Sepanjang 2018, Industri Plastik dan Karet Tumbuh 6,92%

Selasa, 09 Juli 2019 - 13:16 WIB
Sepanjang 2018, Industri Plastik dan Karet Tumbuh 6,92%
Sepanjang 2018, Industri Plastik dan Karet Tumbuh 6,92%
A A A
JAKARTA - Industri plastik dan karet masih menunjukkan kinerja yang cukup baik. Pada tahun 2018, industri plastik dan karet tumbuh sebesar 6,92%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 2,47%.

Adapun kontribusi industri tersebut terhadap PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 3,54%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,5%. Pertumbuhan ini terus meningkat selama lima tahun terakhir.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pertumbuhan industri plastik dan karet di tahun 2018 cukup menggembirakan karena mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,2%.

"Secara rinci total nilai Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2018 dari sektor industri plastik dan karet sebesar Rp92,662 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Sigit melanjutkan, permintaan produk plastik meningkat rata-rata sebesar 5% dalam 5 tahun terakhir. Meski begitu, dalam pengembangannya industri plastik masih menghadapi beberapa kendala antara lain pemenuhan bahan baku yang saat ini impornya masih tinggi.

Sementara produsen bahan baku plastik dalam negeri belum mampu mencukupi dari segi kuantitas maupun spesifikasi. Di samping itu, gencarnya isu terkait penolakan terhadap produk plastik baik di level nasional maupun internasional dimana mengakibatkan munculnya gerakan-gerakan untuk mengurangi penggunaan plastik dimana masalah utaman sebenarnya adalah kurangnya manajemen sampah yang ada saat ini.

"Bahan baku plastik masih banyak impor. Kita masih impor mulai dari produk yang sudah jadi maupun intermediate," jelasnya.

Kemenperin mencatat, jumlah industri plastik mencapai 925 perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk plastik dan mampu menyerap 37.327 tenaga kerja dengan total produksi pada tahun 2018 mencapai 7,23 juta ton.

Pemerintah melalui Kemenperin terus mencari upaya untuk meningkatkan daya saing industri melalui langkah kebijakan strategis yang berfokus pada memperkuat struktur industri, Standar Nasional Indonesia (SNI), menciptakan iklim usaha yang kondusif, mempromosikan industri prioritas, mengembangkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis digital untuk menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri seiring dengan penerapan industri 4.0 saat ini.

Menurut Sigit, prospek industri plastik dan karet di Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan mengingat industri plastik dan karet merupakan industri vital dengan ruang lingkup hulu hingga hilir selalu dibutuhkan oleh industri lain.

"Kita harapkan dalam tahun mendatag bisa memperkuat industri ini karena kita sudah ada beberapa komitmen dari beberapa industri untuk bisa memproduksi cracker ethylene sebagai bahan baku sektor ini. Nanti kami akan ke Taiwan untuk menarik lagi investasi di sektor industri petrokimia sehingga dalam lima tahun ke depan bisa mensubstitusi bahan baku dari industri ini," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4119 seconds (0.1#10.140)