Peningkatan Kompetensi SDM Indonesia dengan Cloud Computing
A
A
A
Presiden terpilih Joko Widodo, dalam pidato bertajuk Visi Indonesia beberapa waktu lalu, menyampaikan visi lima program yang akan dijalankan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
Selain masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai visi pertamanya, visi yang kedua dari Presiden Jokowi adalah akan memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) karena pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia agar bisa semakin diperhitungkan di masa mendatang. Menurut studi Bank Dunia berjudul “Preparing Information and Communications Technology (ICT) Skills for Digital Economy (March 2018) “, Indonesia akan membutuhkan 9 juta tambahan SDM yang terampil dan semi terampil di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) antara tahun 2015 hingga 2030.
Oleh karena itu, perlu ada upaya khusus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menciptakan talenta yang cakap secara digital dalam persiapan untuk revolusi industri keempat di bidang manufaktur dan industri yang biasa disebut sebagai Industry 4.0. Revolusi industri ini diharapkan akan mempercepat ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Menyadari hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin kerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) RI untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia di bidang TIK, khususnya cloud computing .
Dalam kerja sama tersebut, Kemnaker dan AWS menargetkan bisa melatih ratusan ribu SDM Indonesia dalam berbagai keahlian layanan cloud hingga 2025 mendatang. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menjelaskan pembangunan SDM menjadi prioritas pemerintah mulai 2019. Mulai tahun ini, prioritas pemerintah diarahkan pada pembangunan SDM agar semakin kompeten, kreatif, inovatif, produktif, dan kompetitif. “Untuk itu, tentu saja pemerintah sangat terbuka dan membuka diri serta memberikan insentif bagi dunia usaha untuk bisa bersama-sama dengan pemerintah dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM itu,” katanya dalam acara AWS Cloud Day 2019 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pembangunan SDM di tengah kemajuan teknologi digital saat ini sudah menjadi perhatian utama pemerintah. “Ketika perkembangan teknologi begitu masif, kita tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar,” ucapnya. Hanif menilai pemerintah menyadari tantangan pembangunan SDM di zaman digital saat ini. “Caranya, kita bersama-sama mendorong digital literasi dan ekosistem inovasi agar berbagai bentuk kreativitas memperoleh ruang yang baik,” ucapnya. Tahun ini direncanakan ada 100 instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) yang akan dilatih, kemudian pada 2020 akan ada 300 instruktur sehingga total yang akan dilatih sebanyak 400 instruktur.
“Dengan pelatihan tersebut diharapkan para instruktur BLK akan bisa terus beradaptasi dengan perkembangan dunia digital yang inovatif dan mampu meningkatkan produktivitas,” kata Hanif.
Menaker mengatakan, saat ini perkembangan TIK di Indonesia kian masif, terutama dari segi penggunaannya. Para instruktur BLK wajib memiliki keahlian khusus, termasuk menguasai cloud computing. Country Leader AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan, dengan membantu membuka basis talenta secara masif yang dimiliki negeri ini, AWS bisa membantu mem ba ngun bakat Indonesia.
AWS memiliki komitmen kuat untuk berinvestasi di Indonesia. Selain berkomitmen mem bangun AWS data center di Indo nesia pada 2021, AWS juga berkomitmen mengembangkan SDM Indonesia melalui keahlian dan teknologi yang dimiliki. (Abdul Hakim)
Selain masih akan melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai visi pertamanya, visi yang kedua dari Presiden Jokowi adalah akan memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) karena pembangunan SDM menjadi kunci Indonesia agar bisa semakin diperhitungkan di masa mendatang. Menurut studi Bank Dunia berjudul “Preparing Information and Communications Technology (ICT) Skills for Digital Economy (March 2018) “, Indonesia akan membutuhkan 9 juta tambahan SDM yang terampil dan semi terampil di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) antara tahun 2015 hingga 2030.
Oleh karena itu, perlu ada upaya khusus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menciptakan talenta yang cakap secara digital dalam persiapan untuk revolusi industri keempat di bidang manufaktur dan industri yang biasa disebut sebagai Industry 4.0. Revolusi industri ini diharapkan akan mempercepat ambisi Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada 2030. Menyadari hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menjalin kerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) RI untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia di bidang TIK, khususnya cloud computing .
Dalam kerja sama tersebut, Kemnaker dan AWS menargetkan bisa melatih ratusan ribu SDM Indonesia dalam berbagai keahlian layanan cloud hingga 2025 mendatang. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menjelaskan pembangunan SDM menjadi prioritas pemerintah mulai 2019. Mulai tahun ini, prioritas pemerintah diarahkan pada pembangunan SDM agar semakin kompeten, kreatif, inovatif, produktif, dan kompetitif. “Untuk itu, tentu saja pemerintah sangat terbuka dan membuka diri serta memberikan insentif bagi dunia usaha untuk bisa bersama-sama dengan pemerintah dalam upaya mengakselerasi pengembangan SDM itu,” katanya dalam acara AWS Cloud Day 2019 di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pembangunan SDM di tengah kemajuan teknologi digital saat ini sudah menjadi perhatian utama pemerintah. “Ketika perkembangan teknologi begitu masif, kita tidak ingin Indonesia hanya menjadi pasar,” ucapnya. Hanif menilai pemerintah menyadari tantangan pembangunan SDM di zaman digital saat ini. “Caranya, kita bersama-sama mendorong digital literasi dan ekosistem inovasi agar berbagai bentuk kreativitas memperoleh ruang yang baik,” ucapnya. Tahun ini direncanakan ada 100 instruktur Balai Latihan Kerja (BLK) yang akan dilatih, kemudian pada 2020 akan ada 300 instruktur sehingga total yang akan dilatih sebanyak 400 instruktur.
“Dengan pelatihan tersebut diharapkan para instruktur BLK akan bisa terus beradaptasi dengan perkembangan dunia digital yang inovatif dan mampu meningkatkan produktivitas,” kata Hanif.
Menaker mengatakan, saat ini perkembangan TIK di Indonesia kian masif, terutama dari segi penggunaannya. Para instruktur BLK wajib memiliki keahlian khusus, termasuk menguasai cloud computing. Country Leader AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan, dengan membantu membuka basis talenta secara masif yang dimiliki negeri ini, AWS bisa membantu mem ba ngun bakat Indonesia.
AWS memiliki komitmen kuat untuk berinvestasi di Indonesia. Selain berkomitmen mem bangun AWS data center di Indo nesia pada 2021, AWS juga berkomitmen mengembangkan SDM Indonesia melalui keahlian dan teknologi yang dimiliki. (Abdul Hakim)
(nfl)