Perry Warjiyo Beri Sinyal Ruang BI Turunkan Suku Bunga Acuan Masih Terbuka
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku, ruang bagi Bank Sentral untuk penurunan lanjutkan suku bunga acuan alias BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) ke depannya masih terbuka. Artinya tren suku bunga rendah masih bakal terus terjadi seiring dengan upaya memberikan stimulus bagi perekonomian nasional.
Lebih lanjut Perry menjelaskan, peluang penurunan itu melalui kebijakan moneter yang akomodatif, dimana salah satunya lewat suku bunga acuan. "Ke depan BI memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif. Akomodatif itu lewat pengenduran likuiditas dan penurunan suku bunga," ujar Perry di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
(Baca Juga: Alasan BI Turunkan Suku Bunga Acuan Dua Kali Sepanjang 2019Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal. Ditambah serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.
Sambung dia menekankan, peluang penurunan suku bunga acuan terbuka didorong rendahnya tingkat inflasi dan keinginan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kata dia, BI ke depan akan terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan domestik dalam RDG bulan-bulan selanjutnya. "Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik," paparnya.
Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang sehingga memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian, termasuk pembiayaan ramah lingkungan.
Lebih lanjut Perry menjelaskan, peluang penurunan itu melalui kebijakan moneter yang akomodatif, dimana salah satunya lewat suku bunga acuan. "Ke depan BI memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif. Akomodatif itu lewat pengenduran likuiditas dan penurunan suku bunga," ujar Perry di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
(Baca Juga: Alasan BI Turunkan Suku Bunga Acuan Dua Kali Sepanjang 2019Kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetap menariknya imbal hasil investasi aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal. Ditambah serta sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan dari dampak perlambatan ekonomi global.
Sambung dia menekankan, peluang penurunan suku bunga acuan terbuka didorong rendahnya tingkat inflasi dan keinginan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kata dia, BI ke depan akan terus memperhatikan perkembangan ekonomi global dan domestik dalam RDG bulan-bulan selanjutnya. "Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah dan otoritas terkait terus diperkuat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik," paparnya.
Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang sehingga memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian, termasuk pembiayaan ramah lingkungan.
(akr)