Kemenpar Bahas Penambahan Frekuensi Penerbangan KL-BWX Citilink di FGD
A
A
A
BANYUWANGI - Kementerian Pariwisata menyambut baik rencana penambahan frekuensi penerbangan Citilink rute Kuala Lumpur-Banyuwangi. Bahkan, masalah ini, dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Aston Banyuwangi, Selasa (16/7/2019).
Rencananya, penerbangan internasional Citilink Kuala Lumpur-Banyuwangi akan ditingkatkan dari 1 x per minggu menjadi 2x per minggu. Penambahan ini mulai efektif 1 Agustus 2019.
Sedangkan FGD menghadirkan narasumber dari maskapai Citilink, Pemkab Banyuwangi, ASITA, PHRI, VITO Malaysia, dan dari Kemenpar sendiri.
Peserta yang dilibatkan cukup beragam. Baik dari kalangan pemerintah pusat dan daerah maupun stakeholders industri terkait dari wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi.
Dalam FGD, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan strategi dan plan pengembangan destinasi Banyuwangi ke depan. Termasuk pengembangan infrastruktur dan amenitasnya.
"Saya gembira dengan langkah Kemenpar mengadakan event ini. Diharapkan kunjungan wisatawan mancanagera khususnya dari hub Kuala Lumpur Malaysia dapat meningkat secara signifikan," ujar Bupati Anas.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, tujuan dari diadakannya FGD ini untuk memberikan pandangan kepada industri terkait mekanisme pembuatan paket Hot Deals Banyuwangi.
"Industri diarahkan untuk berkolaborasi membuat paket yang sangat kompetitif. Tujuannya menarik wisman untuk berkunjung ke destinasi-destinasi di Banyuwangi," ujar Rizki didampingi Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Dikatakannya, Banyuwangi terbilang lengkap dari sisi 3A. Akses sudah ada, atraksi sudah tidak diragukan lagi, dan amenitas yang terus menerus dikembangkan.
"Destinasinya pun komplit, mulai dari underwater, landscape seperti savana, hingga gunung pun ada," tambahnya.
Citilink juga mengabarkan bahwa maskapai tersebut sudah mendapatkan slot di bandara I Gusti Ngurah Rai untuk rute Banyuwangi-Denpasar. Ini semakin menambah lengkapnya pilihan paket wisata yang akan dibuat oleh para travel agent dan menarik bagi wisatawan untuk mencoba paket Banyuwangi dan Bali.
Adella Raung menambahkan, saat ini Citilink juga sudah memiliki rute BWX-CGK pp, BWX-SUB pp dan BWX-MDC pp. Sehingga sebagai destinasi, Banyuwangi bisa berperan sebagai End Destination, Twin Destination (Banyuwangi-Bali) dan bagian dari WI journey.
"Namun perlu memperbaiki strategi promosi rute ini di Malaysia agar lebih efektif menjaring wisman. Karena sejauh ini rute BWX-KUL pp lebih banyak terisi oleh wisnas. Untuk itu Citilink, Kemenpar dibantu VITO Malaysia segera akan menyiapkan program marketingnya," ungkap Adella.
Adella mengungkapkan, Kadispar Banyuwangi juga segera akan memimpin workshop bersama seluruh industri pariwisata Banyuwangi. Workshop untuk menghasilkan paket Hot Deals yang kompetitif (air fare, hotel rate, tarif atraksi, rental kendaraan, biaya agent, dll).
Sementara, ASITA Pusat akan bekerja sama dengan Tourism Board Malaysia untuk menunjuk 10 TA/TO di Malaysia sebagai business partner yang akan menjual paket/tiket Banyuwangi. Sedangkan VITO Malaysia diminta membantu memfasilitasi komunikasi dengan stakeholders pariwisata di Malaysia (KL).
"Semua stakeholder dilibatkan. Baik Akademisi, Bisnis/Industri pariwisata, Government, Community dan Media (ABGCM) untuk mencari peluang pasar," kata Adella.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai, peningkatan frekuensi rute internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi menjadi bukti komitmen Citilink Indonesia. Terutama dalam membantu pengembangan pariwisata Indonesia.
"Hal ini diharapkan mampu mempercepat proses go International Banyuwangi. Khususnya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya.
Menurut Menpar Arief Yahya, Banyuwangi memiliki potensi pariwisata yang luar biasa untuk dikembangkan. Seperti Kawah Ijen yang identik dengan blue fire, Taman Nasional Baluran, dan Pantai G-Land, yang banyak diminati wisman.
"Terima kasih Citilink yang turut berkontribusi aktif dalam program Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019,” pungkas Menpar Arief Yahya.
Rencananya, penerbangan internasional Citilink Kuala Lumpur-Banyuwangi akan ditingkatkan dari 1 x per minggu menjadi 2x per minggu. Penambahan ini mulai efektif 1 Agustus 2019.
Sedangkan FGD menghadirkan narasumber dari maskapai Citilink, Pemkab Banyuwangi, ASITA, PHRI, VITO Malaysia, dan dari Kemenpar sendiri.
Peserta yang dilibatkan cukup beragam. Baik dari kalangan pemerintah pusat dan daerah maupun stakeholders industri terkait dari wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi.
Dalam FGD, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan strategi dan plan pengembangan destinasi Banyuwangi ke depan. Termasuk pengembangan infrastruktur dan amenitasnya.
"Saya gembira dengan langkah Kemenpar mengadakan event ini. Diharapkan kunjungan wisatawan mancanagera khususnya dari hub Kuala Lumpur Malaysia dapat meningkat secara signifikan," ujar Bupati Anas.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, tujuan dari diadakannya FGD ini untuk memberikan pandangan kepada industri terkait mekanisme pembuatan paket Hot Deals Banyuwangi.
"Industri diarahkan untuk berkolaborasi membuat paket yang sangat kompetitif. Tujuannya menarik wisman untuk berkunjung ke destinasi-destinasi di Banyuwangi," ujar Rizki didampingi Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung.
Dikatakannya, Banyuwangi terbilang lengkap dari sisi 3A. Akses sudah ada, atraksi sudah tidak diragukan lagi, dan amenitas yang terus menerus dikembangkan.
"Destinasinya pun komplit, mulai dari underwater, landscape seperti savana, hingga gunung pun ada," tambahnya.
Citilink juga mengabarkan bahwa maskapai tersebut sudah mendapatkan slot di bandara I Gusti Ngurah Rai untuk rute Banyuwangi-Denpasar. Ini semakin menambah lengkapnya pilihan paket wisata yang akan dibuat oleh para travel agent dan menarik bagi wisatawan untuk mencoba paket Banyuwangi dan Bali.
Adella Raung menambahkan, saat ini Citilink juga sudah memiliki rute BWX-CGK pp, BWX-SUB pp dan BWX-MDC pp. Sehingga sebagai destinasi, Banyuwangi bisa berperan sebagai End Destination, Twin Destination (Banyuwangi-Bali) dan bagian dari WI journey.
"Namun perlu memperbaiki strategi promosi rute ini di Malaysia agar lebih efektif menjaring wisman. Karena sejauh ini rute BWX-KUL pp lebih banyak terisi oleh wisnas. Untuk itu Citilink, Kemenpar dibantu VITO Malaysia segera akan menyiapkan program marketingnya," ungkap Adella.
Adella mengungkapkan, Kadispar Banyuwangi juga segera akan memimpin workshop bersama seluruh industri pariwisata Banyuwangi. Workshop untuk menghasilkan paket Hot Deals yang kompetitif (air fare, hotel rate, tarif atraksi, rental kendaraan, biaya agent, dll).
Sementara, ASITA Pusat akan bekerja sama dengan Tourism Board Malaysia untuk menunjuk 10 TA/TO di Malaysia sebagai business partner yang akan menjual paket/tiket Banyuwangi. Sedangkan VITO Malaysia diminta membantu memfasilitasi komunikasi dengan stakeholders pariwisata di Malaysia (KL).
"Semua stakeholder dilibatkan. Baik Akademisi, Bisnis/Industri pariwisata, Government, Community dan Media (ABGCM) untuk mencari peluang pasar," kata Adella.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai, peningkatan frekuensi rute internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi menjadi bukti komitmen Citilink Indonesia. Terutama dalam membantu pengembangan pariwisata Indonesia.
"Hal ini diharapkan mampu mempercepat proses go International Banyuwangi. Khususnya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya.
Menurut Menpar Arief Yahya, Banyuwangi memiliki potensi pariwisata yang luar biasa untuk dikembangkan. Seperti Kawah Ijen yang identik dengan blue fire, Taman Nasional Baluran, dan Pantai G-Land, yang banyak diminati wisman.
"Terima kasih Citilink yang turut berkontribusi aktif dalam program Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019,” pungkas Menpar Arief Yahya.
(akn)