Keuntungan Industri China pada Juni Merosot 3,1%

Sabtu, 27 Juli 2019 - 17:25 WIB
Keuntungan Industri...
Keuntungan Industri China pada Juni Merosot 3,1%
A A A
BEIJING - Keuntungan yang diperoleh oleh industri China pada Juni mengalami kontraksi setelah kenaikan singkat di bulan sebelumnya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perlambatan manufaktur akibat perang dagang akan memangkas pertumbuhan ekonomi China.

Keuntungan industri China terus melunak sejak paruh kedua tahun 2018 akibat pelambatan ekonomi dan meningkatnya sengketa perdagangan dengan AS. Hal itu menyebabkan banyak industri menunda keputusan bisnis dan mengurangi investasi manufaktur.

Mengutip Reuters, keuntungan industri China turun 3,1% pada Juni dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 601,9 miliar yuan (USD87,5 miliar), menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS), Sabtu (27/7/2019). Sementara, di bulan sebelumnya, laba industri mengalami kenaikan 1,1%.

Sementara dalam enam bulan pertama, perusahaan industri memperoleh keuntungan 2,98 triliun yuan, turun 2,4% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan penurunan 2,3% pada Januari-Mei. Di bagian lain, pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua ini juga melambat mendekati level terendah dalam 30 tahun.

"Penurunan laba industri di semester pertama ini didorong oleh penurunan laba di sektor automotif, pemrosesan minyak dan baja," ungkap Zhu Hong dari NBS.

Inflasi harga produsen, satu ukuran profitabilitas industri, turun ke nol pada Juni dari tahun sebelumnya, menyalakan kembali kekhawatiran tentang deflasi, yang dapat mendorong pihak berwenang untuk meluncurkan langkah-langkah stimulus yang lebih agresif.

Para perunding AS dan China akan bertemu pada Selasa (30/7) depan untuk pertama kalinya sejak Presiden Donald Trump dan Xi Jinping sepakat pada akhir Juni untuk menghidupkan kembali pembicaraan dalam upaya untuk mengakhiri perang dagang antara kedua negara.

Aksi AS dan China yang saling mengutip tarif hingga miliaran dolar untuk impor satu sama lain telah mengganggu rantai pasokan global dan mengguncang pasar keuangan dunia. Juni menandai bulan penuh pertama dari kenaikan tarif AS atas barang-barang China senilai UD200 miliar yang diberlakukan setelah pembicaraan perdagangan gagal.

Data industri yang dilansir NBS hari ini juga menunjukkan bahwa keuntungan dari industri bahan konstruksi dan mesin membantu meredam penurunan laba secara keseluruhan di semester pertama. Hal itu ditengarai karena pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi untuk infrastruktur, yang telah mendukung beberapa perusahaan, seperti pembuat peralatan kereta api, penambang dan produsen logam.

Sementara, pendapatan untuk pabrikan telekomunikasi dan peralatan elektronik, yang lebih rentan terhadap tarif AS daripada produk lainnya, turun 7,9% pada Januari-Juni. Keuntungan di perusahaan industri milik negara China pun tercatat turun 8,7% secara tahunan untuk enam bulan pertama ini.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7512 seconds (0.1#10.140)