Sasar Emak-Emak, Sukses Gaet 200.000 Member di 240 Kota
A
A
A
Ada banyak platform market place online saat ini yang bermunculan seiring dengan tren dan konsumsi masyarakat kekinian yang berubah. Namun ada satu platform market place yang spesifik menyasar emak-emak rumah tangga.
Namanya Dusdusan.com. Menurut pendirinya, Christian Kustedi, nama brand Dusdusan berawal dari ide sebagai reseller dengan sistem grosir. Didirikan sejak 2014 silam, Christian menuturkan, ide Dusdusan bermula dari pekerjaan Agency Brand yang dilakoninya.
"Waktu saya bergerak di agency yang menangani brand sebuah pabrik produk rumahan. Pada akhirnya, kami melihat ada banyak rangkaian dalam proses distribusi yang tidak efisien. Akhirnya kami melihat celah dan fokus pada direct selling," ungkapnya kepada KORAN SINDO di Jakarta, baru-baru ini.
Keunggulan Dusdusan, terletak pada komunitasnya yang cerdik menggandeng kalangan emak-emak rumahan. Sedangkan urusan emak-emak, bukan hanya persoalan arisan, tapi juga di sekolah anak, pasar hingga keluarga besar. Emak-emak reseller ini bisa berjualan online lewat media sosial hinga offline ke lokasi-lokasi ngerumpi.
"Jadi, kami mengandalkan komunitas emak-emak ini, ada yang disekolahan, di pasar bahkan di rumah sendiri. Melalui komunitas ini kita bisa tahu langsung apa kebutuhan mereka," ungkapnya. Di awal berdiri, Christian meng isahkan, Dusdusan menyiapkan produk kebutuhan rumah tangga dari barang plastik yang berkualitas. Mulai dari toples, hingga panci plastik.
Melihat respon pasar yang besar, jika di awal pendiriannya jumlah member hanya sekitar 10.000 kini ber kem bang hingga hampir 200.000 member di 420 kota Indonesia. Christian menjelaskan bahwa melalui komunitas, kopi darat juga rutin digelar untuk menyegarkan pertemanan dan menyerap kebutuhan konsumer.
"Jadi kami itu hampir tiap pekan mengadakan kopdar atau kum pul bareng. Menyiasatinya dengan mengundang pakar atau reseller yang sudah berpengalaman, jadi suasana yang terjalin juga terlihat akrab," tegasnya. Jika di awal partner pabrikan Dusdusan hanya berupa barang plastik rumahan, kini berkembang pada ratusan produk. "Kita akan melebar mengingat kebutuhan reseller akan customer juga selalu kita tampung. Misalnya melebar pada barang-barang kebutuhan kesehatan dan produk lain yang bermanfaat," katanya.
Dari sisi margin, Dusdusan sebisa mungkin memberikan margin yang besar kepada reseller-nya. Sebab, barang-barang yang dijual kembali merupakan barang grosiran atau sifatnya beli satu isi banyak. Christian juga menuturkan bahwa di awal pendirian Dusdusan dimodali Rp2,5 miliar. Setahun kemudian disuntik lagi hingga total investasi mencapai Rp5 miliar. Soal pertumbuhan terlihat jelas pada proses transaksi yang terus bertambah dari bulan ke bulan.
"Ada satu reseller kami, buat awal dagang pinjam Rp100 ribu dia utang. Sekarang omset sudah Rp200 juta dan ini murni berdagang, bukan rekrut merekrut. Jadi, nggak ribet ya seperti inilah Dusdusan," tegasnya. Jumlah transaksi per hari di Dusdusan bisa mencapai 200 transaksi per hari.
Jika satu transaksi mencapai rata-rata 18pieces atau 18 dus bisa dibayang kan besarnya prospek di sektor ini. "Dibanding platform besar lainnya, kami melihat ini masih kecil. Tapi bagi kami di Dusdusan, yang penting growth-nya kelihatan atau rata-rata di persentase 70- 80%. Bahkan pernah mencapai 300-400% growth-nya. Makanya kami pelan-pelan melihat sektor ini dan optimis akan terus berkembang," jelasnya. (Ichsan Amin)
Namanya Dusdusan.com. Menurut pendirinya, Christian Kustedi, nama brand Dusdusan berawal dari ide sebagai reseller dengan sistem grosir. Didirikan sejak 2014 silam, Christian menuturkan, ide Dusdusan bermula dari pekerjaan Agency Brand yang dilakoninya.
"Waktu saya bergerak di agency yang menangani brand sebuah pabrik produk rumahan. Pada akhirnya, kami melihat ada banyak rangkaian dalam proses distribusi yang tidak efisien. Akhirnya kami melihat celah dan fokus pada direct selling," ungkapnya kepada KORAN SINDO di Jakarta, baru-baru ini.
Keunggulan Dusdusan, terletak pada komunitasnya yang cerdik menggandeng kalangan emak-emak rumahan. Sedangkan urusan emak-emak, bukan hanya persoalan arisan, tapi juga di sekolah anak, pasar hingga keluarga besar. Emak-emak reseller ini bisa berjualan online lewat media sosial hinga offline ke lokasi-lokasi ngerumpi.
"Jadi, kami mengandalkan komunitas emak-emak ini, ada yang disekolahan, di pasar bahkan di rumah sendiri. Melalui komunitas ini kita bisa tahu langsung apa kebutuhan mereka," ungkapnya. Di awal berdiri, Christian meng isahkan, Dusdusan menyiapkan produk kebutuhan rumah tangga dari barang plastik yang berkualitas. Mulai dari toples, hingga panci plastik.
Melihat respon pasar yang besar, jika di awal pendiriannya jumlah member hanya sekitar 10.000 kini ber kem bang hingga hampir 200.000 member di 420 kota Indonesia. Christian menjelaskan bahwa melalui komunitas, kopi darat juga rutin digelar untuk menyegarkan pertemanan dan menyerap kebutuhan konsumer.
"Jadi kami itu hampir tiap pekan mengadakan kopdar atau kum pul bareng. Menyiasatinya dengan mengundang pakar atau reseller yang sudah berpengalaman, jadi suasana yang terjalin juga terlihat akrab," tegasnya. Jika di awal partner pabrikan Dusdusan hanya berupa barang plastik rumahan, kini berkembang pada ratusan produk. "Kita akan melebar mengingat kebutuhan reseller akan customer juga selalu kita tampung. Misalnya melebar pada barang-barang kebutuhan kesehatan dan produk lain yang bermanfaat," katanya.
Dari sisi margin, Dusdusan sebisa mungkin memberikan margin yang besar kepada reseller-nya. Sebab, barang-barang yang dijual kembali merupakan barang grosiran atau sifatnya beli satu isi banyak. Christian juga menuturkan bahwa di awal pendirian Dusdusan dimodali Rp2,5 miliar. Setahun kemudian disuntik lagi hingga total investasi mencapai Rp5 miliar. Soal pertumbuhan terlihat jelas pada proses transaksi yang terus bertambah dari bulan ke bulan.
"Ada satu reseller kami, buat awal dagang pinjam Rp100 ribu dia utang. Sekarang omset sudah Rp200 juta dan ini murni berdagang, bukan rekrut merekrut. Jadi, nggak ribet ya seperti inilah Dusdusan," tegasnya. Jumlah transaksi per hari di Dusdusan bisa mencapai 200 transaksi per hari.
Jika satu transaksi mencapai rata-rata 18pieces atau 18 dus bisa dibayang kan besarnya prospek di sektor ini. "Dibanding platform besar lainnya, kami melihat ini masih kecil. Tapi bagi kami di Dusdusan, yang penting growth-nya kelihatan atau rata-rata di persentase 70- 80%. Bahkan pernah mencapai 300-400% growth-nya. Makanya kami pelan-pelan melihat sektor ini dan optimis akan terus berkembang," jelasnya. (Ichsan Amin)
(nfl)