Tak hanya Laris di Pasar Lokal, Benih Tanaman Hias pun Laku Diekspor

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 00:01 WIB
loading...
Tak hanya Laris di Pasar...
Tingginya angka ekspor benih tanaman hias menunjukkan bahwa bisnis benih tanaman hias masih sangat terbuka. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA -
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menggaungkan program Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Ekspor untuk semua komoditas pertanian, termasuk tanaman hias. Produksi tanaman hias hingga kuartal II/2020 berdasarkan data BPS mencapai 342.422.645 pcs.

Sementara itu, ekspor volumenya mencapai 4.176.294 kg atau setara dengan USD12.176.244. Besarnya angka ekspor benih tanaman hias menunjukkan bahwa bisnis benih tanaman hias masih sangat terbuka. Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyatakan bahwa jajarannya telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program Gratieks tersebut, yakni melalui GEDOR Horti (Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura).

(Baca Juga: Euforia Tanaman Hias)

“GEDOR Horti berfokus pada upaya peningkatan mutu dan produktivitas produk hortikultura melalui penerapan sistem jaminan mutu yang dibuktikan dengan sertifikasi GAP, GHP termasuk registrasi kebun. Terpenting juga, penerapan teknologi budidaya dan pascapanen panen untuk mengefisienkan biaya operasional usaha tani hortikultura,” ujarnya di Jakarta, Kamis (15/10/2020).

Permintaan pasar akan produk florikultura setiap tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat. Permintaan pasar terhadap komoditas florikultura tidak hanya produknya namun juga benihnya. Seiring dengan berkembangnya usaha budidaya florikultura, permintaan benih florikultura yang bermutu dari varietas unggul juga semakin meningkat.

Salah satu pelaku usaha yang menekuni tanaman hias dan sudah mengekspor benih tanaman hias adalah PT. Kebun Bibit Penuh Bunga. Perusahaan ini berdiri sejak 2011, berlokasi di Dusun Tonggolari, Desa Sidomulyo RT04/RW 09, Sidomulyo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur.

Benih tanaman hias yang diekspor meliputi Kuping Gajah (Anthurium sp), Sirih Gading (Philodendron sp), Talas Talasan (Alocasia spp), Alamanda (Allamanda sp), Little ruby (Alternanthera dentata), Spathiphyllum (Spathiphyllum sp), Amaryllis (Amaryllis sp), Begonia (Begonia sp), Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata), Ekor Tupai (Asparagus Densiflora), Dracaena (Dracaena sp.), Cemara Udang, Beringin (Ficus sp), Pedang-Pedangan (Sanseveria spp) dan Chines Elm (Ulmus sp).

(Infografis: Fenomena Si Janda Bolong, Tanaman Hias dengan Harga Selangit)

Cara perbanyakan benih tanaman hias tersebut sebagian besar dilakukan dengan cara stek dan pemisahan anakan. Perusahaan ini mendapatkan berbagai benih tanaman hias tersebut dari 350 petani mitra yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di antaranya Bogor, Blitar, Malang, Pekanbaru dan Pontianak sedangkan paling banyak adalah dari Bogor.

“Ekspor benih tanaman hias sekarang malah meningkat, sebelum pandemi biasanya sekali kirim hanya sekitar 200-400 pcs benih tanaman hias tapi sekarang sekali kirim bisa 1.500 pcs benih tanaman hias senilai sekitar USD22.000. Negara tujuan ekspornya meliputi Singapura, Amerika, Australia, Polandia dan Jerman,” ujar pemilik PT Kebun Bibit Penuh Bunga, Steve Stanley.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1797 seconds (0.1#10.140)