CSIS: Kontribusi Ekonomi Digital Puluhan Triliun Rupiah

Jum'at, 26 Juli 2019 - 01:12 WIB
CSIS: Kontribusi Ekonomi...
CSIS: Kontribusi Ekonomi Digital Puluhan Triliun Rupiah
A A A
JAKARTA - Center for International and Strategic Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics mengumumkan hasil riset yang menyebutkan sumbangan ekonomi digital mencapai puluhan triliun rupiah.

Kepala Departemen Ekonomi CSIS, Yose Rizal mengatakan, teknologi digital Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi landasan pembangunan ekonomi inklusif di Indonesia.

"Penerima manfaat terbesar dari perkembangan ekonomi digital adalah dunia usaha, terutama UKM, dan konsumen. Formulasi kebijakan terkait ekonomi digital seharusnya mempertimbangkan kesejahteraan seluruh pihak terkait agar manfaatnya bisa dirasakan secara optimal," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/7/2019).

Menurut Yose, studi yang dilakukan yakni dengan menghitung kontribusi teknologi Grab, sebagai salah satu pelaku paling inovatif teknologi digital, terhadap perekonomian Indonesia. Studi ini tidak hanya mengungkapkan berbagai manfaat yang didapatkan oleh mitra Grab, seperti mitra pengemudi maupun mitra usaha, tetapi juga manfaat bagi pelanggan pengguna jasa.

Riset menemukan bahwa teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk wilayah Jabodetabek pada 2018. Surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike adalah Rp5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi sebesar Rp40,41 triliun.

Sebelumnya, riset Tenggara Strategics dan CSIS yang hasilnya dipublikasi pada 11 April 2019, menyimpulkan kehadiran Grab telah memberi kontribusi Rp48,9 triliun terhadap perekonomian Indonesia melalui pendapatan para pengemudi GrabBike dan GrabCar, mitra GrabFood, dan agen Kudo individual.

Dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 pengemudi dan 40.000 agen Kudo individual yang sebelumnya menganggur, diperkirakan input ekonomi Grab mencapai Rp16,4 triliun pada 2018.

"Penghitungan surplus konsumen dengan menggunakan analisis big data ini pertama kali dilakukan di Asia Tenggara," ujar Yose.

Terkait hasil rangkaian penelitian itu, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno, mengatakan hasil studi surplus konsumen Grab dan survei mitra Grab menunjukkan manfaat yang dihasilkan oleh perusahaan teknologi ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan, baik untuk konsumen dan mitra.

"Perlu studi-studi sejenis untuk mengukur manfaat kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia," imbuhnya.
(ven)
Berita Terkait
Pertumbuhan Ekonomi...
Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
Dominasi E-Commerce...
Dominasi E-Commerce di Ekonomi Digital Indonesia
Sukses Raup Cuan di...
Sukses Raup Cuan di Usia Muda
Pertumbuhan Ekonomi...
Pertumbuhan Ekonomi Digital
Era Booming Teknologi...
Era Booming Teknologi Digital, Ekonom Sebut Ada 4 Tantangan Krusial
Ajang Sinergi Kebijakan...
Ajang Sinergi Kebijakan Digitalisasi, FEKDI 2022 Resmi Dibuka
Berita Terkini
BRI Kembali Ditunjuk...
BRI Kembali Ditunjuk sebagai Penyedia Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
17 menit yang lalu
Proaktif Dalam Pelayanan...
Proaktif Dalam Pelayanan Haji, BRI Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
1 jam yang lalu
Harga Emas Malas Bergerak...
Harga Emas Malas Bergerak Dibanderol Rp1.896.000/Gram, Berikut Rincian Lengkapnya
2 jam yang lalu
Tetangga Indonesia Menolak...
Tetangga Indonesia Menolak Tawaran China untuk Gandengan Tangan Melawan Tarif AS
3 jam yang lalu
China Setop Ekspor Logam...
China Setop Ekspor Logam Tanah Jarang dan Mineral Kritis Gegara Tarif Baru Trump
5 jam yang lalu
Potensi Panas Bumi Indonesia...
Potensi Panas Bumi Indonesia Terbesar Kedua di Dunia, Penopang Transisi Energi
12 jam yang lalu
Infografis
Rupiah Jeblok ke Level...
Rupiah Jeblok ke Level Terendah Sejak Krisis 1998
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved