Industri Manufaktur Didorong Dobrak Pasar Ekspor

Rabu, 10 Juli 2019 - 01:13 WIB
Industri Manufaktur Didorong Dobrak Pasar Ekspor
Industri Manufaktur Didorong Dobrak Pasar Ekspor
A A A
JAKARTA - Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menggelontorkan dananya cukup besar bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I-2019, penanaman modal dari sektor industri manufaktur memberikan kontribusi mencapai Rp44,06 triliun.

“Dari peningkatan investasi itu, terjadi pertumbuhan industri. Tentunya menambah jumlah tenaga kerja lokal. Saat ini, industri menyerap hingga 18 juta orang. Selain itu, investasi juga memperdalam struktur sektor manufaktur kita. Sehingga kita berharap, industri tersebut dapat memacu ekspor dan menjadi substitusi impor,” jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Haris Munandar di Jakarta, Selasa (9/7).

Sementara itu, pada triwulan I-2019, nilai ekspor dari industri manufaktur mampu menembus hingga USD30 miliar. Capaian ini berkontribusi sebesar 69% terhadap total nilai ekspor nasional. “Artinya, produk-produk manufaktur kita menyumbang devisa yang cukup besar. Selain itu juga menunjukkan industri nasional telah berdaya saing di kancah global,” imbuh Haris.

Untuk lebih mendobrak pasar ekspor, Kemenperin telah memiliki peta jalan Making Indonesia 4.0, yang mendorong industri manufaktur nasional agar memanfaatkan teknologi industri 4.0. Upaya ini guna memacu inovasi produk yang berkualitas.

Salah satu sektor yang digenjot untuk mendongkrak nilai ekspornya adalah industri keramik. Namun demikian, Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap mendapatkan harga gas yang kompetitif. Hal ini sesuai Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

Menurut Asaki, saat ini harga gas untuk industri keramik di Jawa bagian barat USD9,16 per juta metrik brilish thermal unit (MMBTU). Adapun di Jawa bagian timur harganyaUSD7,98 per MMBTU dan di Sumatera sebesar USD9,3-10 per MMBTU. Apabila membandingkan di negara tetangga seperti Malaysia, harga gas industri sekitar USD7,85 hingga USD8 per MMBTU, sedangkan Thailand di angka USD8,8 per MMBTU.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9696 seconds (0.1#10.140)