Rupiah Perkasa 55 Poin Menjelang RDG Bank Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kekhawatiran perlambatan ekonomi global telah membuat mata uang safe haven tertekan. Hal ini membuat rupiah dibuka menguat pada perdagangan Senin (19/8/2019).
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs rupiah ke level Rp14.203 per USD, menguat 55 poin dibandingkan level Rp14.258 per USD pada Jumat pekan sebelumnya.
Data Bloomberg mencatat rupiah perkasa 35 poin atau 0,25% ke level Rp14.205 per USD, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp14.240 per USD. Penguatan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang terkuat di perdagangan Asia pada Senin ini.
Data Yahoo Finance pada Senin ini mencatat rupiah di level Rp14.201 per USD, terapresiasi 29 poin dibandingkan penutupan Jumat lalu di Rp14.230 per USD.
Rupiah menguat mendapat stimulus jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan ini, yang akan memutuskan tingkat suku bunga acuan.
Sementara itu, melansir dari Reuters, Senin (19/8/2019), mata uang safe haven seperti franc Swiss, dolar Amerika Serikat (USD) dan yen Jepang, tertekan karena pasar berharap pembuat kebijakan melakukan stimulus baru untuk meredakan kekhawatiran akibat perlambatan ekonomi global.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global meluas imbas masih berkutatnya perang dagang AS dan China. Kemarin, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan soal Huawei bahwa AS tidak mau berhubungan bisnis dengan Huawei karena masalah keamanan dan masih akan mempertimbangkan apakah akan memperpanjang ijin sementara atau tidak.
"Huawai adalah ujian besar untuk melihat apakah suasana perang dagang ini akan terus berlanjut di pasar mata uang," kata Takuya Kanda, general manager di Gaitame.com Research Institute.
Ketidakpastian ekonomi ini, membuat investor berharap bank sentral AS, China dan Eropa melakukan stimulus baru. Adapun indeks USD terhadap enam mata uang utama berada di level 98,192, berbanding level 98,339 pada Jumat pekan lalu.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs rupiah ke level Rp14.203 per USD, menguat 55 poin dibandingkan level Rp14.258 per USD pada Jumat pekan sebelumnya.
Data Bloomberg mencatat rupiah perkasa 35 poin atau 0,25% ke level Rp14.205 per USD, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu di Rp14.240 per USD. Penguatan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang terkuat di perdagangan Asia pada Senin ini.
Data Yahoo Finance pada Senin ini mencatat rupiah di level Rp14.201 per USD, terapresiasi 29 poin dibandingkan penutupan Jumat lalu di Rp14.230 per USD.
Rupiah menguat mendapat stimulus jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan ini, yang akan memutuskan tingkat suku bunga acuan.
Sementara itu, melansir dari Reuters, Senin (19/8/2019), mata uang safe haven seperti franc Swiss, dolar Amerika Serikat (USD) dan yen Jepang, tertekan karena pasar berharap pembuat kebijakan melakukan stimulus baru untuk meredakan kekhawatiran akibat perlambatan ekonomi global.
Kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global meluas imbas masih berkutatnya perang dagang AS dan China. Kemarin, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan soal Huawei bahwa AS tidak mau berhubungan bisnis dengan Huawei karena masalah keamanan dan masih akan mempertimbangkan apakah akan memperpanjang ijin sementara atau tidak.
"Huawai adalah ujian besar untuk melihat apakah suasana perang dagang ini akan terus berlanjut di pasar mata uang," kata Takuya Kanda, general manager di Gaitame.com Research Institute.
Ketidakpastian ekonomi ini, membuat investor berharap bank sentral AS, China dan Eropa melakukan stimulus baru. Adapun indeks USD terhadap enam mata uang utama berada di level 98,192, berbanding level 98,339 pada Jumat pekan lalu.
(ven)