Perluas Pasar, Sasa Sasar Kalangan Milenial
A
A
A
JAKARTA - Industri penyedap rasa, PT Sasa Inti terus melakukan ekspansi pasar tahun ini. Tidak hanya menyasar pasar ekspor melainkan juga pasar kalangan milenial. Produsen penyedap rasa ini optimis konsumsi produknya tersebut dapat meningkat setiap tahunnya.
"Kami selalu berinovasi dalam menciptakan rasa yang sesuai dengan selera konsumen," tegas Head of Marketing PT Sasa Inti, Albert Dinata dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/7/2019). Dia menambahkan, Sasa berhasil menjadi memimpin pasar untuk produk penyedap rasa dan menjadi pilihan bagi konsumen.
Sebagai produsen Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Sasa menyajikan varian produk yang sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Sementara untuk pasar ekspor, Sasa telah melakukan selama satu dekade dengan negara tujuan Asia, Timur Tengah, Afrika, Australia, dan negara lainnya.
"Pasar ekspor terus mengalami pertumbuhan setiap tahun dan kami menargetkan pertambahan jumlah negara tujuan ekspor," ungkapnya. Albert menambahkan, tahun ini, pihaknya mematok target pertumbuhan sebesar 25% hingga 30%. Target tersebut ditopang oleh kinerja penjualan kategori tepung bumbu dan varian lainnya.
"Kami optimis bisa bersaing di tengah maraknya persaingan kategori produk sejenis, terlebih industri food services dan kuliner juga semakin maju," tambahnya.
Saat ini, porsi penjualan Sasa didominasi produk non-MSG seperti bumbu praktis, kaldu praktis, dan tepung bumbu sebanyak 60%. Sisanya 40% diisi oleh produk MSG. Di kategori tepung bumbu, produk yang dikeluarkan menjadi market leader dengan pangsa pasar 48%. Sementara produk santan praktis menempati nomor dua di jajaran modern market.
Sasa masih menjadi market leader bagi produk MSG dengan penguasaan pasar diatas 40%. Produknya rata-rata 70% diserap pasar tradisional dan sisanya 30% ritel modern.
"Kami selalu berinovasi dalam menciptakan rasa yang sesuai dengan selera konsumen," tegas Head of Marketing PT Sasa Inti, Albert Dinata dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/7/2019). Dia menambahkan, Sasa berhasil menjadi memimpin pasar untuk produk penyedap rasa dan menjadi pilihan bagi konsumen.
Sebagai produsen Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Sasa menyajikan varian produk yang sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Sementara untuk pasar ekspor, Sasa telah melakukan selama satu dekade dengan negara tujuan Asia, Timur Tengah, Afrika, Australia, dan negara lainnya.
"Pasar ekspor terus mengalami pertumbuhan setiap tahun dan kami menargetkan pertambahan jumlah negara tujuan ekspor," ungkapnya. Albert menambahkan, tahun ini, pihaknya mematok target pertumbuhan sebesar 25% hingga 30%. Target tersebut ditopang oleh kinerja penjualan kategori tepung bumbu dan varian lainnya.
"Kami optimis bisa bersaing di tengah maraknya persaingan kategori produk sejenis, terlebih industri food services dan kuliner juga semakin maju," tambahnya.
Saat ini, porsi penjualan Sasa didominasi produk non-MSG seperti bumbu praktis, kaldu praktis, dan tepung bumbu sebanyak 60%. Sisanya 40% diisi oleh produk MSG. Di kategori tepung bumbu, produk yang dikeluarkan menjadi market leader dengan pangsa pasar 48%. Sementara produk santan praktis menempati nomor dua di jajaran modern market.
Sasa masih menjadi market leader bagi produk MSG dengan penguasaan pasar diatas 40%. Produknya rata-rata 70% diserap pasar tradisional dan sisanya 30% ritel modern.
(ven)