Rupiah Berakhir Melesat Iringi Kejatuhan Dolar Dibayangi Pemangkasan Fed Rate

Kamis, 18 Juli 2019 - 17:47 WIB
Rupiah Berakhir Melesat...
Rupiah Berakhir Melesat Iringi Kejatuhan Dolar Dibayangi Pemangkasan Fed Rate
A A A
JAKA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Kamis (18/7/2019) terus melesat naik untuk semakin nyaman melaju di zona hijau. Tren penguatan mata uang Garuda mengiringi kejatuhan dolar untuk hari kedua dibayangi sentimen soal pemangkasan suku bunga AS alias Fed rate.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah membaik jadi Rp13.955/USD dari sebelumnya Rp13.980/USD. Pergerakan harian rupiah menjelang akhir pekan hari ini berada pada kisaran Rp13.920 hingga Rp13.979/USD.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg pada perdagangan spot exchange juga menanjak ke posisi Rp13.960/USD dibandingkan sesi penutupan Rabu, kemarin di level Rp13.982/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp13.925-Rp13.981/USD.

Menurut data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah juga berbalik melawan untuk berada pada level Rp13.975/USD, meski hanya merayap tipis. Sebelumnya rupiah lesu saat berhadapan dengan USD di level Rp13.982/USD.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah menjadi Rp13.976/USD untuk memperlihatkan mata uang Garuda masih naik turun Posisi ini memperlihatkan rupiah lesu usai sebelumnya berada pada level Rp13.949/USD.

Sementara seperti dilansir Reuters, Dolar tergelincir pada hari kedua terhadap para pesaingnya dalam perdagangan, Kamis di belakang hasil Treasury AS yang lebih lemah setelah data perumahan mencatatkan negatif.

Investor bersiap untuk pertemuan kebijakan minggu depan di mana para pejabat berpeluang menetapkan pemotongan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Terhadap enam mata uang utama, dolar 0,1% lebih rendah ke posisi 97,09.

Ahli strategi Morgan Stanley mengatakan dalam catatan harian bahwa prospek keseluruhan untuk aset berisiko tetap bearish berkat laporan pendapatan AS yang mengecewakan dan prospek yang lemah untuk perdagangan global.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6651 seconds (0.1#10.140)