Ekspor Buah Nanas Meningkat, Indonesia Sasar Argentina
A
A
A
JAKARTA - Ekspor buah nanas selama empat setengah tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan bahkan mencapai 31,27 persen atau rata-rata 8,65 persen per tahun. Ekspor ini meningkat setelah pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program terobosan yang sangat strategis.
"Setiap tahun terus meningkat, ini terlihat dari catatan 2013, dimana 174 ribu ton meningkat menjadi 229 ribu ton pada tahun 2018," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, Jumat (26/7/2019).
Menurut Kariyasa, pangsa ekspor nanas juga lebih besar jika dibandingkan komoditas buah lain, yakni 41,36 persen terhadap total nilai ekspor produk hortikultura yang mencapai 84,48 persen.
Bahkan, data ekspor tahun 2018 menunjukkan ada sebanyak 76 negara yang menjadi tujuan ekspor nenas Indonesia. Salah satunya adalah Hong Kong yang memiliki pangsa 24,4 persen dari total ekspor nenas Indonesia.
"Negara tujuan berikutnya adalah Korea dengan pangsa pasar 15,8 persen, Taiwan 9,25 persen, China 6,85 persen, dan Jepang 4,27 persen. Selain itu, Indonesia juga mengekspor produk nenas ke Argentina namun dengan pangsa yang masih kecil 0,15 persen," katanya.
Meski demikian, kata Kariyasa, pada awal tahun ini, pangsa ekspor produk nenas ke Argentina terus mengalmi peningkatam hingga menjadi 2,0 persen. Secara umum, volume ekspor hortikultura ke Argentina meningkat 7,5 ribu ton dari angka sebelumnya sekitar 5,4 ribu ton.
"Perkembangan ini menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor produk hortikultura ke Argentina. Tentu peluang ekspor nanas kita juga masih terbuka lebar, mengingat produksi nenas dalam negeri cenderung meningkat," katanya.
Sekedar diketahui, rata-rata produksi nenas Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat 14,58 persen per tahun. Padahal angka sebelumnya hanya 1,40 juta ton. Kemudian pada tahun 2018 angkanya menjadi 1,81 juta ton pertahun.
"Lampung merupakan sentra produksi nenas dengan pangsa 32,8 persen, disusul Jabar 11,4 persen, Sumut 10,9 persen, Jateng dan Jatim dengan pangsa masing-masing sekitar 8 persen," katanya.
Kariyasa menambahkan, saat ini Indonesia juga berpeluang memperluas negara tujuan ekspor produk hortikultura lainnya, seperti manggis, mangga, pisang, dan salak ke Argentina. Apalagi, baru-baru ini Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bertemu dengan Presiden Argentina, Mauricio Macri, di Istana Kepresidenan di Buenos Aires.
Dalam kunjungannya, Amran membicarakan peluang dan upaya untuk meningkatkan ekspsor kedua negara secara signifikan pada tahun-tahun mendatang. Kunjungan ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Argentina Mauricio Macri di Istana Bogor, Jawa Barat pada 26 Juni 2019.
"Disisi lain kami juga terus mempermudah proses ekspor dan perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, serta peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian," tukasnya.
"Setiap tahun terus meningkat, ini terlihat dari catatan 2013, dimana 174 ribu ton meningkat menjadi 229 ribu ton pada tahun 2018," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, Jumat (26/7/2019).
Menurut Kariyasa, pangsa ekspor nanas juga lebih besar jika dibandingkan komoditas buah lain, yakni 41,36 persen terhadap total nilai ekspor produk hortikultura yang mencapai 84,48 persen.
Bahkan, data ekspor tahun 2018 menunjukkan ada sebanyak 76 negara yang menjadi tujuan ekspor nenas Indonesia. Salah satunya adalah Hong Kong yang memiliki pangsa 24,4 persen dari total ekspor nenas Indonesia.
"Negara tujuan berikutnya adalah Korea dengan pangsa pasar 15,8 persen, Taiwan 9,25 persen, China 6,85 persen, dan Jepang 4,27 persen. Selain itu, Indonesia juga mengekspor produk nenas ke Argentina namun dengan pangsa yang masih kecil 0,15 persen," katanya.
Meski demikian, kata Kariyasa, pada awal tahun ini, pangsa ekspor produk nenas ke Argentina terus mengalmi peningkatam hingga menjadi 2,0 persen. Secara umum, volume ekspor hortikultura ke Argentina meningkat 7,5 ribu ton dari angka sebelumnya sekitar 5,4 ribu ton.
"Perkembangan ini menunjukkan bahwa ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor produk hortikultura ke Argentina. Tentu peluang ekspor nanas kita juga masih terbuka lebar, mengingat produksi nenas dalam negeri cenderung meningkat," katanya.
Sekedar diketahui, rata-rata produksi nenas Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat 14,58 persen per tahun. Padahal angka sebelumnya hanya 1,40 juta ton. Kemudian pada tahun 2018 angkanya menjadi 1,81 juta ton pertahun.
"Lampung merupakan sentra produksi nenas dengan pangsa 32,8 persen, disusul Jabar 11,4 persen, Sumut 10,9 persen, Jateng dan Jatim dengan pangsa masing-masing sekitar 8 persen," katanya.
Kariyasa menambahkan, saat ini Indonesia juga berpeluang memperluas negara tujuan ekspor produk hortikultura lainnya, seperti manggis, mangga, pisang, dan salak ke Argentina. Apalagi, baru-baru ini Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman bertemu dengan Presiden Argentina, Mauricio Macri, di Istana Kepresidenan di Buenos Aires.
Dalam kunjungannya, Amran membicarakan peluang dan upaya untuk meningkatkan ekspsor kedua negara secara signifikan pada tahun-tahun mendatang. Kunjungan ini juga sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Argentina Mauricio Macri di Istana Bogor, Jawa Barat pada 26 Juni 2019.
"Disisi lain kami juga terus mempermudah proses ekspor dan perbaikan sistem layanan karantina, membangun kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan budaya, serta peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi pertanian," tukasnya.
(atk)