Jadi Deputi Gubernur Senior, Destry Beberkan Langkah BI Kedepan
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, memaparkan rencana strategis bank sentral kedepan. Mulai dari fokus pada bauran kebijakan hingga mengembangkan sistem pembayaran.
Pertama, mengoptimalkan bauran kebijakan yang bersifat akomodatif. Bauran kebijakan moneter makroprudensial dan kebijakan lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap dinamika siklus bisnis dan keuangan yang terjadi.
Lalu kedua, stabilitas keuangan. Destry mengatakan, sektor keuangan Indonesia masih dangkal sehingga jika ada gejolak global, Indonesia masih sering terkenda dampaknya.
Ketiga, digital payment. "Ini akan menjadi PR, dimana BI harus bisa menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien. Sehingga bisa melindungi costumer," kata Destry usai pelantikan DGS BI di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Keempat, ekonomi syariah. Sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah.
"Kita memiliki potensi besar di ekonomi dan keuangan syariah. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan produk keuangan syariah yang dikenal nasabah dan produk halal yang bisa kita tingkatkan. Sehingga kontribusi dari keuangan syariah naik," beber Destry. Saat ini, di sektor keuangan, pangsa pasar industri syariah juga masih sangat rendah.
Dan yang kelima adalah sinergi. Sinergi ini, menurut dia, tidak bisa dilakukan sendiri. Koordinasi antara BI, OJK, DPR dan Pemerintah akan terus ditingkatkan.
Pertama, mengoptimalkan bauran kebijakan yang bersifat akomodatif. Bauran kebijakan moneter makroprudensial dan kebijakan lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini dengan memperhatikan dan menyesuaikan terhadap dinamika siklus bisnis dan keuangan yang terjadi.
Lalu kedua, stabilitas keuangan. Destry mengatakan, sektor keuangan Indonesia masih dangkal sehingga jika ada gejolak global, Indonesia masih sering terkenda dampaknya.
Ketiga, digital payment. "Ini akan menjadi PR, dimana BI harus bisa menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien. Sehingga bisa melindungi costumer," kata Destry usai pelantikan DGS BI di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Keempat, ekonomi syariah. Sebagai negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia belum dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah.
"Kita memiliki potensi besar di ekonomi dan keuangan syariah. Tantangannya adalah bagaimana menciptakan produk keuangan syariah yang dikenal nasabah dan produk halal yang bisa kita tingkatkan. Sehingga kontribusi dari keuangan syariah naik," beber Destry. Saat ini, di sektor keuangan, pangsa pasar industri syariah juga masih sangat rendah.
Dan yang kelima adalah sinergi. Sinergi ini, menurut dia, tidak bisa dilakukan sendiri. Koordinasi antara BI, OJK, DPR dan Pemerintah akan terus ditingkatkan.
(ven)