Tingkatkan Produksi Jagung, Kementan Juga Beri Bantuan Alsintan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian terus mendorong program pengembangan pertanian modern. Salah satunya dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk pertanian jagung.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan untuk para petani jagung, pihaknya mendistribusikan bantuan alat tanam jagung corn planter dorong dan corn planter implement. Pada 2018, bantuan kedua alat itu mencapai 10.437 unit atau senilai Rp38,4 miliar.
Dia mengungkapkan, produksi jagung harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan akselerasi ekspor. Dengan bantuan alsintan yang ada, Sarwo Edhy juga berharap petani lebih giat dan bersemangat dalam bercocok tanam.
"Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Apalagi kami mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung," ungkap Sarwo Edhy, Selasa (23/7/2019).
Menurut Sarwo Edhy, produksi jagung di seluruh Indonesia yang mulai meningkat, khususunya di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
"Pemerintah juga akan meningkatkan bantuan untuk petani jagung," kata Sarwo Edhy.
Bantuan alsintan dari pemerintah salah satunya disalurkan kepada petani jagung di Lamongan, Jawa Timur. Nuril Huda, petani jagung asal Lamongan mengatakan, bantuan alsintan yang didapatkan setahun lalu mulai terasa manfaatnya. Menurutnya, memanfaatkan alat mesin pertanian berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi hingga dua kali lipat.
"Misalnya bantuan mesin pengolahan rotary dryer sebagai alat pengering di saat jagung dalam keadaan basah. Buat kami itu sangat membantu sekali karena permintaan peternak tidak mungkin bisa ditunda," kata Nuril.
Selain rotary, lanjut dia, para petani yang sebagian besar bermukim di Desa Bulungrengseih, Kecamatan Laren ini juga merasa terbantu dengan mesin traktor yang bisa mengolah tanah lebih cepat. Kondisi ini memudahkan petani untuk bercocok tanam, sekaligus memanen hasil.
"Kalau alsintan terus terang tidak ada masalah. Buat kami (para petani), bantuan tersebut sangat bermanfaat karena mampu berproduksi lebih cepat. Tentu semua bantuan ini harus kita apresiasi," katanya.
Namun begitu Nuril menyimpan sedikit harapan. Dia berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bantuan bibit dan benih unggul.
"Pertama kita harapkan pemerintah turun langsung menanggulangi hama tikus yang bisa menyebabkan menyusutnya produksi. Kedua kita berharap pemerintah memberi bantuan benih unggul seperti sumo, ISI 18, ISI 2 dan prodak nsional termasuk SA, Sampurna dan Bima. Sebab benih yang ada saat ini kurang maksimal," pungkasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan untuk para petani jagung, pihaknya mendistribusikan bantuan alat tanam jagung corn planter dorong dan corn planter implement. Pada 2018, bantuan kedua alat itu mencapai 10.437 unit atau senilai Rp38,4 miliar.
Dia mengungkapkan, produksi jagung harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan akselerasi ekspor. Dengan bantuan alsintan yang ada, Sarwo Edhy juga berharap petani lebih giat dan bersemangat dalam bercocok tanam.
"Saya mengharapkan petani semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, serta mencintai produk dalam negeri. Apalagi kami mengemban visi dan misi sebagai institusi pendukung Direktorat Jenderal Komoditas, khusus jagung," ungkap Sarwo Edhy, Selasa (23/7/2019).
Menurut Sarwo Edhy, produksi jagung di seluruh Indonesia yang mulai meningkat, khususunya di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
"Pemerintah juga akan meningkatkan bantuan untuk petani jagung," kata Sarwo Edhy.
Bantuan alsintan dari pemerintah salah satunya disalurkan kepada petani jagung di Lamongan, Jawa Timur. Nuril Huda, petani jagung asal Lamongan mengatakan, bantuan alsintan yang didapatkan setahun lalu mulai terasa manfaatnya. Menurutnya, memanfaatkan alat mesin pertanian berpengaruh pada peningkatan jumlah produksi hingga dua kali lipat.
"Misalnya bantuan mesin pengolahan rotary dryer sebagai alat pengering di saat jagung dalam keadaan basah. Buat kami itu sangat membantu sekali karena permintaan peternak tidak mungkin bisa ditunda," kata Nuril.
Selain rotary, lanjut dia, para petani yang sebagian besar bermukim di Desa Bulungrengseih, Kecamatan Laren ini juga merasa terbantu dengan mesin traktor yang bisa mengolah tanah lebih cepat. Kondisi ini memudahkan petani untuk bercocok tanam, sekaligus memanen hasil.
"Kalau alsintan terus terang tidak ada masalah. Buat kami (para petani), bantuan tersebut sangat bermanfaat karena mampu berproduksi lebih cepat. Tentu semua bantuan ini harus kita apresiasi," katanya.
Namun begitu Nuril menyimpan sedikit harapan. Dia berharap pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan bantuan bibit dan benih unggul.
"Pertama kita harapkan pemerintah turun langsung menanggulangi hama tikus yang bisa menyebabkan menyusutnya produksi. Kedua kita berharap pemerintah memberi bantuan benih unggul seperti sumo, ISI 18, ISI 2 dan prodak nsional termasuk SA, Sampurna dan Bima. Sebab benih yang ada saat ini kurang maksimal," pungkasnya.
(ven)