Dukung Konservasi, Pertamina EP Lepas 719 Tukik Tuntong Laut
A
A
A
KUALA SIMPANG - PT Pertamina EP melalui Unit Bisnis Pertamina EP Asset I Rantau Field mendukung upaya konservasi tuntong laut (batagur borneoensis) sebagai satwa endemik yang dilindungi di Aceh Tamiang sebagai bentuk komitmen kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.
Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSLI), kembali melakukan kegiatan pelepasan tukik tuntong laut.
Pertamina EP Rantau Field dan pemangku kepentingan terkait juga melakukan dan penanaman pohon cemara di sekitar area lokasi tempat tuntong bertelur di Pantai Ujung Tamiang, Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.
Selain melepaskan tukik tuntong laut sebanyak 719 ekor dari 955 butir telur yang diperoleh dari 60 sarang, Pertamina EP Rantau Field bersama stakeholders lainnya juga menanam pohon cemara sebanyak 500 pohon.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Eksploitasia; Production & Operation Director Pertamina EP, Chalid Said Salim; Bupati Aceh, Tamiang Mursil; dan Pertamina EP Asset 1 General Manager, Rizal Risnul Wathan.
Chalid Said Salim mengatakan, Pertamina EP dalam setiap kegiatan operasinya selalu memperhatikan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan guna menciptakan dampak berantai (multiplier effect). Dengan demikian, tegas dia, tercipta kemandirian masyarakat serta kelestarian lingkungan yang dapat menjadi salah satu warisan bagi generasi penerus.
"Terima kasih kepada seluruh stakeholders dalam mendukung kegiatan pelestarian salah satu keanekaragaman hayati nasional yang menjadi kebanggaan masyarakat daerah Aceh Tamiang ini," ujarnya di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Kamis (11/7/2019).
Chalid menambahkan, sampai dengan Juli 2019 sekitar 2.822 tukik tuntong laut dilepaskan ke habitatnya sejak 2009.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Eksploitasia, mengapresiasi dukungan Pertamina EP terhadap konservasi satwa kebanggaan Aceh Tamiang tersebut. Satwa yang awalnya memiliki status critically endangered menurut IUCN, itu diharapkan semakin berkembang dan terhindar dari kepunahan.
"Upaya penyelamatan spesies tuntong tidak akan berhasil tanpa melibatkan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat lokal. Karena itu kami berterima kasih kepada Pertamina EP yang sudah meringankan tugas kami sehingga kelestarian satwa dapat terjaga," tuturnya.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil, berharap upaya konservasi ini juga dilanjutkan dengan pengembangan ekowisata tuntong laut dan mangrove. Hal itu diyakini dapat memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Saya sudah minta dinas-dinas terkait untuk mematangkan konsep wisata ini. Kita harapkan hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pusung Kapal ini," ujarnya.
Pertamina EP sebelumnya telah membangun Rumah Informasi Tuntong Laut Hal untuk meningkatkan pemahaman serta edukasi terkait pelestarian tuntong laut bagi masyarakat luas. Selama 2018, juga telah dilakukan Sekolah Lapang Konservasi Tuntong Laut dan school visit ke Rumah Informasi Tuntong sebanyak 473 kunjungan.
Selain itu, hingga Juni 2019 telah dilakukan survei populasi dan habitat, patroli pengamanan telur, penanaman 11.000 bibit pohon bakau, 1.000 pohon cemara, 3.000 pembibitan pohon bakau dan penyusunan Master Plan Wisata Ekowisata Mangrove, serta kegiatan Coastal Clean bersama pramuka, komunitas, dan sekolah sekolah.
Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSLI), kembali melakukan kegiatan pelepasan tukik tuntong laut.
Pertamina EP Rantau Field dan pemangku kepentingan terkait juga melakukan dan penanaman pohon cemara di sekitar area lokasi tempat tuntong bertelur di Pantai Ujung Tamiang, Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.
Selain melepaskan tukik tuntong laut sebanyak 719 ekor dari 955 butir telur yang diperoleh dari 60 sarang, Pertamina EP Rantau Field bersama stakeholders lainnya juga menanam pohon cemara sebanyak 500 pohon.
Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Eksploitasia; Production & Operation Director Pertamina EP, Chalid Said Salim; Bupati Aceh, Tamiang Mursil; dan Pertamina EP Asset 1 General Manager, Rizal Risnul Wathan.
Chalid Said Salim mengatakan, Pertamina EP dalam setiap kegiatan operasinya selalu memperhatikan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan guna menciptakan dampak berantai (multiplier effect). Dengan demikian, tegas dia, tercipta kemandirian masyarakat serta kelestarian lingkungan yang dapat menjadi salah satu warisan bagi generasi penerus.
"Terima kasih kepada seluruh stakeholders dalam mendukung kegiatan pelestarian salah satu keanekaragaman hayati nasional yang menjadi kebanggaan masyarakat daerah Aceh Tamiang ini," ujarnya di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Kamis (11/7/2019).
Chalid menambahkan, sampai dengan Juli 2019 sekitar 2.822 tukik tuntong laut dilepaskan ke habitatnya sejak 2009.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Eksploitasia, mengapresiasi dukungan Pertamina EP terhadap konservasi satwa kebanggaan Aceh Tamiang tersebut. Satwa yang awalnya memiliki status critically endangered menurut IUCN, itu diharapkan semakin berkembang dan terhindar dari kepunahan.
"Upaya penyelamatan spesies tuntong tidak akan berhasil tanpa melibatkan seluruh stakeholder, termasuk masyarakat lokal. Karena itu kami berterima kasih kepada Pertamina EP yang sudah meringankan tugas kami sehingga kelestarian satwa dapat terjaga," tuturnya.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil, berharap upaya konservasi ini juga dilanjutkan dengan pengembangan ekowisata tuntong laut dan mangrove. Hal itu diyakini dapat memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Saya sudah minta dinas-dinas terkait untuk mematangkan konsep wisata ini. Kita harapkan hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Pusung Kapal ini," ujarnya.
Pertamina EP sebelumnya telah membangun Rumah Informasi Tuntong Laut Hal untuk meningkatkan pemahaman serta edukasi terkait pelestarian tuntong laut bagi masyarakat luas. Selama 2018, juga telah dilakukan Sekolah Lapang Konservasi Tuntong Laut dan school visit ke Rumah Informasi Tuntong sebanyak 473 kunjungan.
Selain itu, hingga Juni 2019 telah dilakukan survei populasi dan habitat, patroli pengamanan telur, penanaman 11.000 bibit pohon bakau, 1.000 pohon cemara, 3.000 pembibitan pohon bakau dan penyusunan Master Plan Wisata Ekowisata Mangrove, serta kegiatan Coastal Clean bersama pramuka, komunitas, dan sekolah sekolah.
(ven)