terbebani prospek pelonggaran moneter oleh Federal Reserve pada sesi perdagangan Selasa pagi, sedangkan mata uang safe-haven Swiss franc dan emas didukung oleh ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran.
Tercatat euro mencapai level tertinggi dalam tiga bulan saat menghadapi USD, yakni pada level 1,14065 di awal perdagangan Asia. Sementara itu dolar telah membaik 2,0% untuk bangkit dari level terendah dua minggu di 1,1181 dalam satu pekan terakhir.
Dolar terpantau telah kehilangan kekuatannya, dan berada dalam posisi defensif terhadap yen menjadi 107,35. Raihan tersebut sedikit di atas posisi terendah lima bulan pada Jumat, kemarin di posisi 107,045.
Indeks mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya jatuh ke level terendah dalam tiga bulan menjadi 95.953, setelah kehilangan 1,7% selama seminggu terakhir.
Penjualan dalam dolar dipercepat setelah Federal Reserve AS mengisyaratkan akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun seiring meningkatnya kekhawatiran tentang dampak dari perang tarif yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap China dan banyak mitra dagang lainnya.
(akr)