Bos Virgin Sir Richard Branson Peringatkan Pounds Akan Anjlok

Jum'at, 12 Juli 2019 - 16:26 WIB
Bos Virgin Sir Richard...
Bos Virgin Sir Richard Branson Peringatkan Pounds Akan Anjlok
A A A
LONDON - Bos Virgin Sir Richard Branson memperingatkan kemungkinan kejatuhan Poundsterling apabila Brexit alias negosiasi keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) berakhir tanpa kesepakatan. Menurutnya apabila hal itu benar terjadi, maka bakal berdampak buruk bagi Virgin serta memaksa banyak perusahaan untuk mengalihkan investasi dari Inggris.

"Brexit tanpa menciptakan kesepakatan akan menyebabkan Pound jatuh dan nilainya sama dengan Dolar. Hal itu akan jadi efek buruk kepada Virgin serta banyak investasi keluar dari Inggris," ujar Bos Virgin Sir Richard Branson yang juga mengkritik sistem waralaba kereta api yang menurutnya menjadi penghambat bagi pengusaha.

Sebelumnya Boris Johnson yang merupakan seorang politikus Partai Konservatif Britania Raya telah menolak untuk menunda keputusan parlemen yang diyakini bakal memaksa Brexit tanpa kesepakatan. Tetapi Sir Richard mengatakan kepada BBC, bahwa langkah Inggris pergi dari Uni Eropa tanpa kesepakatan akan menyebabkan pounds merosot.

"Pound berada di level 1,53 terhadap USD ketika referendum berlangsung. Pound hari ini berada pada posisi USD1,22, USD1,23 dan pound akan runtuh ke paritas dengan dolar jika Brexit berakhir tanpa kesepakatan," katanya.

Sir Richard Branson yang memiliki portofolio mencakup maskapai penerbangan, layanan keuangan, dan perusahaan media, meramalkan kerugian besar bagi semua kepentingan Inggris dengan mengatakan akan "menghancurkan banyak perusahaan seperti Virgin". "Ini jelas akan mengakibatkan kita menghabiskan lebih sedikit uang di Inggris, dan hanya menempatkan semua energi kita ke negara lain," tambahnya.

Poundsterling Tertekan


Sir Richard memperingatkan pada bulan Desember, bahwa Inggris akan dibiarkan "hampir bangkrut" jika ada Brexit penuh ketidakpastian. Saat itu, Ia mengaku yakin bahwa meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan akan menyebabkan "beberapa bisnis asal Inggris" bangkrut.

Virgin Atlantic, maskapai utama dalam grup yang dipimpin Sir Richard, diterangkan telah menderita kerugian besar sejak Inggris memilih meninggalkan Uni Eropa pada 2016, akibat penurunan nilai mata uang pound terhadap dolar.

"Semua biaya kami dengan dolar seperti pemeliharaan, biaya pesawat. Makannya Brexit yang berlarut-larut berarti membuat perusahaan pengiriman udara dari Eropa ke AS akan hilang begitu saja. Sehingga pengeluaran 100 juta pound dalam setahun, katakanlah bakal sia-sia," paparnya.

Poundsterling sendiri telah menjalani pekan yang berat dengan jatuh ke titik terendah dalam dua tahun. Raihan tersebut turun di bawah USD1,25 setelah menyerah pada tekanan politik dan ekonomi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6345 seconds (0.1#10.140)