B20 Bikin Impor Solar Sudah Turun Rata-rata 45% Per Bulan
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan mandatory Biodiesel 20 (B20) sejak setahun terakhir telah memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Sejauh ini realisasi B20 sudah mencapai 97,5% dari rencana yang pernah dgariskan setahun yang lalu.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan, salah satu implikasinya tentu saja impor solar itu sudah turun. “Memang jelas turun impor 2019 dibanding 2018. Rata-rata impor solar bulanan tahun 2019 adalah turun 45% dibanding rata rata impor solar bulanan tahun 2018,” tuturnya.
Hal ini menurutnya, tentu saja harus turun karena sekarang sebagian diganti dengan fame (fatty acid methyl esters) atau CPO (crude palm oil). Lebih lanjut terang dia, penyaluran fame atau CPO untuk B20 dari Januari hingga Juli mencapai 3,49 juta kilo liter.
Dimana pada akhir tahun ini penyaluran diperkirakan mencapai 6,19 juta kilo liter. “Jadi benar-benar yang sudah tercapai sudah sedikit di atas 50% dari target selama setahun,” ujarnya.
Dia menyebut dengan jumlah tersebut, maka akan ada penghematan sebesar USD 1,7 miliar. “Dengan realisasi seperti sekarang, kita akan menghasilkan menggunakan fame kira-kira 6.197.000 kilo liter setahun. Dan itu penghematan devisa USD1,7 miliar,” ucapnya.
Sementara realisasi bulanan dari Januari sampai Juli 2019 sebesar 97,5%. Dimana 2% di antaranya karena ada tiga pihak yang diberikan kelonggaran dalam penggunaan B20. Salah satunya PLN karena menggunakan gas aeroderivatif dan yang gunakan batubara.
“Kedua, yang diberi kelonggaran sampai akhir tahun adalah TNI. Kenapa, ya karena kita ingin kepastian itu tidak menganggu operasi TNI. Ketiga adalah Freeport. Kenapa, karena dia itu pabriknya ada pada ketingginya, saya lupa tapi temperatur hanya 15 derajat kalau B20 masuk ke ketinggian itu dia bisa beku,” jelasnya.
Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengungkapkan, siap menjalankan arahan presiden untuk pelaksanaan B30 awal tahun depan. Menurutnya hal ini akan menjaga kestabilan harga sawit.
“Harus bisa. Ini harus bisa, tadi pak presiden sudah bilang kalau untuk industri sawit kalau engga jalan harganya jatuh banget. Supply and demand, gitu saja,” tuturnya.
Sejauh ini dia mengatakan, penyerapan terhadap CPO sejauh ini masih on the track. “Masih on track, tadi kan laporannya 6,2 juta tahun ini, sampai Juni-Juli masih on track,” pungkasnya.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengemukakan, salah satu implikasinya tentu saja impor solar itu sudah turun. “Memang jelas turun impor 2019 dibanding 2018. Rata-rata impor solar bulanan tahun 2019 adalah turun 45% dibanding rata rata impor solar bulanan tahun 2018,” tuturnya.
Hal ini menurutnya, tentu saja harus turun karena sekarang sebagian diganti dengan fame (fatty acid methyl esters) atau CPO (crude palm oil). Lebih lanjut terang dia, penyaluran fame atau CPO untuk B20 dari Januari hingga Juli mencapai 3,49 juta kilo liter.
Dimana pada akhir tahun ini penyaluran diperkirakan mencapai 6,19 juta kilo liter. “Jadi benar-benar yang sudah tercapai sudah sedikit di atas 50% dari target selama setahun,” ujarnya.
Dia menyebut dengan jumlah tersebut, maka akan ada penghematan sebesar USD 1,7 miliar. “Dengan realisasi seperti sekarang, kita akan menghasilkan menggunakan fame kira-kira 6.197.000 kilo liter setahun. Dan itu penghematan devisa USD1,7 miliar,” ucapnya.
Sementara realisasi bulanan dari Januari sampai Juli 2019 sebesar 97,5%. Dimana 2% di antaranya karena ada tiga pihak yang diberikan kelonggaran dalam penggunaan B20. Salah satunya PLN karena menggunakan gas aeroderivatif dan yang gunakan batubara.
“Kedua, yang diberi kelonggaran sampai akhir tahun adalah TNI. Kenapa, ya karena kita ingin kepastian itu tidak menganggu operasi TNI. Ketiga adalah Freeport. Kenapa, karena dia itu pabriknya ada pada ketingginya, saya lupa tapi temperatur hanya 15 derajat kalau B20 masuk ke ketinggian itu dia bisa beku,” jelasnya.
Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Dono Boestami mengungkapkan, siap menjalankan arahan presiden untuk pelaksanaan B30 awal tahun depan. Menurutnya hal ini akan menjaga kestabilan harga sawit.
“Harus bisa. Ini harus bisa, tadi pak presiden sudah bilang kalau untuk industri sawit kalau engga jalan harganya jatuh banget. Supply and demand, gitu saja,” tuturnya.
Sejauh ini dia mengatakan, penyerapan terhadap CPO sejauh ini masih on the track. “Masih on track, tadi kan laporannya 6,2 juta tahun ini, sampai Juni-Juli masih on track,” pungkasnya.
(akr)