FIP Gandeng 12 Perusahaan Dorong Industri Perikanan Berkelanjutan

Rabu, 14 Agustus 2019 - 14:58 WIB
FIP Gandeng 12 Perusahaan...
FIP Gandeng 12 Perusahaan Dorong Industri Perikanan Berkelanjutan
A A A
JAKARTA - Dalam usaha menyelamatkan perikanan laut-dalam kakap dan kerapu Indonesia, koalisi yang terdiri dari perusahaan domestik dan internasional bergabung dengan The Nature Conservancy (TNC). Upaya ini diharapkan mampu menjaga kelangsungan industri yang menampung lebih dari 100.000 tenaga kerja dan menghidupi jutaan orang di seluruh dunia tersebut.

Menguatkan komitmen industri perikanan berkelanjutan di Indonesia, TNC hari ini menghelat pertemuan para mitra Fish Improvement Program(FIP) untuk berkonsultasi dan meresmikan FIP di Jakarta. Sebanyak 12 perusahaan menyetujui FIP yakni Anova Food, LLC
PT Bahari Biru Nusantara, CV Bali Sustainable Seafood, Beaver Street Fisheries, Inc., PT Graha Insan Sejahtera, PT Kharisma Bintang Terang, PT Kelola Laut Nusantara, LP Foods Pte Ltd., PT Sukses Hasil Alam Nusaindo, Netuno USA Inc., Norpac Fisheries Export LLC, dan PT Solusi Laut Lestari.

Dalam peluncuran ini, para mitra mendiskusikan komitmen mereka untuk tidak hanya menghindari pembelian ikan yang belum dewasa, tetapi juga membahas rencana jangka panjang untuk mengawasi hasil tangkapan dan membuat sistem kepatuhan yang kredibel.

Hal ini diperlukan untuk memenuhi persyaratan standar perikanan berkelanjutan, seperti sertifikasi Marine Stewardship Council(MSC). Inisiatif FIP ini juga dibiayai oleh berbagai institusi seperti USAID/Indonesia, Walton Family Foundation, dan Packard Foundation demi menciptakan industri perikanan yang berkelanjutan.

"Indonesia adalah salah satu produsen kakap dan kerapu terbesar di dunia dengan produksi tahunan 85.000 ton yang menyuplai pasar di seluruh dunia, termasuk pasar Amerika Serikat selaku importir produk perikanan Indonesia nomor 1," ujar Environment Office Director USAID Indonesia Matthew A. Burton di Jakarta, Rabu(14/8/2019).

Namun, perikanan di Indonesia terancam dengan kurangnya transparansi dan tekanan oleh permintaan pasar terhadap ikan utuh dan filet berukuran panci yang memicu nelayan untuk menangkap ikan berukuran kecil yang belum mencapai usia produktif.

"Kajian pemerintah menunjukkan perikanan Indonesia yang kaya ini, dengan 100 spesies kakap, kerapu, dan ikan lencam (emperor), dalam kondisi terancam. Jumlah untuk beberapa jenis ikan yang ditangkap telah berkurang hingga hanya terdapat kurang dari 20% dari jumlah populasi yang seharusnya," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan M Zulficar Mochtar.

Zulficar berujar bahwa dengan tidak menangkap ikan yang belum dewasa dan mengubah sistem insentif nelayan, industri ini dapat mencapai populasi kakap dan kerapu yang lebih ideal untuk Indonesia, mulai dari proses penangkapan hingga ke tahap konsumsi.

"Berkembangnya kemitraan ini merupakan langkah penting untuk mencapai perikanan berkelanjutan di Indonesia dan kami berharap akan lebih banyak perusahaan untuk bergabung dalam program ini demi menjamin masa depan industri perikanan kakap dan kerapu," tambah Executive Director TNC Rizal Algamar.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7687 seconds (0.1#10.140)