Lahan Sempit, Kebutuhan Properti di Jakarta Masih Terus Berkembang
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Real Estat Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida mengatakan, Jakarta tetap dianggap developer sebagai pusat bisnis yang menjanjikan.Menurutnya dalam teori pengembang, DKI Jakarta masih terus dilihat sebagai ekonomi value yang keberadaannya tidak diragukan lagi. “Jadi Jakarta itu sudah tidak perlu diciptakan sebagai kantong ekonomi lagi. Karena memang sudah menjadi pusat ekonomi,” ujarnya kepada SINDO di Jakarta, Selasa (23/7/2019).Berdasarkan catatan REI, daya huni maupun daya untuk kebutuhan kantor di Jakarta masih sangat besar dan masih akan terus bertumbuh. “Kalau data terbaru, daya hunian Jakarta itu masih available atau ngak perlu bangun baru. Supplynya masih besar, begitu juga untuk perkantoran,” ujarnya.Meski kondisi lahan di Jakarta kian sempit, namun lahan-lahan yang ada masih tersedia dan akan terus berpotensi untuk dikembangkan sebagai bangunan atau gedung vertikal. Dia menambahkan pihak pengembang akan mengarah pada pembangunan plhuniqn maupun kebutuhan kantor yang dekat dengan lokasi Transit Oriented Development (TOD).“Kenapa TOD? Biar tidak menambah keruwetan kemacetan di Jakarta. Dan itu yang dikejar oleh pencari hunian maupun perkantoran di Jakarta,” pungkasnya.Sebagai informasi REI mencatat, kebutuhan hunian di Jakarta masih dibutuhkan, apalagi sejak perhelatan Pilpres selesai belum lama ini sektor properti berdasarkan kebutuhan konsumsi kredit, pertumbuhannya sudah berada di atas 10%, dari 22% sebelum Pilpres menjadi 24,5%.
(akr)