B20 Sukses, Pertamina dan Perusahaan Sawit Investasi Besar-besaran B100
A
A
A
JAKARTA - Mandatori pelaksanaan penggunaan biodiesel atau B20 dinilai sukses, pemerintah pun menargetkan akan beralih ke B50 atau mencampur 50% minyak sawit ke dalam bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun 2020. Selain itu Pertamina dan perusahaan kelapa sawit berkomitmen untuk mengembangkan B100.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perusahaan kelapa sawit dan Pertamina akan melakukan investasi besar-besaran dalam tiga nama yakni green diesel, D100 atau B100.
“Investasi awal akan dimulai pada awal tahun 2020. Sehingga direncanakan dalam 3 tahun, mencapai produksi 5 juta kilo liter D100 atau green diesel. Pokoknya di kalangan namanya tiga itu. Pada tahun ketujuh akan produksi sekurang kurangnya 10 juta kilo liter,” katanya di Kantor Presiden, Senin (12/8/2019).
Bahkan menurut Darmin jumlah tersebut belum mencakup semua perusahaan besar kelapa sawit. Menurutnya masih ada 30 sampai 40% dari perusahaan yang sudah berkomitmen. Ditambahkan olehnya bahwa teknologi yang digunakan untuk mengembangkan B100, inputnya juga berbentuk avtur pesawat.
“Tadi juga Pertamina melaporkan, sebenarnya kita tidak ada impor avtur lagi sejak Mei 2019. Itu sudah dibuat Pertamina dari processing dari crude oil sampai hasilkan beberapa BBM, sampai dengan avtur. Jadi secara perlahan dan bertahap, kita sebenarnya jelas bisa melepaskan diri dari berbagai tekanan di dunia ini,” ungkapnya.
Lalu berkaitan dengan pelaksanaan B30, Darmin mengungkapkan bahwa kajian akan dituntaskan pada pertengahan September mendatang. Dia memastikan pada awal tahun depan B30 sudah berjalan.
“Dan pengujian yang dilakukan Kementerian ESDM untuk pemakaian B30 akan tuntas barangkali Pertengahan September. Dan dari pengujian sampai sekarang tidak ada masalah serius. Cukup jelas bahwa nanti per awal januari B30 akan berjalan,” ungkapnya.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perusahaan kelapa sawit dan Pertamina akan melakukan investasi besar-besaran dalam tiga nama yakni green diesel, D100 atau B100.
“Investasi awal akan dimulai pada awal tahun 2020. Sehingga direncanakan dalam 3 tahun, mencapai produksi 5 juta kilo liter D100 atau green diesel. Pokoknya di kalangan namanya tiga itu. Pada tahun ketujuh akan produksi sekurang kurangnya 10 juta kilo liter,” katanya di Kantor Presiden, Senin (12/8/2019).
Bahkan menurut Darmin jumlah tersebut belum mencakup semua perusahaan besar kelapa sawit. Menurutnya masih ada 30 sampai 40% dari perusahaan yang sudah berkomitmen. Ditambahkan olehnya bahwa teknologi yang digunakan untuk mengembangkan B100, inputnya juga berbentuk avtur pesawat.
“Tadi juga Pertamina melaporkan, sebenarnya kita tidak ada impor avtur lagi sejak Mei 2019. Itu sudah dibuat Pertamina dari processing dari crude oil sampai hasilkan beberapa BBM, sampai dengan avtur. Jadi secara perlahan dan bertahap, kita sebenarnya jelas bisa melepaskan diri dari berbagai tekanan di dunia ini,” ungkapnya.
Lalu berkaitan dengan pelaksanaan B30, Darmin mengungkapkan bahwa kajian akan dituntaskan pada pertengahan September mendatang. Dia memastikan pada awal tahun depan B30 sudah berjalan.
“Dan pengujian yang dilakukan Kementerian ESDM untuk pemakaian B30 akan tuntas barangkali Pertengahan September. Dan dari pengujian sampai sekarang tidak ada masalah serius. Cukup jelas bahwa nanti per awal januari B30 akan berjalan,” ungkapnya.
(akr)