Pendapatan dari Big Data Akan Tembus USD260 Miliar di 2022
A
A
A
JAKARTA - Laporan terbaru International Data Corporation (IDC) menyebutkan, pendapatan yang akan diperoleh perusahaan di seluruh dunia dari big data dan analitiknya diproyeksi akan mencapai angka USD260 miliar pada tahun 2022. Dalam dunia bisnis, big data banyak digunakan untuk membantu mereka merumuskan strategi yang tepat untuk menembus pasar.
Industri yang melakukan investasi terbesar adalah sektor finansial, manufaktur, pendidikan, ritel e-commerce dan pemerintahan. Gabungan industri ini akan menyumbang hampir USD81 miliar dari pendapatan analitik data di seluruh dunia tahun ini. Mereka juga akan menjadi industri dengan peluang analitik data terbesar pada 2022 ketika total investasinya diperkirakan menjadi USD129 miliar.
Dengan potensi tersebut, ekonomi digital Indonesia diproyeksi menyumbang USD155 miliar atau 9,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025.
"Indonesia merupakan pasar yang penting. Karena itu kami menyediakan solusi TI yang dapat memenuhi kompleksitas dan kemampuan memodernisasi lingkungan TI masa depan perusahaan," kata Presiden Direktur Acer Indonesia Herbet Ang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/8/2019).
Indonesia, kata dia, menjadi negara ketiga di Asia Tenggara, sesudah Malaysia dan Filipina, yang memperkenalkan solusi teknologi Altos. Dengan target pelanggan enterprise di sektor retail, finansial dan pendidikan, perusahaan skala menengah (small medium business), dan pemerintahan.
"Lewat solusi dan teknologi tersebut, Acer berharap perusahaan dapat menjadi pendorong adopsi TI modern dalam memberikan fondasi terpercaya bagi pelaku bisnis untuk melakukan pemrosesan data lebih mutakhir," paparnya.
Industri yang melakukan investasi terbesar adalah sektor finansial, manufaktur, pendidikan, ritel e-commerce dan pemerintahan. Gabungan industri ini akan menyumbang hampir USD81 miliar dari pendapatan analitik data di seluruh dunia tahun ini. Mereka juga akan menjadi industri dengan peluang analitik data terbesar pada 2022 ketika total investasinya diperkirakan menjadi USD129 miliar.
Dengan potensi tersebut, ekonomi digital Indonesia diproyeksi menyumbang USD155 miliar atau 9,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025.
"Indonesia merupakan pasar yang penting. Karena itu kami menyediakan solusi TI yang dapat memenuhi kompleksitas dan kemampuan memodernisasi lingkungan TI masa depan perusahaan," kata Presiden Direktur Acer Indonesia Herbet Ang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (24/8/2019).
Indonesia, kata dia, menjadi negara ketiga di Asia Tenggara, sesudah Malaysia dan Filipina, yang memperkenalkan solusi teknologi Altos. Dengan target pelanggan enterprise di sektor retail, finansial dan pendidikan, perusahaan skala menengah (small medium business), dan pemerintahan.
"Lewat solusi dan teknologi tersebut, Acer berharap perusahaan dapat menjadi pendorong adopsi TI modern dalam memberikan fondasi terpercaya bagi pelaku bisnis untuk melakukan pemrosesan data lebih mutakhir," paparnya.
(fjo)