TIFF 2019 Diwarnai Pemecahan Rekor MURI Tari Ma’zani

Jum'at, 09 Agustus 2019 - 12:56 WIB
TIFF 2019 Diwarnai Pemecahan...
TIFF 2019 Diwarnai Pemecahan Rekor MURI Tari Ma’zani
A A A
TOMOHON - Pelaksanaan Tomohon International Flower Festival 2019 sungguh menawan. Semakin menegaskan Tomohon sebagai Kota Bunga. Pelaksanaan TIFF 2019 juga diwarnai dengan pemecahan rekor versi MURI. Tepatnya untuk penari Ma’zani terbanyak.

Pemecahan rekor MURI Penari Ma’zani Terbanyak dilakukan setelah Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka secara resmi Tomohon International Flower Festival 2019, Kamis (8/8/2019). Lokasinya di Jalan Walian, Tomohon.

Peserta penari Ma’zani yang memecahkan rekor sebanyak 1.530 orang. Mereka adalah guru-guru yang berasal dari Tomohon.

Buat Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, pemecahan rekor ini menjadi pembeda pelaksanaan TIFF 2019.

“Pemecahan rekor ini menjadi pembeda. Apalagi tetap mengangkat budaya, yaitu rekor penari Ma’zani terbanyak. Ini mempertegas kepedulian TIFF terhadap budaya lokal. Tidak hanya diangkat, tetapi juga dilestarikan,” kata Rizki, didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh Ricky Fauziyani.

Dahulu, Tari Ma’zani biasa dibawakan orang-orang tua. Tari Ma’zani terdiri dari empat babak. Babak pertama bercerita tentang pengucapan rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan agar hidup senantiasa diberkati-Nya. Sedangkan Babak kedua menceritakan semangat kerja di kebun, asal-usul Lahendong, dan legenda Danau Linow.

Babak ketiga menggambarkan suasana keceriaan memanen dan berpesta karena telah memiliki rumah baru atau kesejahteraan yang didapat dari hasil panen. Babak terakhir memiliki makna yang mendalam, yaitu mengajak seluruh masyarakat agar saling mengasihi dan menyayangi.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty, mengatakan jika Tari Ma’zani sebenar bukan hanya ditujukan untuk orang tua.

“Permasalahannya, regenerasi Tari Ma’zani cukup lambat. Sehingga lebih banyak orang tua yang memainkannya. Lewat TIFF, generasi muda diingatkan lagi mengenai tarian ini. Bahkan, diabadikan melalui rekor MURI,” ujar Esthy.

Ia berharap lewat cara ini Tari Ma’zani bisa semakin diterima generasi muda. Karena, generasi muda inilah yang akan melestarikannya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, budaya daerah harus dijaga. Dan terus dilestarikan.

“Budaya itu semakin dilestarikan, semakin mempunyai nilai. Semakin berharga. Oleh karena itu, pemecahan rekor MURI ini sangat bagus. Karena semakin banyak orang yang mengenal Tari Ma’zani. Dan ini akan membuatnya terus terjaga,” kata Menteri lulusan Telematika di University of Surrey itu.
(atk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8646 seconds (0.1#10.140)