Northcliff Indonesia Terus Perkuat Portofolio Investasi
A
A
A
JAKARTA - PT Northcliff Indonesia (NCI) terus melakukan pengembangan untuk menjadi perusahaan induk investasi terbesar di Indonesia. Karena itu, dalam rencana strategis jangka panjangnya, perusahaan yang berfokus pada corporate finance ini mengakuisisi sejumlah perusahaan guna memperkuat portofolio investasinya.
NCI antara lain telah mengakuisisi PT Taman Suci Abadi (TSA), perusahaan di Denpasar, Bali, yang fokus menjalankan bisnis manajemen hotel. Selain itu, NCI mengakuisisi PT Griya Boga Selaras (GBS), perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang manajemen gedung, katering, dan restoran. Selain itu, NCI juga mengakuisisi PT Intan Baruprana Finance Tbk dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS).
"Kita juga ada rencana mengakuisisi perusahaan consumer goods, tapi belum bisa di-disclose karena masih dalam tahapan due dilligence," ungkap Direktur Utama NCI Erry Sulistio dalam acara Media Gathering di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Erry menambahkan, NCI juga akan melepas saham dua anak perusahaannya melalui mekanisme initial public offering (IPO). IPO tersebut rencananya akan dilakukan pada semester II ini atau awal semester awal tahun 2020.
Dua anak usaha NCI tersebut adalah PT Media Delapan Visual atau Northcliff Media Entertainment yang bergerak di industri kreatif dan PT Northcliff Ekaland yang bergerak di bisnis properti. IPO kedua anak usaha tersebut ditargetkan mampu menghimpun dana sebesar Rp1 triliun. Rinciannya, Rp50-100 miliar dari pelepasan saham Media Delapan dan sisanya dari pelepasan saham Northcliff Ekaland.
"Tentunya besaran dananya akan kita sesuaikan dengan kebutuhan dan juga kondisi penyerapan pasar nanti," ujar Erry.
Dana hasil pelepasan saham Media Delapan rencananya digunakan untuk membiayai sejumlah proyek film serta pagelaran musik yang tengah disiapkan perusahaan.
Direktur Northcliff Picture Anirudhya Mitra menambahkan, Media Delapan saat ini telah memproduksi film berjudul "Move On" yang akan tayang 22 Agustus mendatang. "Kita juga sedang menyiapkan beberapa judul film lagi, antara lain dengan sutradara Garin Nugroho," ungkapnya.
Anirudhya menegaskan, Media Delapan serius menggarap film-film berkualitas dengan beragam genre. Dengan begitu, dia yakin produk filmnya akan memperoleh sambutan positif penonton Indonesia.
Erry menambahkan, kiprah Northcliff di industri kreatif sejalan dengan semangat pemerintahan Joko Widodo yang tengah menggalakkan sektor kreatif. "Kami yakin sektor ini menjadi primadona yang akan terus dikembangkan pada 5 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi selanjutnya, sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional," ujarnya.
Mengenai Northcliff Ekaland, Erry mengatakan bahwa perusahaan properti itu tengah mengembangkan sejumlah proyek di berbagai daerah. Berfokus pada pengembangan hotel dan kondotel, proyek-proyek itu diyakini akan menjadi aset-aset yang sangat menguntungkan saat booming sektor properti yang diprediksi akan terjadi pada 2024-2025 mendatang.
Saat ini, total aset Northcliff Ekaland mencapai Rp1 triliun dan diharapkan tumbuh hingga dua kali lipat setelah IPO dan pengembangan yang dilakukan perusahaan.
NCI antara lain telah mengakuisisi PT Taman Suci Abadi (TSA), perusahaan di Denpasar, Bali, yang fokus menjalankan bisnis manajemen hotel. Selain itu, NCI mengakuisisi PT Griya Boga Selaras (GBS), perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang manajemen gedung, katering, dan restoran. Selain itu, NCI juga mengakuisisi PT Intan Baruprana Finance Tbk dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS).
"Kita juga ada rencana mengakuisisi perusahaan consumer goods, tapi belum bisa di-disclose karena masih dalam tahapan due dilligence," ungkap Direktur Utama NCI Erry Sulistio dalam acara Media Gathering di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Erry menambahkan, NCI juga akan melepas saham dua anak perusahaannya melalui mekanisme initial public offering (IPO). IPO tersebut rencananya akan dilakukan pada semester II ini atau awal semester awal tahun 2020.
Dua anak usaha NCI tersebut adalah PT Media Delapan Visual atau Northcliff Media Entertainment yang bergerak di industri kreatif dan PT Northcliff Ekaland yang bergerak di bisnis properti. IPO kedua anak usaha tersebut ditargetkan mampu menghimpun dana sebesar Rp1 triliun. Rinciannya, Rp50-100 miliar dari pelepasan saham Media Delapan dan sisanya dari pelepasan saham Northcliff Ekaland.
"Tentunya besaran dananya akan kita sesuaikan dengan kebutuhan dan juga kondisi penyerapan pasar nanti," ujar Erry.
Dana hasil pelepasan saham Media Delapan rencananya digunakan untuk membiayai sejumlah proyek film serta pagelaran musik yang tengah disiapkan perusahaan.
Direktur Northcliff Picture Anirudhya Mitra menambahkan, Media Delapan saat ini telah memproduksi film berjudul "Move On" yang akan tayang 22 Agustus mendatang. "Kita juga sedang menyiapkan beberapa judul film lagi, antara lain dengan sutradara Garin Nugroho," ungkapnya.
Anirudhya menegaskan, Media Delapan serius menggarap film-film berkualitas dengan beragam genre. Dengan begitu, dia yakin produk filmnya akan memperoleh sambutan positif penonton Indonesia.
Erry menambahkan, kiprah Northcliff di industri kreatif sejalan dengan semangat pemerintahan Joko Widodo yang tengah menggalakkan sektor kreatif. "Kami yakin sektor ini menjadi primadona yang akan terus dikembangkan pada 5 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi selanjutnya, sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional," ujarnya.
Mengenai Northcliff Ekaland, Erry mengatakan bahwa perusahaan properti itu tengah mengembangkan sejumlah proyek di berbagai daerah. Berfokus pada pengembangan hotel dan kondotel, proyek-proyek itu diyakini akan menjadi aset-aset yang sangat menguntungkan saat booming sektor properti yang diprediksi akan terjadi pada 2024-2025 mendatang.
Saat ini, total aset Northcliff Ekaland mencapai Rp1 triliun dan diharapkan tumbuh hingga dua kali lipat setelah IPO dan pengembangan yang dilakukan perusahaan.
(fjo)