Kementan Lepas Ekspor Bunga Suji Dracaena Menuju Asia dan Eropa
A
A
A
SUKABUMI - Indonesia berhasil mengekspor bunga Suji Dracaena menuju negara Asia dan Eropa, setelah dilepas oleh Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman di kawasan Selabintana, Sukabumi, Jawa Barat. Sementara itu potensi bisnis bunga Suji masih terbuka lebar.
"Sementara ini, kita hanya melepas ke negara Rusia 1,3 ton, dan ke Oman 1,3 ton. Tapi sebelumnya kita juga sudah melepas ke negara Dubai, Qatar, China, Vietnam, Malaysia dan negara-negara lain di Benua Amerika," ujar Liferdi.
Indonesia sendiri merupakan negara agraris penghasil Dracaena berkualitas tinggi karena memiliki ketahanan yang cukup lama dan memiliki bentuk warna unik pada bagian daun dan batang. "Jadi tolong diingat untuk tanaman hias ini bukan hanya dinilai dari volume ekspornya saja, tapi juga dilihat dari estetikanya. Apalagi dracaena kita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki dracaena negara lain," katanya.
Menurut Liferdi, ekspor bunga Suji terus mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan ini terlihat dari data volume tahun 2017 yang mencapai 3,904,010 pieces dan selanjutnya pada tahun 2018, jumlah tersebut kembali naik hingga 20,221,200 pieces.
"Alhamdulillah, ekspor tanaman hias kita meningkat 11 persen. Namun itu semua tidaklah cukup karena sesungguhnya kita masih memiliki potensi yang luar biasa. Di Sukabumi saja mampu menghasilkan 1 kontainer dengan permintaan ekspor rata-rata sebanyak 5 kontainer," katanya.
Karena itu, kata Liferdi, Kementerian Pertanian (Kementan) dibawah arahan Mentan Amran, terus mendorong petani dan pelaku usaha tani untuk meningkatkan produksi. Dorongan itu antara lain dengan memberi pelatihan dan bimbingan teknis.
"Ini yang kita sebut dengan bentangan karpet merah. Artinya kita support siapapun petani yang ingin berusaha dengan pelayanan kilat selama 3 jam. Padahal dulu proses izin seperti itu bisa membutuhkan waktu 3 bulan bahkan tahunan," katanya.
Sementara Ketua Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda, Anas Anis menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah dalam mendampingi petani, eksportir dan para pengusaha bunga di Jawa Barat. Apalagi, bantuan tersebut langsung menyentuh titik teknis dan strategis.
"Alhamdulillah kita diberi kemudian pada proses perizinan. Kemudian kita diberi modal mobil dapotan. Di samping itu ada bimbingan teknis dan pengembangan-pengembangan lain," katanya.
Salah satu petani sekaligus pengrajin bunga Suji Dracaena, Bucek mengaku kewalahan dengan pemesanan ekspor negara-negara di dunia pecinta bunga. Apalagi, bahan baku yang diperoleh masih terbilang minim karena terbatasnya lahan. "Untuk produksi satu kontainer saja kita memerlukan 200.000. bayangkan saja jika permintaanya 5 kontainer," katanya.
Bucek berharap pemerintah terus memperkuat kontribusinya dengan membuka lahan baru di kawasan Jawa Barat, khususnya di Sukabumi. Setidaknya, untuk memenuhi pasar dunia area lahan yang dibutuhkan sekitar 10 hektar untuk dikelola oleh 1 kelompok tani. "Mudah-mudahan pemerintah membuka lahan baru karena untuk memenuhi pasar dunia adalah 10 hektar untuk 1 kelompok tani," sambungnya.
Wilayah Sukabumi merupakan sentra tanaman hias berkualitas tinggi karena kontur tanah pegunungan dan pupuk alami yang mudah didapatkan. Terdapat banyak bunga istimewa yang sukses dibudidaya, dimana beberapa yakni bunga krisan, sedapmalam, daun potong dan dracaena.
Khusus bunga Suji Dracaena, produksi ini merupakan komoditas andalan Sukabumi yang sudah tetbukti mendatangkan devisa. Saat ini, pemerintah juga terus mendorong peningkatan ekspor ke negara lain seperti Belanda, Francis, Itali dan negara lain di benua Amerika.
"Sementara ini, kita hanya melepas ke negara Rusia 1,3 ton, dan ke Oman 1,3 ton. Tapi sebelumnya kita juga sudah melepas ke negara Dubai, Qatar, China, Vietnam, Malaysia dan negara-negara lain di Benua Amerika," ujar Liferdi.
Indonesia sendiri merupakan negara agraris penghasil Dracaena berkualitas tinggi karena memiliki ketahanan yang cukup lama dan memiliki bentuk warna unik pada bagian daun dan batang. "Jadi tolong diingat untuk tanaman hias ini bukan hanya dinilai dari volume ekspornya saja, tapi juga dilihat dari estetikanya. Apalagi dracaena kita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki dracaena negara lain," katanya.
Menurut Liferdi, ekspor bunga Suji terus mengalami peningkatan signifikan. Peningkatan ini terlihat dari data volume tahun 2017 yang mencapai 3,904,010 pieces dan selanjutnya pada tahun 2018, jumlah tersebut kembali naik hingga 20,221,200 pieces.
"Alhamdulillah, ekspor tanaman hias kita meningkat 11 persen. Namun itu semua tidaklah cukup karena sesungguhnya kita masih memiliki potensi yang luar biasa. Di Sukabumi saja mampu menghasilkan 1 kontainer dengan permintaan ekspor rata-rata sebanyak 5 kontainer," katanya.
Karena itu, kata Liferdi, Kementerian Pertanian (Kementan) dibawah arahan Mentan Amran, terus mendorong petani dan pelaku usaha tani untuk meningkatkan produksi. Dorongan itu antara lain dengan memberi pelatihan dan bimbingan teknis.
"Ini yang kita sebut dengan bentangan karpet merah. Artinya kita support siapapun petani yang ingin berusaha dengan pelayanan kilat selama 3 jam. Padahal dulu proses izin seperti itu bisa membutuhkan waktu 3 bulan bahkan tahunan," katanya.
Sementara Ketua Asosiasi Florikultura Poktan Alamanda, Anas Anis menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah dalam mendampingi petani, eksportir dan para pengusaha bunga di Jawa Barat. Apalagi, bantuan tersebut langsung menyentuh titik teknis dan strategis.
"Alhamdulillah kita diberi kemudian pada proses perizinan. Kemudian kita diberi modal mobil dapotan. Di samping itu ada bimbingan teknis dan pengembangan-pengembangan lain," katanya.
Salah satu petani sekaligus pengrajin bunga Suji Dracaena, Bucek mengaku kewalahan dengan pemesanan ekspor negara-negara di dunia pecinta bunga. Apalagi, bahan baku yang diperoleh masih terbilang minim karena terbatasnya lahan. "Untuk produksi satu kontainer saja kita memerlukan 200.000. bayangkan saja jika permintaanya 5 kontainer," katanya.
Bucek berharap pemerintah terus memperkuat kontribusinya dengan membuka lahan baru di kawasan Jawa Barat, khususnya di Sukabumi. Setidaknya, untuk memenuhi pasar dunia area lahan yang dibutuhkan sekitar 10 hektar untuk dikelola oleh 1 kelompok tani. "Mudah-mudahan pemerintah membuka lahan baru karena untuk memenuhi pasar dunia adalah 10 hektar untuk 1 kelompok tani," sambungnya.
Wilayah Sukabumi merupakan sentra tanaman hias berkualitas tinggi karena kontur tanah pegunungan dan pupuk alami yang mudah didapatkan. Terdapat banyak bunga istimewa yang sukses dibudidaya, dimana beberapa yakni bunga krisan, sedapmalam, daun potong dan dracaena.
Khusus bunga Suji Dracaena, produksi ini merupakan komoditas andalan Sukabumi yang sudah tetbukti mendatangkan devisa. Saat ini, pemerintah juga terus mendorong peningkatan ekspor ke negara lain seperti Belanda, Francis, Itali dan negara lain di benua Amerika.
(akr)