Garap Kereta Cepat, WIKA Kucurkan Dana Rp21 Triliun

Kamis, 08 Agustus 2019 - 08:56 WIB
Garap Kereta Cepat, WIKA Kucurkan Dana Rp21 Triliun
Garap Kereta Cepat, WIKA Kucurkan Dana Rp21 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) hingga saat ini sudah menggelontorkan dana senilai Rp21 triliun untuk pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Progres konstruksi saat ini sudah mencapai 27,2%. Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, estimasi biaya itu berasal dari total investasi yang mencapai Rp80 triliun dibagi progres konstruksi.

“Untuk mencapai 27% itu berapa besarannya yang dipakai, uang dipakai, 27% kalikan Rp80 triliun, nanti dihitung sendiri. Itu adalah penyerapan (sampai saat ini),” ujar Tumi yana saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.

Tumiyana menargetkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga akhir tahun 2019 progresnya bisa mencapai 51%. Adapun estimasi biaya yang sudah dikeluarkan perseroan mencapai Rp40 triliun hingga akhir 2019.

Pihaknya menargetkan kereta cepat beroperasi pertengahan 2021. “Sehingga kuartal II/2021 sudah mulai trial operasi selama tiga sampai dengan empat bulan, setelah itu akan di-operate secara penuh sampai dengan 2021. Target sampai akhir tahun 2019 itu antara 49 sampai dengan 51%,” katanya.

Tumiyana mengatakan, pembangunan fisik terus dilakukan pihaknya. Sambil membangun, pihaknya juga sedang menyelesaikan masalah pembebasan lahan yang saat ini tersisa 2% lagi. Dia optimistis secara keseluruhan pembangunan bisa rampung tepat waktu.

“Progres kereta cepat sampai posisi sekarang sudah 27,2% secara keseluruhan. Sisa pembebasan tanah tinggal 2,7%,” katanya. Menurut Tumiyana, masalah lahan sudah tidak ada kendala karena diselesaikan seiring pembangunan yang dilakukan.

Terlebih track utamanya semua sudah dibebaskan bahkan di lapangan semua sudah bergerak mulai dari km 0 sampai dengan km 142. “Itu tidak harus selesai di depan karena terdiri fasilitas sosial dan fasilitas umum dari area yang kena lintasan yang harus dipindahkan,” katanya.

Tumiyana mengungkapkan, selain mengerjakan proyek-proyek di dalam negeri, perseroan juga aktif berekspansi keluar negeri. Salah satunya di negara-negara Afrika. Menurut dia, beberapa kontrak akan ditandatangani dalam forum Indonesia-Afrika Infrastruktur di Bali yang akan digelar pada 20-21 Agustus 2019.

Meski begitu, dirinya belum bisa menyebutkan proyek apa dan negara mana yang akan diteken dalam kontrak tersebut. “Iya, ada beberapa yang akan ditandatangani (kontrak proyek dengan negara Afrika),” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan, negara Afrika yang berminat meminang perusahaannya sebagai kontraktor, yakni Zanzibar, Madagaskar, Pantai Gading, Senegal, hingga Rwanda.

Namun, perseroan akan memilah mana saja proyek di negara tersebut yang menguntungkan. “Banyak tawaran pekerjaan di Afrika mulai dari Zanzibar, Madagaskar, Pantai Gading, Senegal, hingga Rwanda,” ujarnya. Meski demikian, pihaknya akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil tawaran proyek itu.

Sebagai salah satu contohnya, seperti negara itu memiliki dana yang cukup untuk membayar hingga potensi profit menggiurkan. “Ya, memilih tawaran ini sama seperti kalau (perempuan) di dekati cowok, boleh pilih. Yang ganteng, kemudian yang kaya,” katanya.

Menurut Mahendra, seleksi itu dilakukan lantaran risiko mengerjakan proyek di luar negeri begitu tinggi. Selain itu, faktor keamanan negara setempat juga perlu diperhatikan. “Yang disasar itu infrastruktur pelabuhan, ada apartemen. Nanti (di Bali) akan membuat agreement. Potensi di Afrika itu nilainya besar,” katanya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6095 seconds (0.1#10.140)