Tren Suku Bunga Turun, OJK Minta Investor Saham Lebih Agresif
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memacu investor pasar saham untuk lebih agresif memanfaatkan tren penurunan suku bunga saat Bank Indonesia baru saja memangkas BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) dari sebelumnya 5,75% menjadi 5,5%. Tren suku bunga lebih rendah dinilai jadi saat yang tepat bagi calon debitur dalam mencari pembiayaan yang lebih murah di pasar modal.
Hal ini terang Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, ketika lembaga perbankan mulai lebih prudent menyalurkan kredit kepada nasabah. "Ini momentum yang bagus untuk masyarakat bergerak secara lebih agresif untuk memanfaatkan kesempatan ini," ujar Wimboh di Senayan JCC, Jakarta, Jumat (23/8/2019)
Menurutnya pola penurunan suku bunga secara global juga sudah dimanfaatkan investor asing untuk masuk ke pasar emerging market. "Jadi, ini momentum yang bagus. Karena kami melihat net buy asing (year-to-date) menunjukkan bahwa momentum ini tidak dapat kita (investor lokal) sia-siakan," tuturnya.
Sehingga kata Wimboh, hal tersebut bisa memperkuat pasar keuangan di dalam negeri dan berdampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri. "Kami akan terus mendorong perekonomian kita. Sekarang pemerintah sudah mulai lebih mengembangkan dan menginovasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih bagus dan menambah lapangan pekerjaan," ucapnya.
Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah menurunkan pengenaan pajak reksa dana menjadi 15% dari sebelumnya mencapai 20%. "Ini masih akan kami ikuti lompatan-lompatan lainnya melalui kebijakan OJK dan kementerian lain, serta mendorong (pertambahan jumlah) emiten baru, mulai dari yang besar hingga kecil," jelas Darmin.
Hal ini terang Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, ketika lembaga perbankan mulai lebih prudent menyalurkan kredit kepada nasabah. "Ini momentum yang bagus untuk masyarakat bergerak secara lebih agresif untuk memanfaatkan kesempatan ini," ujar Wimboh di Senayan JCC, Jakarta, Jumat (23/8/2019)
Menurutnya pola penurunan suku bunga secara global juga sudah dimanfaatkan investor asing untuk masuk ke pasar emerging market. "Jadi, ini momentum yang bagus. Karena kami melihat net buy asing (year-to-date) menunjukkan bahwa momentum ini tidak dapat kita (investor lokal) sia-siakan," tuturnya.
Sehingga kata Wimboh, hal tersebut bisa memperkuat pasar keuangan di dalam negeri dan berdampak positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri. "Kami akan terus mendorong perekonomian kita. Sekarang pemerintah sudah mulai lebih mengembangkan dan menginovasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih bagus dan menambah lapangan pekerjaan," ucapnya.
Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah menurunkan pengenaan pajak reksa dana menjadi 15% dari sebelumnya mencapai 20%. "Ini masih akan kami ikuti lompatan-lompatan lainnya melalui kebijakan OJK dan kementerian lain, serta mendorong (pertambahan jumlah) emiten baru, mulai dari yang besar hingga kecil," jelas Darmin.
(akr)